Diberdayakan oleh Blogger.
 
Sabtu, 31 Oktober 2009

Ummi, Kornet Superqurban Bisa Buat Campuran Makanan Apa Saja

0 komentar

Sebagai wanita yang menjalankan peran dwi fungsi, baik sebagai kepala rumah tangga maupun ibu bagi anak-anaknya. Sutrisnowati (54) harus bekerja ekstra keras, mencari nafkah sekaligus mendidik anak-anak bukanlah perkara ringan, tapi harus dijalaninya. Semua itu ia lakoni sendiri setelah suaminya, Erman Syamsu Rizal meninggal dunia pada 13 tahun lalu.

Memang terasa berat saat ditinggal suami. Tapi wanita yang biasa disapa Ummi ini tidak mau larut dalam kesedihan, ia bertekad untuk bisa membesarkan anak-anak dan mensekolahkannya. “Saya harus kuat menjalani kehidupan ini,” ujarnya, Sabtu (31/10)

Saat dinikahi Erman, Sutrisnowati berusia 21 tahun, dari pernikahan ini ia dikaruniai 6 anak. Ummi mengisahkan saat suaminya masih hidup kehidupan rumah tangganya sangat berkecukupan, ”Sampai pernah menyekolahkan anak tukang becak hingga lulus SMA,” kenangnya.

Tetapi setelah suaminya meninggal semuanya berubah, wanita tegar ini harus menanggung semua kebutuhan ekonomi anak-anaknya. Kini ia hidup sederhana bersama keenam anaknya di Jalan Penggalan 9, RT10/03, Matraman. Daerah yang menjadi salah satu Integrated Community Development (ICD) di Jakarta Timur.

Untuk menjemput rezeki ia pernah bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang radio, di daerah Cibubur. Tapi cuma 6 bulan. Setelah itu ia kembali ke dunia mengajar. “Saya lebih suka dunia mengajar,” katanya.

Beruntung, wanita yang menamatkan Sekolah Menengah Atas di Surabaya ini mempunyai keahlian dibidang baca tulis Al Quran. Dengan modal itu membuka kursus privat Iqro’ dan Al Quran untuk anak-anak dan orang tua di rumah-rumah penduduk. “Alhamdulillah dari awal didukung suami untuk ngajar privat,”terangnya.

Hingga kini jumlah murid privat Ummi mencapai ratusan, para muridnya ini tersebar dari daerah Pulau Gadung, komplek Pertamina, Kayu Manis, didaerah ini ia juga mengajar privat istri-istri Perwira. “Alhamdulillah banyak yang udah bisa baca Al Quran,”. Walau muridnya banyak, tetapi wanita yang sangat dihormati para muridnya ini tidak mau dikultuskan. “Saya tidak mau di cium tangan oleh murid-murid karena saya berprinsip saling belajar dan mengajarkan Al Quran,”

Ummi menyadari, rezeki dari hasil privat tidak akan mencukupi kebutuhan perekonomian keluarganya. Karena itu, wanita kelahiran Betawi 1955 ini memutuskan untuk berjualan makanan kue. ”Alhamdulillah dari usaha ini bisa menutupi kebutuhan keluarga. Sekarang anak-anak sudah sekolah semua, walaupun hanya sampai SMA.” jelas salah satu mentor anak asuh Rumah Zakat di ICD Matraman ini.

Menjelang Idul Adha, ia mengenang saat rumahnya sering mendapat daging qurban hingga berlebih.”Saya sering dapat banyak daging qurban. Karena berlebih saya kasih ke tetangga yang lainnya,”

Menurut wanita yang pernah aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ini khusus di dearah Jakarta daging qurban sangat berlimpah. Karena itu perlu adanya terobosan supaya daging qurban bisa sampai ke wilayah pelosok. Ia mengatakan bahwa daging qurban yang dikornetkan sangat efektif membantu orang-orang di daerah yang tidak mampu. “Sehingga tidak terjadi kemubaziran,” ujarnya.

Pada Idul Adha tahun lalu, wanita yang terus mengabdikan di dunia pendidikan ini mendapat jatah kornet Superqurban dari Rumah Zakat Indonesia. “Kornet Superqurban enak rasanya, bumbunya pas,” ujar wanita yang pandai memasak ini.

Kornet Superqurban itu bisa buat campuran makan apa saja. ”Waktu itu kornet Superqurban saya bikin perkedel, juga sambal goreng printil ala kornet, bahkan saya buat campuran nasi goreng. Dan rasanya tetap enak.” ***
Read more...
Kamis, 29 Oktober 2009

Mobil Klinik ikutan Rally?

0 komentar

Pontianak. Pecinta dunia otomotif Kalimantan Barat akan menyusuri daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, tidak ketinggalan mobil klinik keliling Indosat- Rumah Zakat Indonesia ikut serta dalam rombongan yang akan berangkat Jumat (30/10).

Kegiatan rally wisata bertema “Gebyar Sumpah Pemuda Bakti Sosial dan Rally Wisata Lintas Negara 2009” yang menyusuri daerah perbatasan ini dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2009.

Adapun rute rally wisata bermula dari Pontianak di Lapangan Markas Komando Resort Militer (Korem) 121/Alambhanawanawai (ABW)– Singkawang- Pemangkat – Tebas-Sambas-Kartiasa-Simpang Tiga Sekura –Galing-Sajingan-Aruk (daerah perbatasan Indonesia-Malaysia)-Biawak-Lunduk-Batu Kawah-Serian-Tebedu dan berakhir di Entikong.

Kegiatan yang digagas oleh Ikatan Motor Indonesia Kal-Bar, Pertamina, FKPPI dan West Borneo Tiger Club (WBTC) dan melibatkan mobil klinik Indosat-Rumah Zakat sebagai salah satu tim medisnya. (Iman Sulaiman-BM Pontianak).***
Read more...

Memperingati Sumpah Pemuda, 200 Calon Relawan Ikuti Diksar

0 komentar

JAKARTA (29/10). Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-81, Rumah Zakat Indonesia Divisi Community Development menyelenggarakan Diksar pada 30 hingga 01 November 2009 di Resort Lido Bogor. Acara ini akan di ikuti sekitar 200 calon relawan dari DKI Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Cikarang. Para peserta akan dilepas oleh Jaya Saputra, Head of Regional Jakarta Raya Timur di depan kantor Rumah Zakat Indonesia Cabang Matraman, Jum’at (30/10).

Linda Fitriyani, Program of Regional Jakarta Timur menyatakan bahwa, untuk memfasilitasi para pemuda yang suka bergerak di dunia sosial masyarakat, Rumah Zakat Indonesia menfasilitasinya dengan Kampus Relawan yang meliputi berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat. “Disini para pemuda bisa menyumbangkan tenaga dan kreatifitasnya untuk memberikan pertolongan kepada masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (29/10).

Menurutnya, acara diksar merupakan agenda tahunan Rumah Zakat Indonesia. “Acara ini juga sebagai rangkaian dari kegiatan ERT ( Emergency Resque Team ) bagi para pemuda yang haus akan tantangan dan berjiwa sosial,” katanya.

Linda menjelaskan, pelatihan Community Development bertujuan untuk mencetak para fasilitator atau pendamping pemberdayaan masyarakat. Sedangkan untuk pelatihan ERT para peserta akan diajarkan skill untuk penanggulangan bencana baik di air maupun darat, serta penanggulangan siaga bencana yang lebih fokus pada penyaluran sandang pangan dan papan atau infrastruktur.

Dihari pertama para peserta dari berbagai daerah ini akan tinggal di lingkungan masyarakat dan ada juga yang membuat bivak. “Dalam materi Commdev para peserta akan melakukan studi kasus masyarakat desa, memetakan masalah kemudian memecahkan solusinya,” terang alumni IPB ini.

Sementara, acara diksar ini dilakukan secara nasional serentak di 44 kantor cabang Rumah Zakat Indonesia di seluruh Indonesia pada bulan Oktober 2009. “Diharapkan diksar ini mampu mendorong rasa percaya diri para relawan dan wawasan bagai mana cara melakukan pendampingan pemberdayaan masyarakat serta penanggulangan bencana yang sering terjadi di Nusantara ini,” harap Linda.***
Read more...
Rabu, 28 Oktober 2009

Distribusi Mudah Dengan Superqurban

0 komentar

Hari Raya Idul Adha identik dengan penyembelihan dan pembagian daging qurban. Akan tetapi fenomena tentang kasus pembagian daging qurban dari tahun ke tahun terus berulang, agenda pembagian daging qurban sepertinya tak kunjung menemukan solusi yang jitu, seperti kasus yang sering terjadi saat pembagian zakat. Fenomena seperti antrian panjang, berebut daging qurban, bahkan banyak penerima daging qurban dari orang-orang yang seharusnya tidak menerimanya. Fenomena ini menjadi hal yang memprihatinkan bagi kita semua umat Islam. Karena harusnya daging kurban tersebut bisa disalurkan dan diterima dengan cara yang lebih baik dan tertib.

Rumah Zakat Indonesia memberikan solusi dalam mendistribusikan daging qurban. Maka Rumah Zakat menghadirkan program Superqurban yaitu inovasi pengolahan daging qurban dalam bentuk kornet melalui teknologi tinggi yang tahan hingga 3 tahun. Inovasi kornet Superqurban merupakan solusi agar daging qurban semakin merata dan mampu membantu masyarakat yang membutuhkan daging tak hanya di Hari Raya Qurban.

Dengan kemasannya yang praktis, maka kornet Superqurban mudah dibawa dan bisa menjangkau pelosok Indonesia. Bahkan Rumah Zakat Indonesia menyalurkan kornet Superqurban dilakukan sepanjang tahun. Kornet Superqurban akan didistribusikan kepada warga korban bencana di berbagai pelosok tanah air. Seperti halnya dalam gempa di Jawa Barat dan Sumatera Barat, Rumah Zakat Indonesia mendistribusikan 100 ribu kornet Superqurban kedaerah itu dan manfaatnya pun telah dirasakan langsung oleh korban gempa.

Kornet Superqurban juga di distribusikan ke 236 wilayah binaan atau Integrated Community Development yang tersebar dari Aceh hingga Jayapura sebagai sarana perbaikan gizi masyarakat, serta ke berbagai pelosok tanah air yang memiliki potensi gizi buruk. Tahun 2008 lalu, Rumah Zakat Indonesia mengumpulkan hewan qurban sebanyak 7179 ekor kambing, 410 ekor sapi, yang telah dikornetkan dan disalurkan ke seluruh pelosok nusantara, termasuk ke wilayah rawan pangan, gizi buruk dan terisolasi bencana. (Abu Hylmi)***
Read more...
Minggu, 25 Oktober 2009

Budidaya Ikan Lele Di ICD Centre Tangerang

0 komentar

TANGERANG (25/10). Untuk mengoptimalkan pemberdayaan potensi masyarakat di desa binaan atau Integrated Community Development (ICD), Rumah Zakat Indonesia Tangerang kembali membuka peluang usaha bagi masyarakat di ICD Centre Selapajang Tangerang dengan membuat kolam ikan untuk budidaya ikan lele.

“Melihat area ICD Centre Tangerang yang luas, sejak akhir Desember 2008 ada upaya dari kami untuk menjadikan ICD tersebut menjadi Home industri,” kata Muhammad Irvan Bakrie, Mustahik Relations Officer (MRO) Tangerang, di Tangerang.

