Diberdayakan oleh Blogger.
 
Selasa, 26 Juli 2011

Ismi, Berperan Ganda Demi Keluarga

0 komentar

Saat langit masih gelap dan udara dingin begitu menusuk tulang. Ismi (28), sudah membuka mata. Dia bergegas menuju dapur untuk menyelesaikan seabrek pekerjaan domestik seperti memasak, mencuci, menyapu dan memandikan anak. 

Seperti perempuan lainnya di pedesaan, Dia terbiasa dengan peran ganda bekerja membantu ekonomi keluarga sambil tetap mengasuh anaknya. Ismi menjalani rutinitas yang menguras tenaga ini dimulai sejak pukul 04.00 pagi hingga menjelang Maghrib.

Setelah urusan rumah beres, sekitar pukul 06.00 WIB suami dari Boha (40) ini bergegas berjalan menuju tempat kerjanya di perkebunan kelapa sawit di daerah Lebak yang jaraknya lebih dari 5 Km dari rumahnya. Ismi bekerja harian di perkebunan kelapa sawit dengan tungas utama memangkas rumput. Dari pekerjaan ini, ia mendapat upah harian sebesar Rp9.000. Ismi beralasan, pekerjaan ini dilakoni demi membantu keuangan keluarga yang belum stabil, “Penghasilan sang suami belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga,” ujar Ismi.

Ismi menuturkan, upah yang diperoleh sang suami dari hasil menyedap kelapa sawit tiap pekan hanya Rp200.000, “Penghasilannya hanya cukup buat makan. Kadang cukup kadang ngga, kalau pas kurang ya di cukup-cukupin aja,” kata Ismi saat ditemui di rumahnya di bilangan Kecamatan Luwiedamar, Lebak.
Saat Kampoeng Ternak hadir di Lebak pada Juni 2011 lalu, Ismi memberanikan diri untuk mendaftar sebagai salah satu penerima manfaat program Pemberdayaan Peternak di Kabupaten Lebak melalui Asep, Ketua Kelompok Mekar Mulia. Setelah Kampoeng Ternak menyeleksi melalui tahap proses seleksi, akhirnya  Dia tercatat sebagai anggota peternak binaan Kampoeng Ternak. Ditandai dengan menerima bantuan hewan ternak sebanyak lima ekor domba untuk dipelihara. “Walau pekerjaan saya bertambah, tetapi saya bertekad untuk serius merawat dan memelihara domba,” ujar  Ismi.
Setelah istirahat siang, Ismi memanfaatkan waktu mencari rumput di Gunung Cibodas, Lebak. Ismi merasa terbantu dalam mencari rumput, karena pekerjaannya sehari-hari adalah membabat rumput di perkebunan kelapa sawit. “Hal ini meringankan kewajiban saya untuk mencari rumput,” ungkap Ismi senang.

Perempuan asli Banten ini mengaku, peran seorang ibu rumah tangga dan bekerja di luar rumah menyita banyak waktu. Untuk menjalankan peran ini, dia mengorbankan banyak hal. Tapi, dia tidak mengeluh dengan segudang pekerjaan yang diembannya. Semua itu ia lakoni dengan senang hati, “Kalau dibilang cape ya cape, tapi saya jalani saja semua ini dengan sabar,” ujar ibu dari Muhammad Sholeh (7 th) dan Siti Anisa (3 th) ini.

Ismi berharap, dengan menjadi peternak semoga dapat menambah pendapatan keluarga, “Kami sangat berterima kasih dengan program pemberdayaan peternak. Mudah-mudahan dengan program ini perekonomian dapat meningkat,” harapnya.

Di tempat terpisah, Matali (43), menjalani hari seperti umumnya orang tua lainnya. Mengisi hari dengan tiga anak  dan  seorang istri. Dia Bekerja mati-matian sebagai buruh bangunan. Dengan bekerja serabutan tentu Dia tidak mudah membiayai kebutuhan keuangan keluarganya. Apalagi dalam sebulan belum tentu ada orang yang minta jasanya untuk konstruksi bangunan, “Malah sering nganggur,” katanya.

