Diberdayakan oleh Blogger.
 
Senin, 28 Desember 2009

Press Release: Rumah Zakat Peduli Guru Indonesia

0 komentar
BANDUNG. Guru memegang peran yang amat penting dalam proses pembentukan SDM unggul dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran Guru juga memberi ilmu dan ketrampilan serta teladan kepada para murid, sehingga yang bersangkutan mengetahui dan mampu mengerjakan tujuan ilmu itu.

Oleh karena itulah, sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, Rumah Zakat Indonesia (RZI) bersama Life Consultant Mario Teguh akan mengadakan Seminar Nasional Guru Super Indonesia (GSI) di Sasana Budaya Ganesha Kota Bandung. Acara ini ditargetkan melibatkan 3000 guru, akademisi dan masyarakat yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya.

Program Guru Super adalah program pengembangan pribadi para guru di Indonesia, agar mereka menjadi pelurus logika, pemulia hati, dan penata tindakan dari murid yang berada dalam kepemimpinan pengajaran mereka.

GSI akan diadakan hari Senin, 28 Desember 2009, bertepatan dengan libur semester. Acara ini bertujuan untuk membantu para guru dalam menumbuhkembangkan motivasi dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik pada saat masuk sekolah di semester yang baru. Kemudian acara ini juga bertujuan untuk membantu mengembangkan potensi guru dalam mendidik siswa dengan tepat.

Selain itu, GSI memiliki misi agar para guru di Indonesia dapat membangun kualitas dan kemampuan dalam diri mereka untuk menjadi pemimpin proses belajar mengajar yang menggembirakan, mencerahkan, cerdas dan menyemangati sehingga tercapailah hasil terbaik.

Guru Super Indonesia juga dimeriahkan dengan tim angklung Pusat Pengembangan Potensi Anak (P3A) dan tim Perkusi SD Juara Bandung.***
Read more...
Senin, 21 Desember 2009

Press Release: 1431 ANAK ASUH RZI, RAYAKAN GEBYAR MUHARRAM BERSAMA MUSEUM PRANGKO TMII

0 komentar
JAKARTA (23/12). Muharam adalah bulan awal di tahun baru Islam, dalam bulan tersebut juga banyak kejadian penting, misalnya tanggal 10 Muharam di tetapkan sebagai hari memuliakan anak yatim.

Karena itu dalam rangka menyambut tahun baru Islam, Rumah Zakat Indonesia bekerjasama dengan Museum Prangko Taman Mini Indonesia Indah akan menyelenggarakan GEBYAR MUHARAM 1431 H yang bertujuan untuk membahagiakan hati dan sebagai kado spesial bagi anak asuh. Dengan mengusung tema “Bahagiakan Hati Anak Yatim dan Tidak Mampu” acara ini akan diikuti sekitar 1.431 anak asuh dari Jakarta Timur, Jakarta Barat, Depok dan Bekasi. Gebyar Muharam merupakan ajang untuk mengetahui potensi dan kreatifitas anak asuh dan silaturahmi para donatur Rumah Zakat dengan para anak asuhnya.

Acara Gebyar Muharam akan diselenggarakan di Museum Prangko, Taman Mini Indonesia Indah dan dibuka oleh Tifatul Sembiring, Menteri Komunikasi dan Informatika RI dan Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta. Dan untuk menyemarakkan acara Gebyar Muharam akan dipandu oleh MC kondang Panji Penyiar Radio Dakta serta tausiyah dari Ust. Ahmad Al Habsy.

Acara Gebyar Muharam meliputi berbagai lomba seperti lomba menghafal qur’an, cerdas cermat, lomba menjadi MC, lomba puisi, pidato dan mewarnai serta lomba pentas seni antar koordinator wilayah. Para peserta lomba akan memperebutkan Piala Gubernur dan para pemenang lomba akan dihadiahi naik Skylift gratis.

Selain itu para pemenang lomba akan diabadikan dengan foto bersama yang nantinya foto ini oleh PT Pos Indonesia akan dijadikan prangko edisi 2010.***
Read more...

Ratusan Ibu Beri Dukungan Mom Get Mom Semarang!

0 komentar

JOGLOSEMAR, 22/12. Dalam rangka memperingati hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, Rumah Zakat Indonesia kembali melakukan aksi turun kejalan. Dengan mengusung tema “Mom get Mom, Satu Ibu Ajak Lima Ibu Sehatkan Indonesia” puluhan amil dan karyawan Rumah Bersalin Gratis (RBG) Cabang Semarang melakukan aksi solidaritas dukung Ibu sebagai agen pemberdaya.

Disela-sela aksi galang dukungan seribu tanda-tangan yang digelar di halaman Masjid Baiturrahman, kompleks Simpang Lima Semarang , Rabu (22/12), dr. Bambang Sudirmanto, manager RBG Semarang sekaligus Korlap Acara, berharap semakin banyak Ibu bisa sejahtera melalui gerakan ini. Menurut Bambang, para members RBG ini nantinya akan menjadi kader Siaga. “Dengan gerakan Mom Get Mom ini, diharapkan setiap orang yang menjadi kader Siaga bisa mengajak lima Ibu lainnya untuk bergabung dalam program Sehatkan Indonesia.” Jelas Bambang.

TalkShow Tumbuh Kembang Anak
Sementara itu, di Yogyakarta kegiatan serupa tak kalah menarik dilakukan. Selain menggelar aksi dukungan seribu tanda-tangan, RBG Yogyakarta juga menggelar Talk Show Tumbuh Kembang Anak dan Seminar Pengelolaan Keuangan Keluarga bagi mustahik. Acara ini dimeriahkan pagelaran lomba memasak bagi members RBG. “Kita akan melakukan aksi Siaga sehat di Imogiri, Bantul tanggal 24 besok, sebagai puncak peringatan hari ibu di Jogja,” ungkap Dwi Endah, Manager RBG disela-sela persiapan acara di kantor Paris kemarin (Senin, 21/12).