Menurut Irvan, saat ini di halaman belakang ICD sudah dibuat kolam ikan Lele dan siap untuk menampung bibit-bibit ikan lele. Sebagai permulaan pencananya pada Rabu (18/02) akan disebar sekitar 300 bibit ikan lele.

“Sedangkan untuk pemeliharaannya cukup sederhana, setiap hari bibit ikan diberi makan pelet hingga tiga kali. Dalam waktu 45 hari bibit lele bisa di panen. Dari tiga ratus bibit ikan bisa menghasilkan tiga puluh hingga empat puluh kilo dan setiap kilonya dihargai Rp 14.000. Setelah itu hasil panen akan dijual ke pedagang pecel lele di Tangerang,” imbuhnya.

ICD Centre Tangerang berdiri sejak November 2008, dengan luas tanah 300 meter persegi. Hampir setiap pekan aktivitas ICD Centre Tangerang di Selapajang Tangerang selalu di penuhi oleh kegiatan kemasyarakatan. Saat ini kegiatan yang sudah berjalan dan melibatkan masyarakat sekitar ICD seperti kerja bakti warga, pelatihan perkusi dan kaligrafi untuk anak-anak dan pemuda, dan untuk ibu-ibu juga disediakan pelatihan merajut membuat taplak meja. Kemudian untuk pembangunan sarana infrastruktur juga di bagun WC umum dan renovasi gedung mushola.#
Read more...

RZI Gelar Nikah Massal Untuk Pemulung

0 komentar


JAKARTA. Rumah Zakat Indonesia menyelenggarakan pernikahan massal bagi para pemulung yang tinggal di Jalan Kesadaran RT 02 RT 07 No. 42 Kelurahan Cipinang Muara Jakarta Timur, hal itu dikarenakan 13 pasangan tidak resmi tersebut belum mendapatkan pengakuan status pernikahan dari Pemerintah. Resepsi pernikahan digelar di bengkel mobil milik seorang warga sekitar dengan diiringi alunan musik marawis menambah semarak pembukaan acara yang dimulai pukul 09.00 WIB. Pada kesempatan itu turut hadir aparat desa dan tokoh masyarakat setempat.

Menurut Jaya Saputra, Manager Program RZI Jagobotabek mengatakan, diselenggarakannya pernikahan massal bagi para pemulung adalah untuk membantu para pasangan nikah ‘dibawah tangan’ untuk mendapatkan status sah dan pernikahannya tercacat oleh Pemerintah.

“Saya sangat terkesan dengan diselenggarakannya pernikahan masal, hal ini merupakan bentuk perhatian yang baik untuk masyarakat yang kurang mampu walaupun hanya mengurus akte nikahnya,” kata Yanto, ketua RW, saat membuka acara. Ahad (15/02).

Acara ini sangat membantu para pemulung, dan memudahkan untuk peserta yang rata-rata berusia diatas 30 tahun, “Senang banget ikut acara ini, karena kami sudah punya buku nikah dan status pernikahan kami sudah sah dan diakui oleh Pemerintah,” ungkap Askar (41) dan Ida Rosida (49), salah satu pasangan nikah massal, di Jakarta.#
Read more...
Jumat, 23 Oktober 2009

KEMBANGKAN KETAHANAN PANGAN, RZI TARGETKAN 12.000 KAMBING DAN 700 SAPI

0 komentar

JAKARTA – Sebagai negara yang terdiri dari pulau-pulau, kita harus selalu waspada akan ancaman kasus rawan pangan di berbagai pelosok dan desa-desa tertinggal akibat kurang gizi. Banyaknya kasus rawan pangan ini dipicu dari kurangnya pembinaan gizi yang cukup dari mulai lahir hingga masa pertumbuhan.

Temuan ini mendorong Rumah Zakat Indonesia untuk makin mengoptimalkan potensi kornet Superqurban sebagai sarana pembinaan gizi masyarakat di wilayah-wilayah tertinggal dan daerah rawan pangan. Melalui 236 desa binaan atau Integrated Community Development (ICD) yang tersebar di 43 cabang RZI dari Sumatera hingga Papua, pembinaan dilakukan secara sistmatis dan berkelanjutan sebagai sarana perbaikan gizi masyarakat, serta ke berbagai pelosok tanah air yang memiliki potensi gizi buruk.

Keunggulan Superqurban
Dengan sertifikasi halal dari MUI, maka masyarakat tidak perlu khawatir apakah inovasi daging qurban di kornetin sesuai syariah? Karena secara syariah sesuai dengan hadist Nabi SAW yang diriwayatkan Aisyah r.a, beliau berkata, “Dahulu kami biasa mengasinkan (mengawetkan) daging udhhiyyah (qurban) sehingga kami bawa ke Madinah, tiba-tiba Nabi saw. bersabda “Janganlah kalian menghabiskan daging udhiyyah (qurban) hanya dalam waktu tiga hari”. (HR. Bukhari-Muslim).

Selain itu, kornet Superqurban sangat praktis, mudah dibawa dan mudah dibuka. Sehingga memudahkan untuk pendistribusian ke lokasi bencana dan daerah-daerah pelosok. Sementara daging kurban didatangkan dari peternak lokal, sehingga mutu kesehatan hewan kurban juga terjamin sebab hewan-hewan ternak dipantau perkembangannya.

Karena itu, untuk memenuhi usaha mengurangi banyaknya kasus rawan pangan di berbagai daerah kurang terjangkau dan tidak mendapatkan akses luar, dengan mengambil moment Idul Adha 1430 H/2009 M, di tahun ini Rumah Zakat Idonesia menargetkan pencapaian Superqurban Nasional sebesar 12.000 kambing dan 700 sapi, sehingga akan terkumpul stok gizi makanan berupa 480.000 kaleng kornet kambing dan 280.000 kaleng konet sapi. Walau belum signifikan, tetapi ikhtiar dari Rumah Zakat semoga bisa mengurangi kasus rawan pangan.

Dengan mengikuti program Superqurban, penyaluran akan dapat dilakukan sepanjang tahun karena mampu bertahan hingga 3 tahun tanpa bahan pengawet. Kornet qurban akan didistribusikan kepada warga korban bencana di berbagai pelosok tanah air. Manfaatnya telah dirasakan langsung oleh korban gempa di Jawa Barat dan Sumatera Barat dengan didistribusikannya 100 ribu kornet Superqurban ke kedua wilayah ini.

Bagi pequrban, penyaluran akan diserahkan secara langsung. Selain itu pequrban juga boleh mendistribusikan kornet Superqurban yang menjadi haknya di wilayah yang dikehendaki secara langsung.***

Mo berpartisipasi hubungi Cipto (021-7152 9205)
Read more...

Obi, Remaja Penuh Prestasi

1 komentar

“Liburan itu perlu,” kalimat ini secara langsung keluar dari mulut Robiatul Adawiyah, saat ditanya aktivitas apa yang diperlukan untuk membuat rileks pikiran. Maklum, anak pasangan dari Sukiran dan Lapingah ini hampir tiap harinya di isi oleh berbagai aktivitas positif. Dari Senin hingga Sabtu ia harus menimba ilmu di bangku sekolah SMK 14 Jakarta Pusat. Gadis supel yang biasa dipanggil Obi ini, tiap hari Ahad harus mengikuti pembinaan Rumah Zakat dan kursus bahasa Inggris di IEC Kramat III, Jakarta Pusat serta ekstra kulikuler sekolah. Walau Obi lahir dari keluarga sederhana, tetapi ia bertekad untuk terus berprestasi, dengan itu, Obi bisa membuat tersenyum orang tua. ”Cita-cita saya pengin jadi orang sukses dan membuat senyum orang tua,” terangnya. Caranya dengan prestasi di sekolah dan bawa nama baik orang tua.

Maka tak heran, gadis remaja yang hobi baca novel bertemakan tenlit ini, terus mengukir prestasi di bangku Sejolah Dasar. Tercatat, dari kelas satu hingga kelas enam dapat mempertahankan peringkat dua di SD Cempaka Puith 05 Pagi, sementara saat kelas tiga SMP mendapat peringkat satu di kelasnya serta juara satu lomba madding bertema “Dream Concer” di SMKnya.

Obi (16), mendapat beasiswa dari Rumah Zakat Indonesia sejak kelas tiga SMP, karena penghasilan orang tuanya tidak bisa mencukupi kebutuhan sekolah semua ketiga adiknya. Walaupun banyak prestasi yang diukirnya, tetapi Obi mengaku lemah dalam pelajaran bahasa Inggris, karena itu Rumah Zakat Indonesia memfasilitasinya dengan mengikuti kursus bahasa inggris di IEC Jakarta Pusat selama enam bulan, ”Alhamdulillah sekarang ada kemajuan, untuk meningkatkannya (bahasa inggris) saya sering mendengarkan lagu-lagu berhasa inggris,” terangnya.

Saat ini Obi bersama orang tunya tinggal di rumah sederhana di Kampung Baru Jalan Sambiloto V, Pulogadung Jakarta Timur. Seperti pada gadis yang menginjak masa dewasa, Oby pun menyukai novel-novel yang bertemakan cerita anak muda, seperti novel ”Rahasia Bintang”, bahkan Novel best seller Ayat-ayat Cinta pun pernah dibacanya, ”Tapi belum selesai, karena udah keburu nontom filmnya,” aku Obi. Karena kegemarannya dalam membaca, menyebabkan ia memberanikan diri untuk menulis novel. Karya, novel yang sudah dibuatnya berjudul “Gadis Menunggu Cinta,” yang berisikan kisah-kisah anak muda. ”Awalnya bikin novel karena ada tugas dari guru Bahasa Indonesia untuk merangkum Novel yang sudah diterbitkan, karena harus beli mending bikin sendiri,” akunya.

Untuk mengisi liburan akademik ini, Obi mengaku belum punya agenda khusus. Di rumahnya sendiri juga jarang mengagendakan liburan keluarga ke obyek wisata. Paling kalau liburan panjang Obi suka pergi ke tempat tante di Karawang, ”Tapi saat ini saya sibuk mempersiapkan magang PKL di kantor pajak Jakarta,” kata siswa jurusan Akuntansi ini. Untuk mengisi liburan sekolah saya isi dengan membantu ortu di rumah dengan aktivitas seperti nyuci dan nyapu.

Ketika Obi mendengar dari kakak mentornya, bahwa dalam rangka Hari Anak Nasional dan liburan semester Rumah Zakat Indonesia mengagendakan event Kemah Juara yang akan diikuti oleh 3.500 anak asuh se-nasional di Bumi Perkemahan Cibubur. Obi sangat senang, ”Walau belum pernah ikutan kemah juara, tapi saya udah ngebayangin serunya,” ujarnya. Karena sebelum ini Obi pernah aktif Pramuka saat di bangku SMP, menurut Obi hal yang paling berkesan dalam kegiatan Pramuka adalah pelajaran kemandirian dan solidaritas sesama teman, juga lebih banyak interaksi ke masyarakat. ” Kemah juara bagus, karena dapat menjadi ajang mengasah potensi, hidup dialam bebas dan jauh dari orang tua, jadi lebih mandiri,”.