Resah sering menganggur. Maka suami dari Minah (40) ini berfikir untuk mencari pekerjaan lain. Waktu itu terpikir untuk menjadi penjual sayur keliling. Kemudian ide tersebut direalisasikan sekitar tahun 1995, ia bertekad menjadi penjual sayuran keliling disekitar Desa Kali Suren, Parung Bogor. Ia mengawali sebagai penjual sayuran keliling dengan modal awal Rp25.000. Pada tahun itu, modal sebesar Rp25.000 sudah bisa membeli berbagai macam sayuran seperti cabe, bawang merah, bawang putih, ikan asin, sayuran, tahu dan tempe, “Bahkan sampai nggak kuat nggendong,” kata Matali. 

Namun kondisi itu sudah berubah. Sekarang untuk belanja sayuran komplit membutuhkan modal Rp600 ribu. Bahkan, saat harga cabai naik tahun lalu, ia hanya belanja 7 butir cabai dan ia jual ke warga seharga Rp300 per butir. Dia merasakan betul harga sembako dipasaran yang terus melonjak, “Jaman sekarang harga-harga lebih mahal, nggak kaya dulu,” ujar Matali membandingkan.

Suami dari Minah (40) ini mengaku bahagia berjualan sayur keliling dari pada bekerja sebagai buruh bangunan, karena menjadi penjual sayur keliling setiap hari bisa mendapatkan uang walau hasilnya kecil. Sementara bekerja sebagai buruh bangunan nggak rutin dapat uang, “Walau hasilnya kecil, namun saya dapat uang harian,” ujar pria yang suka memanjangkan rambut ini.

Sebelum Shubuh menjelang, ia sudah bergegas ke Pasar Parung untuk belanja sayuran dengan menumpang mobil bak terbuka. Setelah berbelanja sayuran komplit, ia kembali ke rumah sekitar pukul 05.30 WIB. Setelah itu, Ia langsung menjajakan sayuran di lingkungan desanya hinggga Dhuhur menjelang. “Alhamdulillah dapet untung 40 ribu rupiah per hari.”

Sebagai penjual sayuran keliling, Matali tidak mudah membiayai kebutuhan keuangan keluarga dan  membiayai sekolah ketiga anaknya. Sehingga Maimunah, anak pertama dan Muhammad Zien, anak kedua hanya lulusan SMP. “Tapi saya tetap bersyukur atas rezeki yang ada,” ujarnya pasrah.

Pria asli kelahiran Jampang ini bertambah bersyukur karena masuk dalam daftar penerima manfaat program pemberdayaan Kampoeng Ternak jejaring Dompet Dhuafa. Dan sekitar awal Juli 2011, Dia menerima lima ekor domba untuk dipelihara. Sebelum menjadi mitra peternak Kampoeng Ternak, dia mengaku tidak mempunyai aktitas lain untuk menambah penghasilan. “Habis selesai jualan, paling istirahat hingga sore,” kata Matali.

Namun, kini Dia bisa memanfaatkan waktu luang untuk mencari rumput. Sekitar pukul 02.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, dengan berbekal arit, asahan dan wadah rumput, Matali siap mencari pakan kambing di sekitar sungai yang tak jauh dari rumahnya.

Matali mengaku senang dengan aktivitas tambahannya, karena diharapkan bisa menambah pendapatan ekonominya. “Keuntungan dari ternak ini akan saya belikan lagi kambing, supaya kambingnya tambah banyak,” harap Matali.***
Read more...
Senin, 25 Juli 2011

Kampoeng Ternak Family Gathering

0 komentar
Sawangan – Kampoeng Ternak mengadakan family gathering bagi seluruh karyawan beserta keluarga di Dufan, Taman Impian Jaya Ancol, Kamis (21/7).

Serangkaian acara dilaksanakan untuk membangun kebersamaan keluarga besar Kampoeng Ternak seperti rangkaian lomba dan tuker kado antar karyawan. Setelah sampai  di pantai Karnaval Ancol, ayah dan ibu diajak untuk mengikuti lomba makan kerupuk, membuat mumi  dan lari balon, kemudian anak-anak diajak untuk mengikuti lomba kelereng. 

Setelah makan siang dan sholat, keluarga besar Kampoeng Ternak langsung menuju Dufan untuk menikmati berbagai permainan yang memacu dapat andrenalin. Menurut Zainudin, Ketua Panitia Family Gathering, jumlah peserta yang ikut acara tersebut mencapai 45 keluarga.

 “Acara ini sebagai ajang silaturahmi untuk meningkatkan keakraban dan semangat kekeluargaan,” kata Zainudin.***
Read more...

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here