Endah menambahkan, Rumah Bersalin Gratis (RBG) akan memberikan edukasi atau pembekalan kepada ibu-ibu yang telah menjadi member RBG agar dapat berperan sebagai agen pemberdayaan kesehatan bagi keluarga masing-masing dan lingkungan sekitarnya. Menurutnya, Kegiatan hari ibu ini hanya langkah awal saja. “Program edukasi member ini akan terus berlanjut pelaksanaannya secara reguler mulai tahun 2010” tegas Endah.***

Penulis: Sigit W, MSO Regional Jateng
Read more...
Jumat, 18 Desember 2009

Ingin Bahagia? Segera Menikah dan Miliki Anak

0 komentar

Ingin berbahagia sebagai pasangan menikah? Maka pertimbangkanlah untuk segera memiliki anak. Sebuah penelitian menemukan, memiliki anak bisa meningkatkan kebahagiaan. Lebih lanjut, secara harafiah, bisa meningkatkan kegembiraan.

Namun, pasangan yang tidak menikah tidak bisa mengharapkan rasa kebahagiaan yang sama, meskipun mereka memiliki anak. Penelitian yang dirilis pada tanggal 14 oktober dalam Journal of Happiness Studies mengatakan, memiliki anak memiliki dampak yang sangat sedikit atau tak ada sama sekalii dalam meningkatkan kebahagiaan pada pasangan yang tidak terikat pernikahan.

Penemuan itu berlawanan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menuturkan, memiliki lebih banyak keturunan tidak dapat menambah kebahagiaan. Bahkan bisa membuat orang lebih merasa tidak puas dengan kehidupan mereka.

Salah satu teori dibalik kesimpulan itu adalah orangtua tidak memperoleh penghargaan yang sesuai setelah kerja keras mereka membesarkan anak.

Studi terbaru itu mencatat, orangtua mengatakan anak-anak bisa dibilang adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan mereka.

Penelitian itu juga mengatakan, kepuasan hidup pada pasangan menikah terutama pada wanita semakin meningkat seiring dengan semakin banyak jumlah anak yang mereka miliki. Sebaliknya, pribadi dengan status lajang, berpisah atau tinggal bersama justru melaporkan pangalaman negatif.

"Salah satu teori yang dikemukakan, manfaat yang diperoleh dari mengurus anak-anak dengan positif adalah pada "kondisi yang benar" yaitu ketika seseorang sudah merasa siap atau setidaknya mau memasuki fase sebagai orangtua," ujar Dr. Luis Angeles, peneliti dari University of Glasgow di Skotlandia.

"Masa kesiapan itu bisa sangat berbeda dari satu individu pada individu yang lain, namun salah satu yang bisa dijadikan tanda adalah ketika sudah memasuki jenjang pernikahan," tuturnya. healthday/rin***
www.republika.co.id
Read more...
Kamis, 17 Desember 2009

Selalu gagal ta'aruf

0 komentar
Beberapa waktu lalu, banyak beredar buku yang membahas pernikahan, baik yang bertemakan cara kilat cepet nikah, seperti : apabila jodoh tak kunjung datang, ataupun bertemakan ueeenaknya sebuah pernikahan seperti : Pernikahan Dini, Enaknya Pacaran Setelah Nikah dll. Baik judul maupun isinya sangat provokatif dan terkadang mendorong para pemuda/i yang berstatus “Ijo Lumut” (Ikatan Jomblo Lucu & Imut) untuk segera menikah.

Hal itu juga dirasakan 8 sekawan mahasiswa yang saat ini sedang merampungkan syarat seremoni kelulusan: SKRIPSI, di sebuah Perguruan Tinggi Jakarta. Apalagi dalam beberapa pekan pertemuan halaqoh, sang Murobbi (ustadz) lebih intensif menyampaikan materi yang ‘berbau’ QS. Ar-Rum : 21. Manuver sang Murobbi dan buku teori pernikahan yang dilahap para pemuda ini akhirnya sedikit menggoyahkan komitmen sebagian geng Ijo Lumut ini.

Diantaranya adalah Amir, nama panggilannya Kribo (disesuaikan dengan wujud rambutnya), dalam setiap kesempatan Kribo terus mewacanakan betapa pentingnya menyegerakan pernikahan kepada anggota geng Ijo Lumut lainnya. Di kampus, di warung pojok, di kosan, bahkan di Bus saat berangkat kuliah. Tapi tragis. Saat Kribo bereksperimen menyempurnakan separuh Ad-Diin selalu gagal ta’aruf.

“Kawan, dalam beberapa kali ta’aruf ane selalu gagal. Adakah teori yang lebih aplikatif?” keluh Kribo pada geng ijo lumut, saat nongrong di masjid kampus menunggu adzan Ashar.

“Dalam berbagai teori psikologi yang ane terima, sepertinya dirimu kudu menjalankan 3B,” jawab Nabil, sobat setia dari jurusan psikologi ini.

“Apa itu cuy?” kata Kribo penasaran.

“B1. Berdoa, kamu harus banyak berdoa,” terang Nabil.

“Aku udah merasa banyak berdoa,” kata Kribo tak mau kalah.

“B2. Berusaha, kamu harus banyak berusaha” lanjut Nabil.

“Udah juga cuy” sanggah Kribo lagi.

“B3. Bersegeralah, bersegeralah ke tukang cukur sebelum antum berangkat ta’aruf,” jelas Nabil menguraikan.

“ooooH itu masalahku..” seketika Kribo langsung beranjak ke tempat wudhu untuk bercermin. “Mmmmm…Ada benernya juga. Mungkin para kaum hawa ada yang bersu’uzhon kalau ane melindungi kutu rambut dibalik rindangnya rambutku ini, atau mungkin ada yang berhitung, kalau menikah denganku akan devisit di ABRT (Anggaran Belanja Rumah Tangga) karena boros beli sampho.” Bisik hati Kribo.