Obi tercatat menjadi anak asuh Rumah Zakat Indonesiadi Koordinator Wilayah (korwil) Jakarta Timur, untuk mempersiapkan kemah juara, kelompok Obi mengaku akan menyumbang puisi dan drama yang akan dilombakan dalam kemah yang bertemakan ”Anak Indonesia Cinta Budaya Indonesia,”. Sebagai anak muda jaman sekarang, Obi mengaku sangat mencintai budaya Indonesia, hal ini dibuktikan dengan keaktivan Obi dalam ekstra kulikuler tarian Saman asal Aceh. ”Saya bangga dan cinta budaya Indonesia dengan cara melestarikan tarian Saman”.***(Abu Hylmi)
Read more...
Kamis, 22 Oktober 2009

Alhamdulillah, Kami Dikasih Rumah Sama Rumah Zakat

0 komentar

Akibat gempa berkekuatan 7,3 SR yang mengguncang daerah Sumatera Barat pada 30 September lalu, ribuan warga kehilangan rumah, sanak saudara, dan harta benda. bahkan banyak warga yang rumahnya rata dengan tanah, hingga saat ini para warga masih tingal di tenda-tenda darurat.

Bachtiar Efendi, 60, merupakan salah satu korban gempa yang rumahnya hancur. Walau rumahnya kini tinggal puing-puing, Bactiar tetap bersyukur karena kedua anaknya selamat. “Alhamdulillah, walau rumah kami hancur, tetapi sekeluarga selamat,” ujar bapak dua anak ini.

Saat gempa terjadi dia sedang berada di dapur bersama anaknya untuk memasak air di rumahnya di Jalan Dakota Kelurahan Tunggul Hitam Kec. Koto Tangah, Padang. Bactiar mengisahkan, waktu itu sekitar pukul 17.16 WIB gempa terasa dan langsung membuat dinding rumah bergoyang dan berbunyi. Akibat guncangan terlalu besar membuat tembok-tembok dalam rumah roboh, sehingga reruntuhan itu menimpa Bachtiar. ”Pundak saya tertimpa tembok, Bahkan dindingnya juga menimpa lengan saya sehingga sempat keseleo,” kenangnya.

Alhamdulillah, waktu kejadian gempa anak saya, Lisa berada didekat saya, sehingga bisa membantu mengangkat reruntuhan yang menimpa pundak. ”Setelah itu lalu kami lari keluar dan malamnya hanya tidur didekat pintu,” ujar Lisa yang baru lulus dari SMU Pertiwi, dan tercatat sebagai anak asuh Rumah Zakat Padang ini.

Sekarang kondisi rumah Pak Bactriar hanya ditutupi bendera, kain terpal dan perabotan yang masih tersisa. Sementara piring banyak berserakan, dinding retak, dan lantai naik turun. Untuk membangun rumah kembali membutuhkan biaya besar, padahal fisiknya yang sudah menua tidak memungkin untuk bekerja. Karena itu bapak yang sudah ditinggal istri dua tahun lalu ini sangat menggantungkan hidup kepada anak sulungnya, Fajri yang sudah bekerja.

Menurut Bachtiar, saat ini pihaknya sering menerima bantuan makanan, padahal bantuan material untuk membangun kembali rumahnya juga perlu. Oleh karena itu, Bachtiar menandai rumahnya dengan tulisan “Tidak layak huni”. ”Alhamdulillah bantuan sembako sudah banyak berdatangan, dan ada juga mahasiswa yang mendata kerusakan dirumah kami, namun sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” harapnya.

Bahkan disaat tim Rumah Zakat masuk rumah beliau, lantai masih terasa goyang. Saat ditanya mengapa masih menempati rumah yang tidak layak huni?. Dia hanya menjawab pasrah, “Kami mau tinggal dimana lagi, ya hanya disini tempat kami berteduh”

Kini ribuan rumah warga di Kota Padang dan Pariaman tidak layak huni, Rumah Zakat Indonesia memfasilitasi dengan mendirikan Tenda Famili, sebagai tempat tinggal sementara bagi warga yang rumahnya roboh. “Alhamdulillah kami dapat rumah baru dari RZI,” ujar Bachtiar sambil tersenyum.*** (Abu Hylmi).
Read more...
Rabu, 21 Oktober 2009

SUPERQURBAN MEMPERPANJANG NILAI KEBAIKAN ANDA

0 komentar
JAKARTA. Idul Adha 1430 H segera dijelang, dengan semangat “Pantang Mubazir”, Rumah Zakat Indonesia kembali mengkampanyekan program Superqurban yang kini memasuki tahun ke-10. Superqurban merupakan program optimalisasi pengolahan daging qurban menjadi kornet Superqurban, sehingga nilai manfaatnya lebih panjang. Jika daging qurban biasa hanya habis dalam 3 hari, Superqurban mampu bertahan hingga 3 tahun sehingga nilai manfaatnya menjadi lebih panjang. Pendistribusiannya dilakukan menjangkau menjangkau masyarakat di pelosok dan wilayah-wilayah bencana.

Kornet qurban akan didistribusikan melalui kegiatan-kegiatan Rumah Zakat Indonesia, antara lain : Siaga Bencana, aksi tanggap bencana yang dikelola RZI dengan program terpadu fokus pada penigkatan gizi dan kesehatan korban bencana alam atau daerah konflik, yang seringkali mengalami kesulitan pangan. Kemudian Siaga Gizi, kegiatan distribusi bantuan pangan gratis bagi masyarakat daerah minus, daerah gizi buruk serta Integrated Community Development atau Desa Binaan Terpadu di 236 wilayah dari Aceh hingga Jayapura.

Lumbung nasional
Rumah Zakat Indonesia menyiapkan Superqurban sebagai program tanggap bencana nasional. Jika petani menyiapkan hasil panen untuk mengantipasi paceklik di dalam lumbung, maka Superqurban adalah lumbung pangan yang disiapkan untuk membantu korban bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

Dengan sertifikasi halal dari MUI tentu Superqurban menjadi bahan makanan yang sangat dinanti oleh korban bencana. Tercatat sejak gempa Jabar lalu kemudian disusul gempa Sumbar sebanyak 100 ribu kornet Superqurban dan paket Siaga Gizi telah didistribusikan dan dirasakan manfaatnya. Hari raya Qurban segera dijelang, saatnya mengoptimalkan qurban Anda melalui program Superqurban.


Media Relations,
Rumah Zakat Inddonesia
Jl. Matraman Raya 148 Jakarta Timur
CP. Dyana 021-92484635/08179636462
Cipto 021 71529205
Read more...
Jumat, 16 Oktober 2009

Wahai Suamiku, Berjalanlah Seperti Rasulullah

0 komentar
Ketika awal pernikahan, saya dan isteri berkomitmen untuk saling mengingatkan dan menasehati jika ada yang lalai dalam hal ibadah atau dalam hal lainnya. Tak terasa kini usia pernikahan kami sudah berjalan lebih dari satu tahun. Ketika mengarungi bahtera pernikahan saya menemukan keunikan pada sosok wanita sederhana ini. Seiring berjalannya waktu ternyata kami sering berbeda pendapat dalam berbagai hal. Sebagai contoh isteri saya itu sangat ’cerewet’ ketika melihat saya mau sholat berjamaah di masjid tapi tidak pakai baju koko, padahal saya termasuk orang yang tidak memperdulikan penampilan. Selain itu, wanita pendampingku ini kalau berjalan sangat cepat, saya sering tertinggal jauh dibelakang jika suatu saat sedang berjalan dengannya. Dan biasanya perbedaan ritme berjalan saat moment tertentu sering memicu ’percekcokan’ yang berujung pada ’perang dingin’. Pernah suatu hari saat bersilaturahmi ke salah satu ustadz, sang isteri berjalan melesat meninggalkan saya beberapa meter. Padahal dalam hati sebenarnya saya ingin berjalan beriringan dan bergandengan tangan. ”Makanya mas, kalau mau bergandengan tangan jalannya dipercepat dooong!. Seperti jalannya Rasulullah,” ujar isteri suatu ketika.

Saya terkejut. Frase “Berjalan seperti jalannya Rasulullah” itu begitu membekas dibenak saya. Sepanjang perjalanan berfikir apakah ada yang salah dengan cara berjalan saya?. Dan apakah ini rahasianya kenapa jika berjalan berdua, isteri saya selalu terdepan?. Setelah sampai dirumah, saya langsung menuju perpustakaan kecil hasil koleksi sejak kuliah dulu. Mata saya tertuju pada buku "Nasihat Indah Untuk Suami Istri" karya Syekh Umar Bakri Muhammad, Beliau mengatakan ketika mengarungi bahtera pernikahan, dibutuhkan pemahaman mengenai cara memelihara pernikahan agar tetap harmonis dan tahan terhadap badai ujian.

Ada yang mengatakan, usia pernikahan bukanlah parameter untuk mengetahui keseluruhan sifat dan kebiasaan pasangan kita. Karena ada pasangan yang sudah menikah pululan tahun tapi ‘radar hati’ belum bisa menangkap secara utuh sesuatu yang disuka maupun yang dibenci oleh pasangan. Karena itu dibutuhkan keterbukaan dan kran komunikasi yang efektif, sebab biduk rumah tangga bisa menjadi neraka jika hubungan komunikasi dalam keluarga itu tidak terbangun dengan baik. Seorang teman pernah berkata, kelancaran dalam kran komunikasi adalah sebagian dari kesuksesan untuk menjalin keharmonisan sebuah keluarga.

Dengan berterus terangnya isteri, bahwa dia lebih menyukai saya kalau berjalan itu yang cepat tidak seperti berjalannya orang lemas, seumpama sepotong kayu yang diangkut. Mengingatkan saya bahwa saya harus terus meningkatkan relationship dengan pasangan hidupku ini. Menghidupkan radar hati untuk menangkap sinyal-sinyal perasaan isteri yang tersirat di wajah dan terkadang tidak bisa diterjemahkan oleh mata. Mau tak mau saya harus menyeimbangkan dan menyamakan keinginan. Apalagi sesuatu yang disukai isteri itu adalah sunnah Rasulullah SAW. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan di dalam Al-Hadyi ada sepuluh macam cara berjalan, diantaranya adalah yang paling baik dan yang paling sempurna adalah berjalan at-takaffu’ dan at-taqallu’, seperti keadaan orang yang turun dari ash-shabab (tempat yang miring atau curam), dan cara jalan ini adalah cara jalannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagai seorang muslim, kita tentu sepakat bahwa Rasulullah SAW adalah suri tauladan yang sempurna. Dan pastinya jika mengaku umat beliau SAW akan berusaha mengikuti jejak beliau dengan jalan mengikuti sunnah-sunnah Nabi. Seperti yang dikatakan Aisyah Rodhiyallahuanha mengatakan bahwa akhlak Rasulullah adalah “Al-Qur’an”. Tidak satu perkataan Rasulullah merupakan implementasi dari hawa nafsu beliau, melainkan adalah berasal dari wahyu ilahi. Begitu halus dan lembutnya perilaku keseharian beliau. Maka tak heran, dalam sebuah buku 100 tokoh berpengaruh di dunia menempatkan Rasulullah pada urutan pertama.

Saya yakin bahwa teguran istri agar cara berjalan saya dirubah adalah untuk keharmonisan keluarga juga. Dengan menyamakan ritme langkah kaki, saya bisa berjalan disampinya dan bergandengan tangan. Apalagi cara berjalan seperti keadaan orang yang turun dari ash-shabab (tempat yang miring atau curam) dicontohkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad. Sebagai pengikut ajaran beliau, tentu dengan sekuat kemampuan untuk mempraktekkan sunnah-sunnahnya. Sungguh menyenangkan ya, saling menasehati dan bekerja sama dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT dan mengikuti sunnah Nabi dalam keluarga, walau kelihatan sepele dan ringan seperti mengikuti cara berjalan Rasulullah SAW. Tapi dengan ini keharmonisan keluarga bertambah kuat.***

Terimakasih Yayang.

Bumi Allah, 17 Oktober 2009.
Read more...
Minggu, 11 Oktober 2009

Pake ‘Hate’ Jangan Hape

0 komentar
Handphone merupakan sarana yang bisa dimanfaatkan untuk kebaikan dan keburukan. Tergantung pemakainya sendiri. Ditangan orang-orang yang beriman dan bertakwa peralatan tersebut akan bermanfaat sekali. Karena digunakan untuk mendukung aktivitas ketakwaannya. Misalnya digunakan untuk menjalin silaturahim atau juga digunakan untuk berdakwah di jalan Allah SWT, mengajak saudara muslim untuk menjalankan ketaatan kepada Allah SWT.

Namun sebaliknya, bila alat tersebut jatuh ke tangan orang-orang yang suka bermaksiat, maka akan digunakan untuk mendukung hal-hal yang berbau maksiat dan dosa. Contohnya digunakan untuk bermesra-mesraan dengan lawan jenis yang non muhrim, atau HP (baca:hape) digunakan untuk menipu orang lain dengan janji uang tunai atau barang mewah dengan syarat menyebutkan nomer rekening. Dalam kondisi seperti ini, tentu sebuah alat hanya akan mendukung bertambahnya dosa-dosa. Naudzubillah min dzalik.

Seperti halnya pasangan muda ini yang bertekad membangun kehidupan rumah tangga dengan semangat dakwah. Sang suami selalu memanfaatkan fungsi hape, selain untuk sarana komunikasi, hape juga dimanfaatkan untuk alarm, sebagai sarana membangunkan sholat tahajud. Maklum, akhir-akhir ini agenda qiyamul lail sering terlewat. Sang suami juga tidak bisa mengandalkan istri untuk membangunkan.”Beberapa bulan terakhir ini, tahajudku sering terlewat. Karena itu, aku coba memanfaatkan alarm hape,” kata sang suami saat mengevaluasi diri dengan sang istri.

Karena itu, setiap menjelang tidur sang suami tak lupa pencat-pencet keyboard hape untuk menyeting waktu tahajud. ”03.00 am,” begitu tulis sang suami, ia memastikan fungsi alarm sudah diaktifkan.

Hari-hari pun berlalu, setiap bunyi khas alarm hape bersuara memecah keheningan malam, memaksa sang suami untuk bangkit dari alam tidur. Tapi apa yang terjadi, ia tak beranjak bangun menuju tempat wudhu dan mendirikan sholat sunnah yang sangat disukai orang-orang sholeh ini. Sang suami malah memencet tombol keyboard untuk memastikan alarm hape mati. Setelah itu, ia melanjutkan kembali merangkai mimpi yang sempat terhenti.

Kejadian ini terus berulang, kemudian menjadi seremoni jelang tidur. Menghidupkan alarm hape, dengan harapan bisa bagun di sepertiga malam. Akan tetapi setelah alarm hape ‘berteriak’ pertanda waktu tahajud. Seketika itu juga, ia mematikan sumber suara itu. Sepertinya lagu almarhum mbah Surip “Bangun lagi…Tidur lagi” menjadi ‘stereotype’nya.

Tentu kebiasaan kurang baik ini menjadi sorotan khusus sang istri, yang menghendaki sang suami menjadi tauladan keluarga. “Saya udah berusaha untuk tahajud say, tapi kebablasan terus,” kata sang suami menjelaskan.

Sang istri hanya bersungat-sungut,”Makanye bang kalo mau sholat tahajud, niatnya ditaruh di hate (baca:hati) jangan di hape.” Sementara sang suami hanya nyengir kuda disamping istri yang tak lelah mengingatkan supaya baik ruhiyahnya.

Dimuat di www.eramuslim.com kolom Oase Iman
Read more...

Merah Saga, Palestina dan Gempa

0 komentar
Apa jadinya jika nasyid yang berjudul “Merah Saga” dirubah ‘arasemennya’ menjadi versi dangdut? Tentu bagi yang sebelumnya pernah menyimak nasyid-nasyid harokah kedengarannya menjadi lucu, sebab jika nasyid ini dibawakan oleh Shoutul Harokah (Shouhar) bisa membangkitkan suasana menjadi semangat, minimal hal ini yang saya rasakan. Apalagi jika kita meresapinya, seolah-olah kita sedang di medan Palestina yang penuh dengan desingan peluru dan dentuman bom, merasakan jeritan anak-anak dan ibu-ibu Palestina akibat teror yang tak berkesudahan dari perusak alam kelas wahid. Israel.

Ya nasyid Merah Saga ini dinyanyikan oleh dua musisi jalanan Jakarta, usianya sekitar 17-an dalam versi dangdut di dalam bis kota saat saya pulang kerja. Bait-bait yang saya ingat adalah :

Ketika yahudi-yahudi membantaimu
Merah berkesimbah ditanah airmu
Mewangi harum genangan darahmu
Membebaskan bumi jihad palestina

Perjuangan telah kau bayar
Dengan jiwa, syahid dalam cinta-NYA

Walau hanya menggunakan alat musik gitar dan gendang mereka membawakan nasyid ini dengan lantang dan penuh semangat. Musisi jalanan ini seolah tidak peduli dengan (kemungkinan) reaksi penumpang. Padahal opini publik masih segar. Polri waktu lalu mewacanakan agar warga mencurigai orang dengan dengan ciri-ciri berjenggot, bersurban, berjubah, celana menggantung, berjilbab besar dan bercadar, serta bersemboyan hidup mulia atau mati syahid. Akibat opini media yang tidak berimbang dan berlebihan, masyarakat awam yang kurang kritis menjadi phobi terhadap istilah jihad dan mati syahid. Seolah jihad dan mati syahid identik dengan teroris. Tapi didepan khalayak dua anak muda ini begitu berani membawakan nasyid-nasyid harokah itu, seolah tak terpengaruh dengan wacana polri, dan alhamdulillah para penumpang banyak yang empati dengan menyisihkan sebagian rezeki. Terimakasih ya mas pengamen yang telah mengingatkan para penumpang dengan bait-bait versimu.

Meski dibawakan dengan musik riang gembira dan kedengarannya lucu, tapi bait-bait itu tetap bikin kulit saya merinding. Pikiran saya melayang. Bait-bait itu mengingatkan saya tentang situasi tanah suci Palestina beberapa pekan terakhir yang kembali memanas saat jama’ah Palestina terluka oleh peluru panas pihak aparat keamanan Zionis Israel yang merangsek ke halaman Masjid Al-Aqsha lewat pintu Magharibah.

Oooh Palestina, kenapa kau terus-menerus teraniaya dan dihinakan? Saudaraku, sampai kapan kau bisa menghadap Allah di masjidmu dengan tenang tanpa harus melawan maut?. Saya jadi malu sendiri yang terkadang tidak bergegas memenuhi panggilan Allah di masjid dekat rumahku. Sampai kapan harkat dan martabatmu merdeka? Dengan mulusnya, Zionis menghajar Palestina di depan rumah saudara-saudaranya sendiri sesama bangsa Arab. Dimana ukhuwah itu? Dimana ummat pilihan itu? Apa yang bisa diperbuat oleh Muslim Indonesia sebagai komunitas muslim terbesar dunia? Hal apa yang sudah diperbuat untuk meninggikan izzah Islam dan muslim? Kerja apa saja yang sudah dilakukan agar Islam kembali menjadi soko guru dunia?

Mungkinkah rentetan kejadian bencana di Indonesia untuk mengingatkan muslim Indonesia sebagai komunitas muslim terbesar dunia? Karena Allah mengkaruniakan pada bangsa ini anugerah yang besar: tanah subur, kekayaan alam berlimpah, gemah lipah lohjinawi. Dakwah dengan mudah masuk ke negeri ini tanpa ada pertumpahan darah.Tapi apa yang bisa dibanggakan dari predikat ini, kita belum bisa berbuat apa-apa. Lihatlah kita tidak berdaya mencegah kemungkaran yang ditampilkan para fir’aun modern yang menginvasi ke negeri-negeri muslim, seolah nyawa seorang muslimin tidak ada harganya. Selain itu, para pengikut kanjeng Nabi ini masih sibuk memakan daging saudara sendiri dengan melempar fitnah dan hujatan hanya karena berbeda mazhab dan organisasi. Budaya korupsi terus menggerogot bangsa ini. Belum lagi virus ’SIPILIS’ yang terus merongrong dan mencuci otak muslim menjadi westernis.

Seharusnya dengan potensi ini, ummat Islam Indonesia bisa berkontribusi dan memberi manfaat lebih banyak untuk muslim dunia, menjadi penggerak bagi terciptanya peradaban yang memberikan kebaikan bagi seluruh alam.

Mampukah muslim Indonesia memberi solusi bagi permasalahan ummat. Atau kita hanya mengaku-aku pengikut Kanjeng Nabi, dan bangga dengan kuantitas kita, tapi perilaku kita jauh dari sunnah Nabi dan watak orang beriman. ”Apakah manusia mengira bahwa mereka aka dibiarkan hanya dengan mengatakan ”Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?.” (Al-Ankabut : 2).

Jika peringatan ini belum juga membuka sense of belonging kita sebagai pengikut terbesar Nabi Muhammad, masih saling menelikung antar saudara seiman, tidak peduli urgensi ukhuwah islamiyah. Sebelum Allah ’mengeluarkan SP-3’(surat peringatan) kepada bangsa ini seperti ummat-ummat terdahulu. Mari intropeksi diri. Sebagai pengikut ummat Nabi Muhammad terbesar, bangsa Indonesia harus menjadi solusi bagi PR ummat yang bertumpuk, baik skala nasional maupun internasioal. Jangan biarkan Palestina terus menderita sendirian. Muslim Indonesia harus digarda depan dalam mengembalikan jengkal tanah suci Palestina yang dirampas Yahudi. Teriakan merdeka harus berkumandang di langit-langit Palestina. Seperti teriakan kemerdekaan bangsa Indonesia 64 tahun lalu.

Walau gempa sering melanda, Jangan sekali-kali lupakan Palestina. Apa kita mau diganti oleh Allah dengan generasi yang lebih baik, yang Allah mencintainya dan merekapun cinta pada-Nya? Karena kita sibuk dengan diri sendiri. Wallahu a’lam bishowab.***
Read more...

SELALU GAGAL TA’ARUF

0 komentar
Beberapa waktu lalu, banyak beredar buku yang membahas pernikahan, baik yang bertemakan cara kilat cepet nikah, seperti : apabila jodoh tak kunjung datang, ataupun bertemakan ueeenaknya sebuah pernikahan seperti : Pernikahan Dini, Enaknya Pacaran Setelah Nikah dll. Baik judul maupun isinya sangat provokatif dan terkadang mendorong para pemuda/i yang berstatus “Ijo Lumut” (Ikatan Jomblo Lucu & Imut) untuk segera menikah.

Hal itu juga dirasakan 8 sekawan mahasiswa yang saat ini sedang merampungkan syarat seremoni kelulusan: SKRIPSI, di sebuah Perguruan Tinggi Jakarta. Apalagi dalam beberapa pekan pertemuan halaqoh, sang Murobbi (astadz) lebih intensif menyampaikan materi yang ‘berbau’ QS. Ar-Rum : 21. Manuver sang Murobbi dan buku teori pernikahan yang dilahap para pemuda ini akhirnya sedikit menggoyahkan komitmen sebagian geng Ijo Lumut ini.