“Pantes aja, kenapa aku selalu gagal saat ta’aruf ama anak ekonomi dan kedokteran,” kata Kribo menimbang diri.#

Kisah diatas hanya fiksi belaka
Read more...
Rabu, 16 Desember 2009

Fitrah Anak dan Bagaimana Mendidiknya

0 komentar


Serpong Utara (17/12). Wildan Firdaus, Trainer dan Praktisi Pendidikan mengatakan, sebagian para orang tua sering mengeluhkan susahnya mendidik anak-anaknya. Padahal sesungguhnya mendidik anak itu sangat mudah dan disingkat dengan EASY (eating, activity, sleep, you). Easy (mudah) jika dijabarkan menjadi: Eating (makan), kebiasaan anak adalah makan apa saja, senang makanan yang mengandung zat berbahaya (MSG), merengek minta jajan di warung. Disinilah peran orang tua, mengarahkan anak dengan lemah lembut supaya tidak makan sembarangan. Kemudian orang tua juga bertanggung jawab untuk memberikan makanan yang halal dan thoyib. ”Makanan yang halal dan thoyib itu akan berpengaruh terhadap prilaku dan perkembangan anak,” ujar ustadz Wildan saat memberikan taujih syukuran khitanan. Serpong Utara. Ahad (13/12).

Kemudian kebiasaan anak lainnya adalah Activity (aktifitas), bermain dan beraktifitas adalah dunia anak-anak. Aktifitas anak tidak mengenal waktu, ia akan bermain tanpa lelah. Terkadang akibat dari keaktifannya ini sebagian orang tua membatasi ruang aktifitas anaknya dengan vonis anak bandel, hiper aktif, anak nakal dan label negatif lainnya. Para orang tua dengan tidak sadar telah membunuh potensi kecerdasan anaknya. ”Kalau kita membatasi ruang aktifitasnya maka akan menyumbat potensi kecerdasan anak. Karena setiap anak itu adalah cerdas, hanya orangtuanyalah yang membuatnya bodoh,” ujar pengajar di Asy-Syukriyyah Tangerang ini.

Selain itu, kebiasaan anak berikutnya adalah Sleep (tidur), sebagai orang tua yang baik harus tahu jam tidur anak. Saat anak sedang bermain, terkadang orang tua sering memaksa anak untuk tidur. Sebelum tidur terlebih dahulu anak di marahi oleh orang tuanya, sehingga anak ketika sedang tidur dalam keadaan tidak tenang (gundah) dan tertekan. Parahnya lagi, saat membangunkan anak pun dengan di marahi pula. Sehingga aktifitas anak di buka dan di tutup dengan kemarahan orang tua. ”Hal ini berbahaya bagi perkembangan anak jika dewasa kelak,” ujar ustadz yang murah senyum ini.

Dan yang terakhir adalah You (kamu), artinya kita sebagai orang tua harus memenuhi kebutuhan diatas. Jika para orang tua menghendaki anak-anaknya menjadi sholih dan tumbuh menjadi anak yang membanggakan. Para orang tua harus berperan aktif dalam mendidik anak, maka orang tua harus menjadi modelling, coaching, mentor dan teacher bagi anak-anaknya. Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah, hanya orang tualah menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi. Bisa jadi agamanya Islam, tapi sang anak mewarisi sifat-sifat Yahudi yang pembangkang, sifat Nasrani yang suka merubah sesuatu yang baku di masyarakat, dan sifat Majusi si penyembah api, yang diartikan sang anak akan tumbuh menjadi manusia yang tidak loyalitas pada Allah SWT.

Fitrah anak
Mengutip tulisan Ihsan Baihaq Ibnu Bukhari, trainer di Auladi Parenting School mengatakan, setiap anak yang diturunkan ke dunia, lahir dalam keadaan fitrah bukan? Karena anak lahir dalam keadaan fitrah, bukankah berarti tak satupun anak ketika lahir berniat menghancurkan masa depannya.

Tak ada satupun bayi ketika lahir berniat dikepalanya, ”Ah jika besar nanti aku mau kena narkoba”; “Ah jika besar nanti aku mau hobi tawuran dan kebut-kebutan”. Atau pernahkan ia berkata, “Ah jika aku besar nanti aku mau membangkang pada ayah dan ibu!”

Tetapi mengapa sebagian anak-anak ini yang lahir cantik, rupawan, lucu dan menggemaskan setelah ia beranjak remaja dan dewasa, justru menjadi beban keluarga dan menjadi masalah untuk lingkungannya? Ada apa ini…

Ayah, ibu…karena anak lahir dalam keadaan fitrah, sebagian perilaku negatif anak, justru orangtualah penyebabnya. Periksalah ternyata sebagian anak justru dijatuhkan harga dirinya di rumah, bukan di luar rumah.

Karena sebagian anak dijatukah harga dirinya di rumah tanpa kita sadari. Sebagian anak tak betah berada disamping orang tua. Panas hatinya mendengar “ceramah-ceramah” orang tuanya dan overdosis nasehat yang ia terima.

Lalu, rumah baginya hanyalah tempat tidur sementara. Ia lalu mencari harga diri, berkelana mencari syurga. Mencari orang-orang yang akan menghargainya. Waahh...ternyata teman-teman geng bisa menghargainya. Lalu ia berkata dalam hati, ”hmm...aku dihargai jika aku pamer perkasa”; ”Aku ternyata perkasa jika menghisap ganja”; ”Aku gembira jika menyusahkan siapa saja...”. Lalu kita bersumpah serapah,”Lingkungan rusak! Mereka telah merenggut anak-anakku!”

Apakah itu yang kita inginkan wahai ayah, ibu? Yuk kita terus belajar memahami anak-anak kita, menjadi orang tua shalih. Karena anak shalih dimulai dari orang tua yang shalih bukan?***
Read more...

Mendiknas Berkunjung ke SD Juara

0 komentar

BANDUNG. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh menyatakan pemerintah akan memberi dukungan kepada lembaga yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pendidikan. Adapun bentuk dukungan itu berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS), buku, laboratorium dan lain sebagainya. Hal tersebut disampaikan dalam kunjungan M. Nuh ke SD Juara Bandung yang merupakan binaan Rumah Zakat Indonesia (RZI), Rabu (16/12).

“Saya mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Indonesia yang berupaya membantu pemerintah dalam memperbaiki kualitas pendidikan. Saya sangat menghargai apa yang telah dilakukan Rumah Zakat Indonesia karena mengelola dana zakat menjadi sekolah untuk membantu siswa tak mampu. Namur rasa terimakasih ini akan didukung dengan bantuan nyata juga,” ujar M. Nuh.

Pada kesempatan itu M. Nuh melakukan kunjungan ke dalam kelas SD Juara Bandung. Dia pun menyapa beberapa siswa yang tengah mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS). “Meski mereka notabene berasal dari keluarga tak mampu, namun rasa percaya dirinya cukup tinggi. Hal ini tentunya tidak lepas dari pola didik para guru di SD Juara sehingga benih-benih keberhasilan pendidikan mulai tampak,” ungkapnya.

M. Nuh mengatakan bahwa tujuannya datang ke SD Juara adalah untuk memberikan motivasi kepada masyarakat yang memiliki itikad baik, menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan pendidikan berkualitas dan merata. “Pemerintah menyadari tak dapat menangani pendidikan tanpa bantuan dari masyarakat. Oleh karena itulah pemerintah harus senantiasa mengapresiasi terhadap segala bentuk kerja keras masyarakat,” tuturnya.
www. pikiran-rakyat.com
Read more...

Mengembangkan Potensi Guru Bersama Mario Teguh

0 komentar
BANDUNG. Dalam rangka mengembangkan potensi guru dalam mendidik siswa dengan tepat, Rumah Zakat Indonesia (RZI) bersama Life Consultant Mario Teguh akan mengadakan seminar nasional Guru Super Indonesia (GSI) di Sasana Budaya Ganesha Kota Bandung. Acara ini ditargetkan melibatkan 3000 guru, akademisi dan masyarakat yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya.

"GSI akan diadakan hari Senin, 28 Desember 2009, bertepatan dengan libur semester. Kami berharap acara ini dapat membantu para guru dalam menumbuhkembangkan motivasi dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik pada saat masuk sekolah di semester yang baru," ujar Ketua Panitia GSI, Heny Widiastuti, Senin (14/12).

Selain itu menurut Heny, GSI memiliki misi agar para guru di Indonesia dapat membangun kualitas dan kemampuan dalam diri mereka untuk menjadi pemimpin proses belajar mengajar yang menggembirakan, mencerahkan, cerdas dan menyemangati sehingga tercapailah hasil terbaik. Oleh karena itulah untuk dapat mengikuti acara ini, para peserta tidak dipungut biaya.

"Namun bagi mereka yang ingin mendapatkan sertifikat, buku dan DVD Mario Teguh akan dikenakan biaya. Saat ini kami telah bekerjasama dengan beberapa lembaga yang menaungi guru dan pendidik di Kota Bandung dan Jawa Barat untuk menyebarkan undangan ke sekolah-sekolah. Dan sampai hari ini hampir 2000 orang yang mengkonfirmasi kehadirannya kepada panitia," ungkap Heny.(A-189/kur)
www.pikiran-rakyat.com
Read more...
Senin, 14 Desember 2009

Haruskan LAZ Dibubarkan?

0 komentar

Pro-kontra seputar pengelolaan dana zakat terus berlangsung. Departemen Agama RI bersikeras bahwa pengelolaan dana zakat harus melalui satu pintu dengan alasan untuk menambah daya guna zakat. Bahkan, Depag telah meluncurkan iklan di media massa yang memuat dengan tegas arah kebijakannya tersebut. Iklan tersebut lantas menjadi kontroversi karena dinilai akan menghapuskan peran LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang merupakan pengelola zakat non-pemerintah. Padahal, selama ini peran LAZ-LAZ tidaklah kecil dalam membangun dunia perzakatan di tanah air.

Dalam seminar yang diadakan oleh IEF (Islamic Economics and Finance) Universitas Trisakti (14/12), bertempat di Auditorium Gedung S lantai 8, Prof. Dr. Nasrun Harun, MA, selaku Dirjen Pemberdayaan Zakat, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengusulkan draf baru perubahan UU Zakat No. 38/ 1999, yang salah satu butirnya adalah menetapkan hukuman atau sanksi bagi kaum Muslimin yang telah mampu membayar zakat namun enggan membayar zakat. Dalam kesempatan ini, Nasrun Harun membantah isu bahwa Departemen Agama tengah berupaya membubarkan LAZ. Sejumlah peserta riuh karena menilai pernyataan ini tidak konsisten dengan iklan yang sudah diluncurkan. Dia pun buru-buru menambahkan bahwa sebenarnya LAZ hanya dilarang untuk mengelola, namun tidak dilarang untuk mengumpulkan dana zakat. Intinya Departemen Agama menginginkan LAZ-LAZ yang ada cukup hanya menjadi Unit Pengumpul Zakat (UPZ) saja.

Di sisi lain, Dr. Amelia Fauzia, MA, peneliti Filantropi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menegaskan fakta sejarah Islam bahwa pengelolaan zakat oleh negara bukanlah suatu kebijakan yang baku. Bahkan, dia pun mengutip pendapat sejumlah ulama yang membantah kewajiban zakat dikelola negara. Pakistan, Malaysia, dan sejumlah negara lain yang mengelola zakat secara sentralisasi ternyata tidak terbukti meraih hasil maksimal. ?Di Pakistan itu, masyarakat membayar zakat dengan terpaksa. Jadi, pada saat mau didebet rekeningnya untuk zakat, mereka mengosongkan rekeningnya. Di Indonesia, dengan inisiatif masyarakat sendiri, kesadaran masyarakat membayar zakat melalui lembaga amil zakat sudah sangat luar biasa,? tambahnya.

Sementara itu, Yusuf Wibisono, Wakil Ketua Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) Universitas Indonesia, memaparkan bahwa kebijakan zakat satu pintu akan menimbulkan kontraproduktif secara politik dan dikhawatirkan justru akan banyak menimbulkan masalah. Soal hukuman bagi orang tidak berzakat, dia memprediksi tidak akan efektif karena institusi pajak saja, dengan bingkai undang-undang dan peraturan yang sangat kuat, masih saja keteteran menertibkan kejahatan pajak. Insentif menurutnya akan lebih baik dan positif bagi perkembangan zakat ke depan.