Diantaranya adalah Amir, nama panggilannya Kribo (disesuaikan dengan wujud rambutnya), dalam setiap kesempatan Kribo terus mewacanakan betapa pentingnya menyegerakan pernikahan kepada anggota geng Ijo Lumut lainnya. Di kampus, di warung pojok, di kosan, bahkan di Bus saat berangkat kuliah. Tapi tragis. Saat Kribo bereksperimen menyempurnakan separuh Ad-Diin selalu gagal ta’aruf.

“Kawan, dalam beberapa kali ta’aruf ane selalu gagal. Adakah teori yang lebih aplikatif?” keluh Kribo pada geng ijo lumut, saat nongrong di masjid kampus menunggu adzan Ashar.

“Dalam berbagai teori psikologi yang ane terima, sepertinya dirimu kudu menjalankan 3B,” jawab Nabil, sobat setia dari jurusan psikologi ini.

“Apa itu cuy?” kata Kribo penasaran.

“B1. Berdoa, kamu harus banyak berdoa,” terang Nabil.

“Aku udah merasa banyak berdoa,” kata Kribo tak mau kalah.

“B2. Berusaha, kamu harus banyak berusaha” lanjut Nabil.

“Udah juga cuy” sanggah Kribo lagi.

“B3. Bersegeralah, bersegeralah ke tukang cukur sebelum antum berangkat ta’aruf,” jelas Nabil menguraikan.

“ooooH itu masalahku..” seketika Kribo langsung beranjak ke tempat wudhu untuk bercermin. “Mmmmm…Ada benernya juga. Mungkin para kaum hawa ada yang bersu’uzhon kalau ane melindungi kutu rambut dibalik rindangnya rambutku ini, atau mungkin ada yang berhitung, kalau menikah denganku akan devisit di ABRT (Anggaran Belanja Rumah Tangga) karena boros beli sampho.” Bisik hati Kribo.

“Pantes aja, kenapa aku selalu gagal saat ta’aruf ama anak ekonomi dan kedokteran,” kata Kribo menimbang diri.#
Read more...

BERGOSIP DI ‘FACEBOOK’ HARAM

0 komentar
Maraknya demam Facebook yang melanda kalangan manusia dari yang muda hingga orang tua, dari yang aktivis sampai yang apatis, dari kalangan pesantren hingga universitas, dari anak tongkrongan hingga orang kantoran. Bagi yang hobi berhubungan sosial atau menjalin relasi dengan jenis manusia, situs ini sangat membantu menghubungkan dan merekomendasikan dengan khalayak lebih luas. Situs ini juga bisa membantu menemukan teman ‘doeloe’ saat di SMA atau di kampus. Saya juga pas iseng-iseng mengisi registrasi ke situs yang sedang naik daun ini, serta-merta muncul nama-nama dan foto kawan lama saat di SMA. Sehingga memaksa otak saya untuk mengenang kembali memori peristiwa gokil khas anak sekolah.

Itulah Facebook, situs ajaib ini mampu menghipnotis manusia menjadi keranjingan dan kecanduan. Bahkan parahnya lagi mampu mempengaruhi otak menjadi pelupa. Karena semakin berselancar makin lupa waktu, lupa mandi, lupa istri, lupa makan, lupa tilawah. Mungkin fenomena dari sisi negative ini yang membuat sebagian ulama prihatin, harus ngelus dada. Bahwa demam Facebook sudah di ambang mengkhawatirkan dan membahayakan bahkan mengandung muzhorot.

Oleh karena itu, dalam pertemuan Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri selama dua hari di Surabaya, para ulama memperdebatkan meroketnya popularitas Facebook, situs jejaring sosial yang menghubungkan seseorang dengan teman-temannya atau rekan kerjanya di dunia maya.

Di hari terakhir pertemuan tersebut, para ulama, Jum’at (22/5), menyatakan setuju terhadap kehadiran dan fungsi Facebook, tetapi tidak setuju bila situs tersebut digunakan untuk bergosip atau ‘berman mata’ dengan orang yang bukan pasangannya.

Dalam acara yang diikuti tidak kurang dari 700 ulama tersebut dicapai kesepakatan bahwa dibutuhkan sebuah pedoman untuk mengatur para pengikutnya dalam menggunakan internet. “Facebook dan situs jejaring sosial lainnya yang dianggap mendukung kegiatan yang menuju perselingkuhan,” ujar juru bicara penyelenggara acara tersebut, Nabil Haroen.

Alangkah baiknya jika kita mendengarkan nasehat para ulama tersebut. Jangan sampai terdengar cerita ada biduk rumah tangga berantakan hanya karena ‘virus FB’ ini, karena seperti anggapan para ulama itu, bahwa ada peluang perselingkuhan dibalik interaksi berlebihan, mereka dengan bebas dan leluasa saling mengintip tiap detik data privasi para anggota facebook ini. Bagi yang masih lajang, jangan coba-coba ‘main mata’ dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya. Kalau sudah ‘kebelet’ dan siap ber-rumah tangga, pakailah jalur resmi yang di ridhai Allah SWT. Karena jika keseringan ‘main mata’ bisa membangkitkan virus merah jambu bangkit dari kuburnya.

Dan akhirnya, dengan siapa hayooo…suka ‘main empat mata’ di Facebook?. Tapi yang jelas bukan dengan golongan jin dan syaithan yang terkutuk kan?. Mari kita kembalikan fungsi facebook ke khitohnya#
Sumber: dioleh dari Media Indonesia edisi Sabtu (23/5).
Read more...

Antara Anak Pengemis, Orang Kaya dan Anak Kecil di Masjid

0 komentar
Suatu hari dalam perjalanan pulang menggunakan bis jurusan Senen-Cikokol, aku duduk dibangku nomer dua belakang pak sopir (biasanya lebih sering berdiri berdesak-desakan). Seperti biasa, alunan gitar akustik dan nyayian seniman jalanan ibu kota selalu menghibur gendang telinga para penumpang yang penat kerja seharian . Kalau di hitung-hitung, ada tiga hingga lima pengamen naik turun bis menjajakkan hiburan terbaiknya, ada yang berpuisi, lagu pop-rock terbaru, nasyid, dangdut, bahkan nyayian kidung rohani gereja. “Sambung menyambung seperti pulau Indonesia, jadi jangan bosan ya!,” kata pengamen menjelaskan.

Ada juga yang berlagak seperti preman, meminta uang tanpa sajian hiburan apapun, kata-katanya mengancam. “Dari pada saya menodong, mencuri, menjambret, lebih baik saya terus terang pada om, tante, bapak, ibu. Dengan sumbangan seratus limaratus, seribu dua ribu berarti anda telah mengurangi angka kriminal di Jakarta,” kata salah seorang dari mereka. Yang terakhir ini membuat saya jadi eneg, dan males merogoh kantong untuk berpartisipasi walau hanya gope.

Di hari yang lain, seorang anak laki-laki kecil, berwajah kusam, kulitnya (gelap) terbakar matahari menggendong (mungkin) adiknya. Dengan memelas dia berdiri didepan memperkenalkan diri. “Para penumpang yang budiman, bantulah kami untuk membelikan susu adik saya, ayah meninggal, kami tidak bisa beli susu. Tolonglah pak-bu, om-tante, kakak biar adik saya tidak nangis terus…” kemudian dia duduk bersimpuh sambil mengangkat tangan kanannya, “Saya Apandi bersumpah bahwa apa yang saya katakan benar. Kalau saya berbohong biarlah saya mati dipinggir jalan,”

Setelah berprolog tentang kemalangan nasib, sambil mengelus-elus kepala adiknya, sesekali adiknya menangis, ia mengeluarkan kantong permen Relaxa, dan mulai mengedarkan dari penumpang satu ke penumpang yang lain. Saya perhatikan, hanya satu-dua penumpang yang menyumbang.. Sepertinya para penumpang “tidak” tersentuh oleh aksi eksploitasi ketidakberdayaan anak laki-laki kecil itu. Melihat kejadian itu hatiku menjadi gelisah, ada pertanyaan besar di dalam diriku, mungkinkah anak belasan tahun itu hanya dimanfaatkan oleh sindikat tertentu untuk dijadikan mesin uang dengan menampilkan wajah papa dan kepolosannya?. Mungkin sebagian besar penumpang sudah tau dari media massa tentang fatwa MUI soal keharaman memberi sumbangan di jalanan?

Mengapa sih hanya untuk membeli sebungkus nasi atau susu harus merendahkan harga diri dengan mengeksploitasi kemiskinan dan bersumpah serapah? Apa tidak ada jalan lain untuk menjemput rezeki? Alangkah baiknya jika berkarya ala musisi jalanan, karena saya perhatikan pengamen yang mendendangkan sholawat Nabi, Opick, atau nasyid ala Raihan lebih disukai dan diminati penumpang dari pada harus mengumpat atau memelas. Apalagi bis Senen-Cikokol sering dihinggapi pengamen gereja dengan mendendangkan kidung gereja yang sangat mengganggu gendang telinga saya yang sangat sensitif (maaf ya pengamen gereja?). Logika ideologi lebih dikedepankan sehingga setiap kali ada pengamen yang melantunkan nasyid Opick atau Raihan, para penumpang dari deret bangku depan sampai belakang suka ria memenuhi kantong permen Kopiko dengan limaratus-seribu.“Ini pertarungan ideology bung!”. Kecamuk hati saya.

Duhai anak kecil, janganlah kau umbar kemiskinan. Cobalah berkarya yang lebih bermakna. Pasti para penumpang akan berempati kepadamu!. Ingatlah nak, di antara mulainya tujuan yang diinginkan Syariat Islam adalah, membangun mental seorang Muslim untuk tidak suka meminta-meminta, dan memelihara air mukanya dari kehinaan akibat mengemis. Inilah pancaran aqidah Islam yang begitu murni dan sangat indah, sehingga Islam selalu mengaitkan antara seorang Muslim dengan Allah Yang Maha Kuasa. Baik dalam kelapangan atau kesempitan, dalam kesusahan atau kemudahan, dalam kondisi semangat atau benci.

Aaah…saya jadi ter-ngiang-ngiang nasehat teman perjalanan saya (baca buku), dalam buku “65 Kisah Teladan Pemuda Islam yang Brilyan” karya Muhamad Sulthan, dalam buku ini diceritakan bahwa, suatu hari ada orang kaya masuk masjid untuk melaksanakan sholat, dia termasuk orang yang sholeh, lalu dia melihat seorang anak kecil yang berumur tidak lebih dari 12 tahun sedang berdiri mengerjakan sholat dengan khuyu’. Tatkala anak itu selesai dari sholatnya mendekatlah si kaya seraya bertanya kepadanya,
“Anak siapa kamu?”
“Aku anak yatim, aku kehilangan ayah da ibuku,”
“Maukah kau jadi anakku?”
Si anak berkata, “Kau bisa memberiku makanan dan pakaian. Tapi apakah engkau akan menghidupkan aku tatkala aku sudah mati?
Takjublah lelaki itu seraya berkata, “Ini tidak mungkin dilakukan!”. Anak kecil itu berkata, “Kalau begitu, tinggalkanlah aku bersama Dzat Yang telah menciptakan aku, memberiku rezeki, mematikan aku dan menghidupkan aku kembali,”. Lelaki itu berkata kepada si anak, “Benar wahai anakku! Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, pasti dia mencukupinya.”