Sesi kedua seminar interaktif ini diisi oleh Prof DR Sofyan Syafri Harahap, Ketua Program IEF Usakti dan Prof DR Azyumardi Azra yang membahas hubungan antara zakat dengan civil society. (mbs)
Sumber : okezone.com
Read more...

Menimbang Zakat Satu Pintu

0 komentar
Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS) merupakan salah satu sumber perekonomian ummat. Potensi zakat sangat besar bila dikelola secara baik, menurut survey potensi zakat per tahun mencapai 19 trilyun. Jika mayoritas masyarakat muslim yang mampu melaksanakan kewajiban menyisihkan 2,5 % pendapatannya atau hartanya untuk zakat, infaq dan shodaqoh, maka potensi itu dapat dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan. Kegariahan zakat mulai muncul pada era 90’an, pada era ini lembaga-lembaga pengelola zakat lahir dari partisipasi masyarakat. Seiring perjalanan tahun, lembaga-lembaga zakat ini mampu melakukan perkembangan dan penghimpunan dana ZIS dengan diikuti oleh pendayagunaan yang semakin efektif dan produktif. Zakat kemudian bertransformasi dari ranah amal sosial individual ke ranah ekonomi pembangunan keummatan.

Partisipasi Lembaga Amil Zakat (LAZ) mampu melakukan terobosan dan kreatifitas dalam program penyaluran dan pelayanan kemudahan berzakat bagi muzakki. Lembaga zakat ini terus meningkatkan mutu pelayanannya baik kinerja dan performance (SDM, system) kepada publik dan mampu menampilkan wajah lembaga Islam yang amanah dan professional serta jauh dari kesan konservatif (tradisional). Disadari atau tidak hal ini mampu memancing dan mendorong muzakki untuk berzakat. Saat ini ada sekitar 18 LAZ Nasional. Namun besarnya potensi zakat itu belum tergarap dengan maksimal oleh LAZ, realisasi penerimaan Zakat hingga kini masih berkisar di angka Rp 0,5 – 1 trilyun per tahun.

Menurut hemat penulis, ada banyak faktor yang menyebabkan belum tergarapnya secara maksimal potensi zakat di Indonesia. Salah satu faktornya adalah rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja lembaga pengelola zakat yang amanah dan profesional. Ini menjadi PR bersama. Upaya untuk terus memperkuat kelembagaan pengelola zakat diperlukan karena potensi zakat sangat besar.

Selain itu juga paradigma yang salah dikalangan masyarakat luas tentang pengelolaan zakat. Banyak masyarakat yang masih memiliki pola fikir bahwa zakat, infaq, dan sadaqah adalah kewajiban pribadi dan hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja, misalnya di bulan Ramadan. Paradigma ini jelas tidak benar dan justru berpotensi melanggengkan status quo kemiskinan.

Ditengah kegariahan organisasi pengelolaan zakat untuk melakukan edukasi kepada masyarakat dalam kewajiban berzakat serta partisipasi dalam program pembangunan masyarakat, kini muncul wacana sentralisasi pengelolaan zakat menjadi sepenuhnya dilakukan oleh negara. Rencana pemerintah mengajukan amandemen UU No 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat dimaksudkan agar pengelolaan zakat dapat lebih transparan. Sejumlah badan amil zakat maupun lembaga amil zakat pun diharapkan dapat bekerja lebih profesional. Namun, draff revisi UU 38/1999 yang diajukan pemerintah mencantumkan rencana penghapusan lembaga zakat masyarakat atau swasta. Alasan pertama, disebutkan bahwa organisasi pengelolaan zakat diatur di UU itu tidak sesuai ketentuan agama.

Kemudian pengelolaan zakat hanya boleh dilakukan oleh badan amil zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah di semua tingkatan, dari pusat sampai kelurahan/desa. Selain itu, LAZ bentukan masyarakat atau swasta yang dikukuhkan di instansi pemerintah dan swasta diubah menjadi unit pengumpul zakat (UPZ). UPZ tak berhak mendistribusikan zakat. Kemudian, lembaga pengelola zakat yang tidak berhak, akan diancam hukuman penjara tiga tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp 500 juta. Sementara, Setiap LAZ harus mengubah statusnya menjadi UPZ atau unsur BAZ, paling lambat dua bulan setelah diundangkan.

Seharusnya pemerintah memperbaiki draff itu dengan yang lebih menghargai keanekaragaman tafsir keagamaan, mempertimbangkan aspek kepercayaan masyarakat, menyiapkan periode tahapan perubahan yang memadai, serta didasarkan fakta dan realitas perzakatan, termasuk sejarah pertumbuhan lembaga-lembaga zakat di Indonesia.

Mengutip buku “Zakat dan Pembangunan: Era Baru Zakat Menuju Kesejahteraan Ummat” disebutkan bahwa ide sentralisasi kelembagaan pengelolaan zakat oleh negara seperti yang diusung oleh pemerintah dalam draff amandemen UU No. 38/1999, perlu mendapat pertimbangan. Alasannya adalah: Pertama, sentralisasi kelembagaan zakat oleh pemerintah tidak menjamin peningkatan kinerja, bahkan bisa menjadi bumerang. Di banyak negara muslim, penghimpunan Zakat yang dilakukan oleh lembaga pemerintah adalah kecil bila dibandingkan potensinya. Meskipun sentralisasi ini diikuit dengan penerapan sanksi bagi muzakki yang lalai, tetap tidak menjamin kenaikan kinerja penerimaan Zakat secara memuaskan.

Kedua, wacana sentralisasi untuk peningkatan kinerja Zakat adalah tidak valid, ahistoris dan mengingkari peran civil society dalam masyarakat yang demokratis. Kinerja penghimpunan dan pendayagunaan dana zakat lebih banyak ditentukan oleh legimitasi dan reputasi lembaga pengumpul, bukan oleh sentralisasi kelembagaan oleh pemerintah. Operasional perusahaan dan organisasi nirlaba yang transparan lebih disukai dan menumbuhkan kepercayaan muzakki. Trust menjadi kata kunci disini. Ditengah carut marutnya reputasi birokrasi dan rendahnya kepercayaan masyarakat, maka kita sulit berharap kinerja zakat akan meningkat pasca sentralisasi. Wacana ini juga ahistoris mengingat rekam jejak panjang dari organisasi nirlaba sejak tiga dekade lalu dan menafikan partisipasi masyarakat yang merupakan komponen penting dalam pembangunan.

Sehingga yang harus diperkuat pemerintah di sini adalah upaya peningkatan kapasitas dan kredibelitas BAZ dan LAZ, serta sosialisasi yang masif bahwa zakat harus ditunaikan ke lembaga zakat.

Mampukah menjawab permasalahan?
Secara historis-yuridis, tak ada perdebatan bahwa Zakat seharusnya dikelola oleh Negara (QS 9: 103). Jumhur ulama sepakat bahwa Negara harus merujuk mengumpul zakat. Bukti sejarah juga secara jelas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad dan para penerusnya mengirim para pengumpul zakat kepada para wajib Zakat. Namun dalam konteks kontemporer saat ini dimana Negara muslim adalah sekuler, maka pengelolaan Zakat menjadi suatu eksperimen baru yang sangat beragam.

Sebagai dasar regulasi dan kerangka institusional perzakatan nasional, UU No. 38/1999 memang masih jauh dari sempurna. Setelah sembilan tahun berjalan, UU Pengelolaan Zakat belum mampu menjawab berbagai pemasalahan dalam pengelolaan zakat nasional, yaitu : pertama, ketidakjelasan peran lembaga regulator, pengawas, dan operator zakat; kedua, kelemahan aturan tehnis pendukung dan ketidakjelasan peran perda zakat; ketiga, tidak adanya strategic planning dan capaian target dalam penghimpunan dan pendistribusian Zakat; keempat, belum adanya standar pelaporan keuangan dan kegiatan pendayagunaan Zakat; kelima, relasi zakat dan pajak yang tidak tuntas; keenam, rendahnya pemahaman, kesadaran dan partisipasi masyarakat; dan ketujuh, tidak adanya sanksi bagi wajib Zakat yang lalai.

Namun apakah wacana sentralisasi pengelolaan zakat sepenuhnya oleh negara akan menjawab permasalahan-permasalahan diatas? Untuk saat ini, di tengah rendahnya kepercayaan terhadap kinerja dan keamanahan pemerintah mengemban amanat. Jika pengelolaan zakat ini hanya dipercayakan pada pemerintah saja (satu pintu) tanpa adanya partisipasi dari masyarakat, apakah masyarakat mau membayarkan zakatnya ke BAZ? Apakah secara otomatis potensi zakat yang besar itu bisa tergarap dengan sempurna?
Wallahua’lam.***
Read more...
Rabu, 09 Desember 2009

Situ Gintung Bangkit Bersama Valentino Dinsi

0 komentar
Tangerang Selatan. Duka yang pernah menerpa ratusan jiwa ketika terjadi bencana jebolnya tanggul Situ gintung akhir Maret 2009 lalu, seakan tak nampak lagi. Kini, yang terlihat adalah suasana santai penuh canda dan tawa menghiasi setiap wajah peserta pelatihan yang notabene merupakan para korban bencana.

Bertempat di aula masjid Al-Mukhlisin komplek Universitas Muhammadiyah Jakarta, (21/10) sebanyak 38 orang mitra binaan mengikuti kegiatan pelatihan kewirausahaan. Kegiatan ini merupakan aktivitas dalam Program “Situ Gintung Bangkit” yang dicanangkan Bakrie Untuk Negeri (BUN) dengan Rumah Zakat Indonesia (RZI) sebagai tahapan recovery penanggulangan bencana.

Dengan menghadirkan seorang motivator entrepreneurship, Valentino Dinsi, antusiasme dan semangat para mitra binaan langsung bangkit. Penyampaian materi luar biasa dari seorang penulis, motivator, konsultan sekaligus pelaku bisnis yang sukses ini mampu memberikan motivasi serta pencerahan untuk suksesnya usaha yang digeluti masing-masing mitra binaan.

Sosok pendorong gerakan Satu Pengusaha Dalam Satu Keluarga yang juga penulis buku berjudul “Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian” ini, menjawab beberapa pertanyaan dari para peserta sehingga suasana pelatihan pun menjadi interaktif. Tak lupa Valentino Dinsi menyampaikan apa saja rahasia-rahasia untuk meraih kesuksesan dalam berwirausaha.

Adapun program “Situ Gintung Bangkit” sejak dicanangkannya telah banyak dirasakan manfaatnya. Baik berupa bantuan modal bergulir syariah, pendampingan keberdayaan hingga pelatihan kewirausahaan. Semoga melalui upaya nyata ini mampu membalikan kondisi keterpurukan para korban bencana sehingga menjadi lebih berdaya.***
Read more...
Selasa, 08 Desember 2009

SD Juara Gelar UAS Serentak Di 8 Kota

0 komentar

JAKARTA. Sekolah Dasar Juara merupakan model sekolah unggulan binaan Rumah Zakat Indonesia yang berdiri pada tahun 2007. Model sekolah unggulan ini hanya diperuntukkan bagi anak-anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu. Sejak Senin (7/12) telah menyelenggarakan Ujian Akhir Semenster (UAS) serempak di 8 kota yaitu di Medan, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Bandung dan Cimahi serta Pekanbaru. UAS ini akan berakhir pada Jumat (11/12).

Untuk menghasilkan nilai yang maksimal, para Guru dan siswa telah melakukan berbagai persiapan. Seperti di SD Juara Cimahi, penyelenggaraan UAS dibuat sedikit berbeda dengan pelaksanaan UAS sebelumnya. Disebut spesial karena sebelum pelaksanaan UAS, para guru, siswa dan wali murid terlebih dahulu melakukan doa bersama serta tilawah Al Quran secara berjamaan di masjid.