Antara anak laki-laki pengemis dengan anak kecil di masjid. Mereka anak zaman berbeda, dilahirkan dalam suhu peradaban yang berbeda. Tapi sama-sama dalam kondisi yatim dan papa. Saya jadi manggut-manggut untuk menyimpulkan, untuk menjemput rezeki cukuplah izzah dan ketakwaan, dengan izzah seseorang lebih bermartabat, dengan ketakwaan seorang muslim akan berusaha dan bertawakal. Untuk sebungkus nasi tidak usahlah menghinakan diri!.
Read more...

Alam, ajari Ia hidup hari ini…!!!

0 komentar
Alam, sambutlah raganya, ajari ia menempa diri hari ini!
Semua akan dimulainya sangat asing dengan perasaan sangat asing dan serba baru bagi raganya.
Dan aku berharap engkau mau memperlakukannya dengan sangat hati-hati dan lemah lembut.
Pagi ini ia mulai menapaki baris depan kehidupan.
Sambutlah tangannya untuk memulai petualangan besar.
Yang mungkin terdapat di dalamnya peperangan, tragedi, dan kesengsaraan.

Untuk hidup di alam ini, akan membutuhkan pengabdian, cinta dan keberanian.
Karena wahai alam, kuharap engkau menyambut uluran tangan halusnya.
Dan ajarkan kepadanya apa-apa yang harus diketahui.
Latihlah mindsetnya, namun dengan lemah lembut, jika itu mungkin bagimu.
Raganya harus mulai belajar bahwa tak semua orang benar dan tak semua orang juga salah. Bahwa setiap ada penjahat pasti ada orang yang menghadapinya.
Ajarkan pada jiwa-raganya untuk teguh diatas pendiriannya, walau setiap orang mengatakan pendiriannya itu keliru.
Dan untuk tetap tegar memegang teguh pendirian yang di yakininya benar.
Cobalah beri pada jiwa-raganya kekuatan untuk tidak mudah ikut-ikutan arus orang-orang yang hanya mengejar ketenaran.

Ajarkan pada telinga dan batinnya untuk mendengarkan orang lain.
Namun mampu menyaring dengan saringan kebenaran dan hanya mengambil hal yang terbaik dari apa yang didengarnya.
Ajarkan padanya perniagaan untuk tidak mematok harga bagi jiwa, karena kau sudah digadaikan pada-Nya.
Ajari dia dengan lemah lembut dan penuh kehati-hatian wahai alam!!!
Tapi tidak membuatnya menjadi manja, karena hanya besi yang di tempa dengan api yang panaslah, yang akan membuat baja sangat berkualitas.
Ini tugas berat wahai alam, tapi engkau tahu apa yang harus engkau lakukan.

Karena ia anak akhir zaman.
Aku tidak tahu, wajah Islam tahun 2030?
Apakah semakin lusuh dan pucat?
Karena penguasa tiran semakin keranjingan menumpahkan darah-darah suci?
Ataukah saat itu, fase mulkan jabariyan akan ditumbangkan oleh Musa-Musa baru?
Wahai alam, yang jelas dia akan hidup di masa ajaran Islam kian asing.
Yang penuh dengan fitnah, jebakan, konspirasi. Kebenaran disalahkan, kesalahan dilegalkan dan didukung massa.

Saat kau lahir, ribuan rekaman cerita memilukan masih menghiasi wajah ummat Muhammad.
Muslimah ditusuk di negeri yang mengkampanyekan Liberty, hanya karena ia menampakkan identitas keislamannya.
Negeri-negeri muslim masih dikangkangi rantai kezaliman dan dihinakan para penduduknya. Belum lagi virus ’SIPILIS’ merongrong negeri-negeri Islam. Mencuci otak muslim menjadi westernis.

Jika tahun 2030 periode mulkan jabariyah genap berumur 106 tahun.
Saat itu kau berusia 21 tahun.
Aku tidak mengerti, apakah fitnah huru hara akhir zaman kian mengerikan?
Orang-orang sholeh menjadi obyek fitnah, caci-maki, dan dihinakan oleh orang-orang jahiliyyah hanya karena menjalankan Syariah-Nya?
Sementara para pemeluknya masih disibukkan dengan saling menghujat dan memakan daging saudaranya sendiri hanya karena berbeda wasilah?
Wahai alam, jernihkan mata hatinya saat 73 golongan ini saling mengklaim paling benar dan mengaku pengikut Sunnah kanjeng Nabi.
Jadilah perekat dan pengikat dalam terbentuknya Jamaatul Muslimin yang dirindukan itu.

Ku harap kau alam, menjadi teman setianya dalam menjalani fase keterasingan. Jadilah Ghuroba, disaat kebenaran dimarjinalkan.
Di saat para pemegang kebenaran bagai menggenggam bara.
Teruslah bergerak dalam pekerjaan-pekerjaan besar, dalam sunyi yang panjang, sampai Malaikat Izroil memanggilmu.
Semoga ruh perjuangan Syaikh Ahmad Yasin, Al-Rantisi, Sholahuddin Al Ayyubi mengalir didarahmu.
Dalam menapaki huru hara akhir zaman ini, sibghoh Islammu jangan sampai luntur nak. Sebab, tanpa Islam, kau adalah nol.

Jika tahun 2030 adalah runtuhnya kejayaan periode mulkan jabariyah.
Tangan mungilmu ini harus bisa mengepal lebih kencang dihadapan Fir’aun-fir’aun modern, dan melantangkan ”Laa Ilaaha Ilallah Muhammad darrosulullah.”
Kau harus mampu terus berjalan melewati lorong gelap kejahiliyahan, saat ummat sulit membedakan mana yang benar mana yang salah?
Ingat nak, kau anak akhir zaman, kau harus menjadi anak peradaban yang dirindukan zamannya.
Panca roba mengabarkan, alam raya sudah muak dengan rezim syaithan peradaban yang gemar merusak dan menumpahkan darah.

Jika Al Malik menghendaki tahun 2030 menjadi batas akhir sejarah rezim thoghut.
Anak-anak zamannya ini harus tampil memenangkan pertarungan dan mengembalikan peradaban.
Saat itu, jadilah pioner penumbang kebhatilan. Seperti para pemuda Ashabul Ukhdud yang merobohkan keangkuhan rasa ketuhanan rezim thoghut.
Karena Rasulullah pernah mengabarkan, ”Setiap kurun waktu 100 tahun akan lahir para pembaharu.”
Inilah sunatullah pertarungan. Maka jadilah bagian dari yang dijanjikan itu!
Tapi kau bukan malaikat yang terlepas dari kesalahan dan dosa. Kau harus banyak belajar dari kehebatan buku-buku.
Kau bukan pula pahlawan nak, sebab kaum ibu terlalu pelit untuk melahirkan pahlawan.Setidaknya kau sudah bekerja di lorong sunyi yang panjang.
”Ya Allah jadikanlah anak-anak kami pemimpin bagi orang-orang sholeh.”
Aku tahu, ini tugas besar wahai alam, tapi engkau tahu apa yang harus kau lakukan.
***
Alhamdulillah, telah lahir jundi pertama kami. Jum’at, 7 Agustus 2009, pukul 13.14, berat badan 3,4 kg dan tinggi badan 50 cm. dan kami beri nama Muhammad Hilmy Zikri Al-Farisi. Moga jadi qurro ta’ayun di mata kami. Bacalah nak saat kau berusia 21 tahun. Apa yang terjadi saat itu?. Allahu a’lam.
Read more...

Tim Kesehatan Rumah Zakat Layani 10.885 Korban Gempa

0 komentar
Padang. Kerja sama Rumah Zakat Indonesia dengan mitra korporat sejauh ini mampu menghasilkan kerja tim yang baik. Itu dibuktikan dengan banyaknya layanan yang dilakukan dalam sinergi Ayo Pulihkan Sumatera ini. Selain membuka posko tim pun melakukan mobile menjemput bola ke daerah-daerah yang selama ini belum tersentuh oleh bantuan baik medis maupun non medis.

Kegiatan layanan kemanusiaan ini dilaksanakan di lima posko Rumah Zakat yaitu, Posko Kampung Ampar Pariaman Selatan, Posko Kurai Taji Pariaman Selatan, Posko Telkomsel Grapari Padang, dan Posko RZI Padang, Jl Diponegoro No 15 F Kota Padang.

Sejak Kamis (01/10) Rumah Zakat Indonesia telah mengirim Tim Siaga Bencana yang terdiri dari tim medis dan relawan dan membawa paket siaga gizi nusantara, obat-obatan, pakaian, kornet Superqurban serta genset yang siap untuk disalurkan langsung bagi korban gempa. Siaga Gizi Nusantara adalah sebuah program pemenuhan gizi untuk korban bencana dalam bentuk paket makanan siap saji berupa sosis ayam, sosis ikan, dan nasi kari yang dapat langsung disantap.

Rumah Zakat Indonesia telah menyebarkan semua Timnya untuk menjemput para korban yang membutuhkan bantuan. Seperti aksi Siaga Sehat pada Senin (05/10) di Posko yang terletak di Desa Kampung Apar Kec. Pariaman Selatan- Kota Pariaman. Tim ini telah melayani 478 Penerima manfaat siaga sehat, dan mendistribusikan 250 kaleng Siaga gizi, 620 kaleng kornet, 475 bungkus nasi dan 350 Siaga sandang berupa Pakaian Layak Pakai. Adapun tim yang diturunkan sebanyak 15 orang, diantaranya adalah 2 orang dokter, 2 perawat, 2 Apoteker, 4 Relawan ERT dan 5 Tim dapur umum.

Hingga selasa (06/10) tim relawan kembali melayani siaga sehat sebanyak 1176 orang, kemudian penyaluran sosis ayam 276 kaleng, 280 Superqurban, 200 bantuan paket makanan, 517 pembuatan sosis goreng. ”Aksi Siaga Sehat dilaksanakan tiap hari dengan menjemput para korban di tenda-tenda atau tempat pengungsian,” jelas Andre, Koordinator Gempa Padang.

Andre Marga Resdian mengatakan sebanyak 468 susu bayi dan balita, biskuit bayi 360 serta 120 bubur bayi senilai 13,7 juta disalurkan melalui posko RZI-Indosat. ”Alhamdulillah, sebagai tambahan sebanyak 100 karton air mineral juga diperbantukan,” ujarnya.

Selain itu, penggunaan masker oleh masyarakat juga perlu agar terhindar dari gangguan saluran pernapasan. ”Rumah Zakat sendiri masih menyediakan stok sebanyak 8 boks di posko utama Jalan Diponegoro 15F Kota Padang . Tiap boks berisi 50 buah masker.” jelas Andre.

Untuk membantu pelayanan medis, Rumah Zakat juga menerjunkan dua Mobil Klinik Keliling yang dilengkapi sarana pemeriksaan pasien. Selain itu Juga akan memberangkatkan sebanyak 14 armada Mobil Jenazah untuk membantu RZI Padang mengevakuasi korban gempa. Sementara Mobil Jenazah Rumah Zakat Padang terus bergerak dan melakukan evakuasi sejak hari pertama gempa.

Rumah Zakat juga mengirimkan bantuan 80 ribu kaleng kornet dan paket siaga gizi senilai 2 miliar rupiah yang didistribusikan di sejumlah daerah di Sumatera Barat diantaranya Kota Padang 20.000 paket, Pariaman 15.000 paket, Kab. Padang Pariaman 15.000 paket, Kab. Agam 7500 paket, Kab. Pesisir Selatan 7500 paket, Kota Solok 7500 paket, dan Pasaman 7500 paket.