Arif Taat Ujianto, Kepala Sekolah SD Juara Cimahi mengatakan bahwa, para orang tua murid juga diminta untuk memberikan motivasi pada anaknya masing-masing. ”Kegiatan ini bertujuan untuk menambah semangat dan percaya diri anak, ” katanya di Cimahi Selatan. Selasa (12/8).

Ia mengungkapkan, setiap pertemuan kelas para guru juga selalu memotivasi murid-muridnya supaya menjadi lebih siap. ”Target SD Juara Cimahi kali ini adalah memperkecil jumlah siswa yang di remedial dari pelaksanaan (ujian semester) sebelumnya. Insya Allah kami bisa,” ujarnya penuh harap.

Sementara itu, hari pertama UAS di SD Juara Medan berjalan lancar. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa-siswi kelas 1 hingga kelas 3 dalam mengerjakan soal ujian yang diberikan. ”Di hari pertama kemarin (7/12) ada 2 mata pelajaran yang diujikan, yaitu Bahasa Indonesia dan SBK (Seni Budaya Kesenian),” kata Efriani, Kepala Sekolah SD Juara Medan.

Ia mengungkapkan, berbeda di hari biasa tentunya siswa siswi ini tampak serius dan terlihat begitu tegang, mereka sangat berhati-hati dalam menjawab pertanyaan demi pertanyaan. ”Sebelum ujian guru pengawas telah memberikan pesan supaya siswa dapat memberikan jawaban terbaiknya dengan benar dan tepat,” jelasnya.

Efriani menyatakan, bahwa kegiatan UAS ini merupakan harapan para guru setelah memberikan disiplin ilmu selama kurang lebih 6 bulan lamanya.”Saat inilah para guru akan melihat kemampuan siswa-siswinya dalam menyerap ilmu yang telah diberikan,” terangnya.

Dikunjungi Warga Jepang
PT Sompo Japan Insurance Indonesia merupakan salah satu dari 100 perusahaan internasional terbaik dalam bidang jasa asuransi. Pada akhir November 2009 rombongan PT Sompo Japan Insurance Indonesia yang terdiri dari Mr. Shigeru Kobayashi (President Director), Mr. Takamiya (Sompo Japan Foundation - Japan), Mr. Toru Ijichi (Claim & Finance Director), Ms. Niki Niti Aji, Mr. Martin Eran, berkunjung ke SD Juara Jakarta Selatan di Jalan Kebagusan I RT 02/02 No. 39 Kel. Kebagusan Kec. Pasar Minggu.

Rombongan ini disambut hangat oleh Keluarga Besar Rumah Zakat Indonesia yang diwakili oleh dr. Pamungkas Hendara Kusuma, Vice CEO Rumah Zakat Indonesia, Asep Nurdin, Head of Regional Jakarta Barat, Damsir Besari, Kepala Sekolah SD Juara, dan Branata, Program Development Departemen Head.

Saat rombongan yang dipimpin oleh Mr. Takamiya tiba di SD Juara Jaksel pukul 14.00 WIB, tim perkusi SD Juara langsung menyambutnya dengan menampilkan seni musik perkusi yang terdiri dari alat musik drum dan botol bekas air mineral. Dan sepertinya rombongan orang Jepang ini sangat terkesima dengan performance seni musik perkusi siswa SD Juara. Setelah itu salah satu perwakilan dari siswa memberikan seikat bunga sambil mengucapkan selamat datang dalam bahasa Inggris. ”Welcome to SD Juara Mr Takamiya,” kata Robi Aqil Munawar, Kelas 2 SD Juara Jakarta Selatan penuh percaya diri.

Kemudian rombongan ini dipersilahkan untuk meninjau langsung aktivitas belajar mengajar di kelas 1 hingga kelas 3. Setelah itu dilanjutkan dengan rapat bersama untuk kemungkinan kerjasama program.

Dr Pamungkas, Vice CEO Rumah Zakat Indonesia mengatakan bahwa, tujuan dari PT Sompo Japan Insurance Indonesia ke SD Juara Jaksel adalah untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai perihal kesejahteraan sosial di Indonesia, kemudian juga untuk mengetahui sampai sejauh mana kontribusi Rumah Zakat Indonesia dalam hal kesejahteraan sosial (pendidikan, kesehatan).***
Read more...

Program KUKMI Berdayakan Korban Situ Gintung

0 komentar
JAKARTA. Sebagai bentuk kepedulian terhadapat korban bencana Situ Gintung, Bakrie Untuk Negeri (BUN) bekerjasama dengan Rumah Zakat Indonesia untuk menggulirkan program pemberdayaan Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI), bantuan ini dalam bentuk pemberian modal bergulir syariah disertai pendampingan berbasis kemandirian dan kemajuan usaha bagi 50 warga korban Situ Gintung.

Micro Bisnis Officer Rumah Zakat Jakarta Barat, Herlan Wilandari mengatakan, program KUKMI telah berjalan empat bulan sejak digulirkan pada 27 Juni 2009, “Dalam melakukan usaha, para binaan ini mendapatkan pendampingan, dengan melibatkan SDM pendamping dan relawan pemberdaya dari RZI yang berfungsi sebagai fasilitator,” jelasnya.

Menurutnya, hingga Oktober 2009, dari 50 mitra binaan dengan merujuk skema keberdayaan berdasar Nisab Zakat, sebanyak 18 mitra binaan penghasilannya berada diatas nisab zakat. Sementara 32 mitra binaan lainnya dibawah nisab zakat. “Adapun dengan standard Kebutuhan Hidup Layak (KHL), sebanyak 31 mitra binaan berada diatas KHL. Sementara 19 lainnya berada dibawahnya,” terangnya.

Ia mengatakan, dengan melihat evaluasi keberdayaan, maka sebanyak 15 mitra binaan berada pada kategori mandiri. 6 orang mitra binaan berada pada kategori rentan. 10 orang mitra binaan masuk kategori miskin. Serta 19 mitra binaan sementara berada pada kategori fakir. ”Alhamdulillah, ini bentuk upaya kami untuk mengurangi angka kemiskinan. Upaya ini harus terus ditingkatkan.”

Maka untuk meningkatkan mutu pemberdayaan, lanjut Herlan, para SDM pendamping dan relawan permberdaya terus melakukan aktivitas intervensi terhadap para mitra binaan. “Bentuknya seperti kunjungan harian atau pekanan, pelatihan motivasi dan kewirausahaan dan mengembangkan sumberdaya individu atau kelompok serta aktivitas keberdayaan lainnya merupakan aktivitas yang dilakukan dalam tahapan pendampingan tersebut,”

Herlan mengharapkan, dengan adanya pendampingan diharapkan mampu mengembangkan usaha mitra binaan sebagai sumber pendapatan yang signifikan, mengarahkan individu yang disiplin, menambah wawasan kewirausahaan, dan menambah jaringan usaha serta penguatan nilai-nilai spiritualitas dari mitra binaan. “Sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik,” harapnya.

Melalui program Situ Gintung Bangkit ini, BUN dan RZI bertekad untuk menjadi pendorong akan bangkitnya semangat kemandirian masyarakat Situ Gintung. Situ Gintung Bangkit. BISA!***
Read more...

Rumah Zakat Indonesia Berikan Beasiswa Pendidikan

0 komentar

Jakarta (8/12). Walau hidup dalam keterbatasan ekonomi dan tinggal di rumah kontrakan sederhana di daerah Jakarta, tidak membuat Rodiyah berputus asa. Ibu tiga anak ini bertekad untuk terus menyekolahkan anak-anaknya. Hal inilah yang membuat Rodiyah rela bekerja sebagai tukang cuci pakaian tetangga. Dari penghasilan ini, Rodiyah mendapat uang jasa Rp 300.000 per bulan. ”Semua itu saya lakukan agar anak tetap sekolah,” katanya.

Bahkan ia sempat mengumpulkan bekas gelas air mineral serta mengumpulkan barang bekas lainnya untuk dijual kembali di tempat penampungan. Harga perkilonya pun hanya Rp 4.500. ”Alhamdulillah dari hasil penjualan gelas air mineral itu, bisa digunakan untuk ongkos transportasi sekolah anak-anak,” ujarnya penuh syukur.

Rodiyah mengatakan bahwa ia harus bekerja membantu perekonomian keluarga. Hal itu dikarenakan penghasilan suaminya sebagai satpam kampung tidak bisa menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia menjelaskan bahwa penghasilan suaminya hanya 800 ribu rupiah per bulan. Padahal pengeluaran bulanan lebih dari itu. Untuk membayar kontrakan saja 300 ribu rupiah. ”Jaman sekarang, uang sebanyak itu masih kurang untuk dibelanjakan,” ungkapnya.

Demi untuk membiayai sekolah kedua anaknya, ibu dari Ratih Purwatih, Sidik Hariyono dan Reval Khafids Rahman pun rela makan satu bungkus nasi bersama sang suami.
Karena keterbatasan inilah, Rodiyah mengajukan beasiswa kepada Rumah Zakat Indonesia dengan harapan bisa membantu meringankan biaya sekolah anaknya, khususnya Sidik Hayono yang sekarang bersekolah di SMP YPUI Kebayoran Lama kelas VII/3 atau kelas 2 SMP. ”Saya sangat berharap pada Rumah Zakat agar bisa membantu,” ujar ibu yang tegar ini.

Berikan Beasiswa
Secara terpisah, Firman, sejak tahun 2004 menjadi anak yatim karena ayahnya meninggal akibat penyakit yang dideritanya. Sampai sekarang, orang yang menjadi tulang punggung keluarga adalah Iroh, sang ibu. Setiap hari dia membanting tulang untuk menafkahi diri dan empat anaknya yang saat ini tinggal di Jln Peta Selatan No.36 RT 07 RW 01 Kel. Kalideres Kec. Kalideres Jakarta Barat.

Saat ini Firman duduk di kelas III, SDN 02 Kalideres.Melihat semangat belajarnya yang luar biasa membuat Rumah Zakat Indonesia (RZI) mengajukannya menjadi salah satu anak asuh kepada donatur. Dengan beasiswa yang diterima setiap bulan, Firman dapat mencukupi kebutuhan sekolahnya.

“Saya sangat berterima kasih sekali atas bantuan ini. Semoga bantuan ini bisa saya terima seterusnya karena saya ingin sekolah yang tinggi. Terimakasih donatur. Terimakasih Rumah Zakat Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, sebanyak 10 mahasiswa mendapat beasiswa dari program Beasiswa KSAB (Kembalikan Senyum Anak Bangsa) pendidikan tinggi yang digulirkan Rumah Zakat Indonesia (RZI) bersama Wardah Cosmetics. Setiap mahasiswa mendapat dana pendidikan sebesar Rp 350.000,00 per bulan selama satu tahun. Beasiswa ini khusus diperuntukan bagi mahasiswa semester dua dengan IPK tidak kurang dari 3.

Adapun mahasiswa yang berhak mendapatkan beasiswa jika mereka bersedia mendapatkan bimbingan dan menjadi mentor anak asuh. Salah seorang penerima beasiswa, Tuti Susilowati, mahasiswa Univesitas Pendidikan Indonesia (UPI) semester 5, mengaku senang karena mendapatkan beasiswa ini. Sejak menjadi mahasiswa dia sudah menjadi mentor anak asuh KSAB. “Dengan beasiswa ini, saya dapat memenuhi kebutuhan pendidikan yang dinilai mahal,” ungkap Tuti.***

Rilis ini dimuat di okezone.com
Read more...
Kamis, 03 Desember 2009

Motto KB Versi Siapa?

0 komentar
2 anak cukup
3 anak lebih cukup
4 anak baik
5 anak lebih baik
6 anak sangat baik
7 anak luar biasa
8 anak dahsyat
9 anak luar biasa dahsyat
10 anak super sekali
11 anak, alhamdulillah cukup untuk jadi timnas sepak bola masa depan

Anda pilih yang versi mana? karena Andalah yang menentukan.
Read more...

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here