Dalam fase evakuasi Padang, sampai tanggal 7 Oktober Rumah Zakat dan mitra telah memberikan bantuan untuk 10.885 penerima manfaat melalui lima posko yang ada. ”Hari ini insyaAllah diberangkatkan kembali bantuan berupa sembako, kornet, tenda dll melalui Batavia Air.” ***
Read more...

Tahap Evakuasi, RZI Bantu 5.083 Korban Bencana

0 komentar
BANDUNG. Sejak Kamis (3/9), Rumah Zakat Indonesia menggelar aksi siaga bencana dibeberapa wilayah Jawa Barat seperti Kec. Pangalengan Kab. Bandung, Ds. Cisompet Kec. Garut Selatan Kab Garut, Ds. Sukamukti Kec. Cisayong Kab. Tasikmalaya, Ds. Cibeureum Kec. Kertasari Kab. Bandung dan Kampung Joglo Ds. Manda Asih Kec. Pamenungpeuk. Hingga kini, Rumah Zakat telah berhasil menyalurkan bantuan kepada 5.083 korban bencana.

Koordinator Posko Terpadu Siaga Bencana Gempa Bumi Jabar Noor Yahya menyatakan, Hari ini siaga bencana dilakukan di tiga titik yaitu wilayah Ciamis di Desa Sukahaji, Cihaurbeuti, Ciamis, dan titik kedua di wilayah Tasik seperti Kampung Simpang Desa Singasari, Kec Taraju Kab Tasik, sementara titik ketiga di Sindangbarang Cianjur. “Mulai hari ini disalurkan 200 paket berbuka dan sahur, pemberian makanan anak tiga kali sehari untuk 50 anak,” katanya saat dikonfirmasi, Kamis (10/9).

Pada tahap evakuasi bencana ini, lanjutnya, akan berlangsung sampai hari lebaran mendatang. Setelah itu akan dilanjutkan ketahap recovery selama satu hingga dua bulan. “Untuk tahap rehabilitasi sifatnya tentafit,” ujar Yahya.
Selain itu, bantuan yang diberikan berupa pelayanan kesehatan, kornet Superqurban, kurma, Siaga Gizi, Siaga Sandang, Siaga Niaga, Paket Makanan Tambahan (PMT), pakaian wanita, paket ibadah dan paket buka puasa. Bantuan ini berasal dari mitra korporat seperti Indosat, Telkomsel, Perusahaan Gas Negara (PGN), Telkomsel dan CIMB Niaga Syariah.

Warga masih butuh bantuan
Menurut data Sarkolak Provinsi Jawa Barat, dampak kejadian bencana gempa bumi di Jawa Barat dengan magnituda 7,3 SR, Rabu (2/9) telah menyebabkan korban jiwa dan kerusakan bangunan baik berat maupun ringan. Sekitar 14 Kabupaten di Jawa Barat terkena imbas gempa ini. Seperti di Kabupaten Cianjur merupakan dearah yang paling parah, tercatat di wilayah ini ada 28 warga meninggal dunia, 21 orang luka-luka, dan 47 lainnya masih dalam pencarian. Kemudian sekitar 4.990 rumah dalam kondisi rusak berat, sebanyak 259 bagunan masjid juga mengalami hal yang sama, kemudian sebanyak 183 gedung sekolah juga rusak parah. Sementara jumlah pengungsi di Kabupaten ini mencapai 24,584 jiwa.

Melihat masih banyak warga yang perlu dibantu, Yahya menjelaskan, saat ini bantuan yang dibutuhkan adalah tenda, makanan bayi, selimut, sembako, dan alat-alat rehabilitasi untuk membersihakan rumah. “Tetapi yang harus diprioritaskan adalah bantuan untuk pembangunan fasilitas umum seperti masjid dan gedung sekolah,” terangnya.

Penyaluran bantuan akan terus dilakukan sampai seluruh korban dapat menikmati bantuan secara merata. "Besok kita akan melanjutkan aksi siaga di Tasik dan Cianjur. Semoga akan banyak korban bencana di sana yang terbantu oleh kehadiran kita," ungkap Yahya.***
Read more...

Family Gathering Untuk Kepedulian Sesama

0 komentar
Jakarta – Untuk mengoptimalkan sinergi dalam program peduli sesama, grup bisnis telekomunikasi PT Telkom dan Telkomsel mengadakan event family gathering di Hotel Mulia Senayan Jl. Asia Afrika Senayan Jakarta. Acara ini dihadiri oleh para pelanggan jasa Telkom-Telkomsel seperti TNI AD, TNI AU, Polri, DPR, Adhira dan Merpati, dll.

Direktur Enterprise & Wholesale PT Telkom, Arief Yahya menyatakan, sinergi ini sudah biasa dilakukan karena pada dasarnya adalah satu grup, maka sejak tahun 1995 grup bisnis telekomunikasi ini sudah biasa melakukan sinergi bisnis untuk melayani customer dalam bentuk infrastruktur, marketing, dan jaringan secara bersama-sama. Sementara untuk program kepedulian sosial, Telkom dan Telkomsel mempunyai teknologi yang memungkinkan untuk mengumpulkan zakat. ”Saya harap temen-temen Telkom dan Telkomsel terinspirasi dan tersentuh ruhaninya untuk segera menyalurkan zakat,” katanya disela-sela acara, Rabu (3/9).

Menurut Arief, acara yang bertajuk ”Memaknai Ramadhan 1430 H, Melalui Kepedulian Terhadap Sesama” ini merupakan sinergi untuk beribadah bersama-sama, ”Sekarang kita tidak bicara bisnis, walau belum banyak yang dilakukan, tetapi kami berupaya melakukan kepedulian sesama dengan cara melakukan pengumpulan zakat. Nantinya hasil pengumpulan zakat akan disalurkan melalui Rumah Zakat Indonesia,”

Sementara, Ustadz Setiawan Budi Utomo, yang hadir mengisi taushiyah mengatakan, memaknai ramadhan dengan peduli sesama itu sangat tepat karena salah satu hikmah ramadhan adalah meningkatkan kepekaan kepada lingkungan sehingga kecemburuan sosial bisa dihilangkan. ”Kepedulian itu adalah salah satu transmiter keseimbangan alam ini. Kalau kita langgar keseimbangan ini maka akan terjadi bencana. Maka untuk mengobati penyakit sosial ini adalah dengan mengembangkan sedekah (ZIS),” kata Anggota Dewan Syariah Nasional ini.

Dalam kesempatan itu juga diserahkan secara simbolis donasi PT Telkom kepada CEO Rumah Zakat Indonesia, Rahmat Arikusumanto. Acara ini juga dimeriahkan dengan Performance Art dari Dwiki Dharmawan, Ita Purnamasari & Tompi.***
Read more...

Jakarta Forum CSR, Solusi Permasalahan Jakarta

0 komentar
JAKARTA. Untuk menghimpun semua unsur untuk bersama-sama mengentaskan permasalah Indonesia maka digagaslah Corporate Forum Community Development (CFCD), forum ini terdiri dari unsur pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat (tripartid). Dalam work shop yang digelar oleh Dinas Sosial dan CFCD, Senin (3/8) lalu diperoleh kesimpulan bahwa forum ini harus terus diperkuat.

Hisyam Sulaiman, Ketua Umum Jakarta Forum CSR, mengatakan untuk menanggulangi berbagai permasalahan di Jakarta seperti, kemiskinan, pengangguran, dan banjir tahunan, maka dibentuk Jakarta Forum CSR, forum ini akan bekerjasama dengan unsur tripartid untuk sinergi program bersama, dan Jakarta sendiri akan dijadikan model percontohannya. ”Untuk skala nasional gerakan ini bernama CFCD, dan nantinya juga akan dibentuk forum serupa di kota lain seluruh indonesia, misalnya Bekasi Forum CSR, Bandung Forum CSR dan seterusnya,” kata Hisyam di sela-sela rapat koordinasi Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat di gedung Bakrie Untuk Negeri lantai 2, Jakarta. Rabu (5/8).

CFCD, tambahnya, digagas untuk menggugah kepedulian bersama didasari semangat kekeluargaan dan kegotong-royongan. Karena selama semua unsur masih bekerja sendiri-sendiri dalam penanggulangan kemiskinan sehingga kurang maksimal. ”Kita melihat masalah kemiskinan terjadi sejak zaman kemerdekaan hingga orde reformasi ini, akan tetapi belum bisa tertanggulangi karena kita bekerja sendiri-sendiri dengan organisasinya masing-masing. Kenapa semua unsur yang ada tidak bekerjasama saja?”

Ia menambahkan, sebenarnya cikal bakal dari forum ini adalah saat Monas Declaration pada 27 Desember 2007 lalu di depan Gubernur DKI Jakarta yang menghasilkan enam point, salah satu point terpenting adalah CFCD siap berpatner dengan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan Jakarta.

Walau secara organisasi CFCD belum diresmikan, namun sudah melakukan gerakan parsial sejak 2008 dengan menerbitkan buku pedoman CFCD. Saat ini forum ini terus diperkuat dengan program-program internal dan eksternal. “Untuk program internal, dengan menyamakan persepsi dari semua unsur CFCD (dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat) soal CSR. Melalui program sosialisasi dalam temu forum tiap tiga bulan sekali. Kemudian, Capacity Building, melalui pelatihan peningkatan kapasitas social interpreuner melalui work shop, pagelaran dan pameran CSR.

Sedang untuk program eksternal, Hasyim menjelaskan bahwa CFCD akan membuat program-program bersama untuk menangani berbagai permasalahan Jakarta. Kemudian kita ajak unsur masyarakat seperti Rumah Zakat Indonesia dan lembaga lain untuk bersinergi dalam penanggulangan berbagai permasalahan. “Masalah kemiskinan masih terus terjadi, padahal baik pemerintah maupun unsur lain sudah mengelurkan dana yang tidak sedikit. Tapi tidak ada pemberdayaan. Yang miskin tetap miskin.”***
Read more...

Sinergi Dalam Deposito Berbagi

0 komentar
JAKARTA. Dalam rangka menyambut Milad BSM ke-10 sekaligus untuk menyambut bulan Ramadhan 1430H. Bank Mandiri Syariah menggelar Memorandum of Understanding (MoU) dengan Rumah Zakat Indonesia di kantor pusat Bank Mandiri Syariah lantai-3 di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Penandatanganan nota kesepakatan dalam program “Deposito BSM Berbagi” di tandatangani oleh Direktur Bank Syariah Mandiri, Hana Wijaya dan Dewan Pengawas Rumah Zakat Indonesia, Virda Dimas Eka Putra, disaksikan oleh Direktur BSM bagian Treasury dan Jaringan BSM, Sugiharto dan Pendiri Rumah Zakat Indonesia, Abu Syauqi, Selasa (4/8).

Direktur BSM bagian Pembiayaan Komersial dan Konsumen, Hana Wijaya, mengatakan program ”Deposito BSM Berbagi” juga sebagai penjabaran dari spirit ”humanity” BSM dan pengembangan nilai syariah unversal yang merupakan salah satu misi BSM. ”Untuk menjadi rahmatan lil’alamin BSM merubah misi ke-4 yakni dengan mengembangkan nilai-nilai universal hal itu bisa di wujudkan. Nilai-nilai itu tidak hanya milik Islam, tetapi ummat diluar kaum muslimin juga bisa merasakan. Sebab tanpa adanya korporasi antara Islam dan ummat lain maka peradaban susah diwujudkan. Agar bisa terwujud caranya adalah dengan mengedepankan nilai-nilai moralitas tinggi. Hal inilah yang bisa mengembangkan peradaban di muka bumi ini.”

Program tersebut, tambahnya, merupakan program pemberian hadiah langsung (direct gift) dalam bentuk infaq bagi nasabah BSM yang membuka deposito BSM dengan nominal tertentu, ”Yakni nasabah yang membuka deposito sebesar Rp300 juta dengan jangka waktu enam bulan atau pembukaan deposito sebesar Rp500 juta dengan jangka waktu minimal tiga bulan. Nantinya hadiah infaq yang diterima oleh nasabah akan langsung disalurkan kepada pihak penerima infaq yaitu Rumah Zakat Indonesia.”

Ia menambahkan, para nasabah akan diberikan dua pilihan dalam program itu, yakni program Bantuan Biaya Sekolah Siswa selama satu tahun dan Bantuan Modal Kerja Usaha Kecil. Para nasabah yang memberi bantuan infaq akan mendapat laporan penyaluran bantuan infaq dari RZI berselang satu bulan sejak tanggal pembukaan deposito.

”Kita ajak para nasabah BSM untuk mendorong gerakan humanity dan berbagi bersama, dengan membuka deposito sebesar-besarnya. Adapun infaq atas nama nasabah tidak dikurangi bagi hasil, tapi menjadi beban BSM.”

Harapannya bisa bermanfaat membantu mewujudkan Indonesia lebih baik. Bisnis tetap berkembang tetapi tugas-tugas untuk pembangunan peradaban juga bisa dijalankan.

Menurutnya, progarm ”Deposito BSM Berbagi” akan berlangsung secara serentak di seluruh cabang BSM se-Indonesia mulai tanggal 1 Agustus 2009, dan akan berlangsung selama tiga bulan atau sampai tanggal 31 Oktober 2009.***
Read more...

1430 Anak Asuh Tulis Doa Untuk Negeri

0 komentar
JAKARTA. Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1430 H, Rumah Zakat Indonesia menggelar Superbaksos Nasional yang dilakukan sepekan sebelum Ramadhan yang jatuh pada 22 Agustus 2009 di 44 jaringan kantor se-Indonesia. Superbaksos dimaksud adalah aksi bakti sosial dalam sekala besar dengan aktivitas yang beragam meliputi bazar murah, pengobatan massal gratis dan karnaval Ramadhan.

Di Jakarta aksi menyambut datangnya bulan ramadhan dan memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-64 tahun disemarakkan dengan menulis doa’ bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan negeri di atas kain Merah-Putih sepanjang 350 Meter. Tak kurang dari 1430 anak asuh dari Jakarta Raya menuliskan berbagai macam doa dan pesan untuk keselamatan bangsa, para pemimpin, dan keselamatan kaum muslimin. Acara ini diselenggarakan di Tugu Proklamasi, Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat, Jum’at (21/8).

Rencananya kain sepanjang 350 Meter yang berisi do’a dan berbagai pesan anak asuh Rumah Zakat akan diserahkan ke Presiden Terpilih 2009-2014, Susilo Bambang Yudhoyono pada tiga hari menjelang Idhul Fitri, ”Kain ini akan dikasih ke Presiden, melalui Sekretaris Negara, sebagai kado spesial Idhul Fitri dari anak asuh Rumah Zakat Indonesia,” ujar Herlan Wilandari, Youth Development Officer RZI Jakarta Barat ini.

Seperti halnya Riyanto (15), Siswa SMKN 1 Jakarta Pusat, menuliskan do’a untuk keselamatan dan kemerdekaan bangsa Palestina, ia berpesan ke Presiden SBY agak memerdekakan bangsa Palestina, ”We love Palestina. Saya berdo’a semoga Palestina segera merdeka dan dibantu oleh bangsa Indonesia,” harapnya.

Hal sama juga dituliskan oleh Kausar, siswa Kelas 2 Sekolah Dasar Juara Jakarta Pusat, ia berpesan ke Presiden SBY agar mencintai orang yang tidak mampu, ”SBY I love you full,” ujar Kausar sambil menirukan suara tertawa khas almarhum Mbah Surip.

Setelah seluruh anak asuh menuliskan doa dan harapan untuk kemashlahatan yang berlangsung hampir dua jam sejak pukul 09.00 ini, kain Merah-Putih dibentangkan dan kemudian diarak mengelilingi pelataran Tugu Proklamasi.

Ketua Panitia ”Do’a Untuk Negeri”, Herlan Wilandari menyatakan, tujuan diselenggarakannya acara itu adalah untuk mengingatkan warga Jakarta supaya melaksanakan bulan suci ramadhan dengan khusuk, selain itu juga agar do’a anak yatim dan dhuafa didengarkan Allah SWT. ” Semoga Allah mendengarkan dan memberikan pertolongan pada bangsa Indonesia, dan para pemimpin lebih bijaksana pada rakyatnya.karena do’a anak yatim itu makbul. ” katanya di akhir acara.

Menurut Herlan, dipilihnya Tugu Proklamasi sebagai tempat untuk memanjatkan do’a karena 64 tahun lalu di Taman Monumen Proklamator Kemerdekaan Soekarno-Hatta menjadi saksi dideklarasikannya kemerdekaan Indonesia. ”Doanya secara tertulis karena kita sedang mendeklarasikan do’a kebaikan dan kesejahteraan bangsa,”***
Read more...

SD Juara Membuat Lega Warga Jakarta Selatan

0 komentar
JAKARTA SELATAN (30/7). Wajah Fadlan, 7, kini terlihat sumringah karena harapan setahun lalu untuk menjadi siswa sekolahan dan merasakan duduk di bangku meja sambil menyimak pelajaran guru dan bermain dengan banyak teman kini menjadi kenyataan. Sebuah Sekolah Juara hadir tidak jauh dari rumahnya.

”Asyik, aku sangat senang belajar di sini, karena banyak temannya,” seru putra dari Nelti Herawati warga sekitar Jalan Kebagusan I, Jakarta Selatan. Ia tambah ceria karena di sekolah yang dibanggakannya ini tersedia sarana dan prasarana belajar lengkap seperti komputer, perpuatakaan dan tempat bermain.

Bagi Nelti (30) maupun warga Kebagusan lainnya, urusan menyekolahkan anak adalah perkara penting, cuma karena terkendala biaya menyebabkan ia tidak bisa memenuhi keinginan anaknya untuk bisa sekolah. Sebenarnya Fadlan sudah mulai sekolah tahun kemarin, karena tidak ada biaya jadi ditunda dulu. Nelti berujar, walau sekolah SD kini kebanyakan gratis tetapi buku pelajarannya harus beli. ”Ini juga memberatkan,” keluhnya.

”Tapi setelah berdiri SD Juara perasaan saya jadi plong, hal ini sangat membantu sekali. Karena selain tanpa dipungut biaya, peralatan lainnya seperti buku tulis, buku pelajaran, tas dan sepatu juga diberikan gratis,” jelas ibu rumah tangga ini.

Damsir Besari Rumadianto, Kepala Sekolah SD Juara Jakarta Selatan menyatakan dalam pembukaan perdana siswa baru, SD Juara Jaksel menyediakan 60 kursi untuk siswa kelas 1, 2 dan 3. Semua kursi tersebut sudah terisi sejak dibuka pendaftaran siswa baru pada Mei 2009 dan ditutup pada 15 Juli 2009. Para siswa tersebut adalah siswa yang sudah terseleksi dalam tes kematangan.

“Ke-60 kursi tersebut terdiri atas 25 kursi untuk siswa kelas 1, 21 kursi untuk siswa kelas 2, dan 14 kursi untuk siswa kelas 3. Semua siswa baru tersebut berasal dari masyarakat sekitar Jakarta Selatan.” Jelasnya di sela-sela peresmian SD Juara Jakarta Selatan, Kamis (30/7).

Damsir menjelaskan, pendirian Sekolah Dasar Juara menjadi salah satu target pokok RZI Cabang Jakarta Selatan pada tahun 2009 ini, sementara aktivitas belajar mengajar sudah dimulai sejak 13 Juli 2009 lalu dengan di dukung oleh tujuh guru berlatar belakang Sarjana Pendidikan. “Kami mengharapakan dengan keberadaan SD Juara Jaksel dapat membantu warga kurang mampu yang terkendala biaya agar bisa tetap menyekolahkan anak-anaknya,”.



Sementara itu, Launching SD Juara Jaksel dilaksanakan di Jalan Kebagusan I No.39, RT 02/01, Kebagusan Jakarta Selatan. Dengan mengambil tema “Kebagusan Punye Juara” launching SD Gratis ini diresmikan oleh Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman DKI Jakarta, H. Margani M. Mustar, M.Sc, dan dihadiri oleh Vice CEO Rumah Zakat Indonesia, dr. Pamungkas Hendra Kusuma deserta jajarannya. Acara ini juga dimeriahkan oleh pentas seni perkusi anak asuh RZI yang tergabung dalam Pusat Pengembangan Potensi Anak (P3A).

Dalam kesempatan itu, Margani M. Mustar menyatakan, bahwa hal ini sebagai wujud peran serta masyarakat yang sangat bagus dan menjadi cita-cita bersama untuk menghasilkan anak yang cerdas dan berkualitas. Hal itu bisa tercapai karena Sejak dari kecil sudah ditanamkan tekad “Saya harus jadi juara”. “Saya yakin dalam segi psikologis dapat menjadi pendorong untuk bangkit dan termotivasi untuk mencapai apa yang mereka harapkan,” jelasnya.

Menurut Margani, hal ini menjadi ciri khas yang baik yang dilakukan rumah zakat. Mereka melakukan dengan mengelola dana zakat, dan mereka menanamkan suatu tekad yang kuat pada anak-anak asuhnya. InsyaAllah mereka bisa menjadi juara.

Kemudian untuk masalah perizinan, mereka sudah buat cuma belum diresmikan, tapi sudah direstui. “Saya pesan kepada teman-teman dinas pendidikan untuk segera membuatkan perizinannya,”

Setelah izan keluar, SD Juara Jakarta Selatan akan diresmikan dan dimasukkan dalam program pemerintah, karena semua SD di Jakarta berhak memperoleh dana BOS (bantuan operacional sekolah).

Dengan diresmikannya SD Juara Jakarta Selatan ini, berarti di Jakarta sudah berdiri dua Sekolah Dasar Juara. Sebelumnya SD Juara Jakarta Pusat sudah berdiri sejak tahun 2008 yang kini pindah alamat ke Jalan Biak, No. 62 K RT02/11, Kelurahan Cideng Kecamatan Gambir, Ruko Taman Niaga Roksi, Jakarta Pusat. Tercatat saat ini jumlah siswa SD Juara Jakarta Pusat berjumlah 51 anak tersebar di kelas 1 hingga kelas 4.***
Read more...

Tiap Bulan, RBG Bandung Layani USG 50 Ibu Hamil

1 komentar
BANDUNG (9/6). Rumah Bersalin Gratis (RBG) merupakan konsep Rumah Sakit gratis bagi keluarga kurang mampu. Pelayanan yang diberikan meliputi pelayanan pemeriksaan kehamilan dan persalinan, USG, dan pemeriksaan umum. Permeriksaan USG (ultrasonography) yang dilaksanakn tiap pekan di Rumah bersalin Gratiis Bandung, jl. Turangga No. 45, hingga akhir bulan Mei kemarin telah melayani 175 ibu-ibu hamil yang menjadi member di RBG. Dan berarti dalam sebulannya sudah bisa melayani rata-rata 30-50 pasien ibu hamil.

Program kesehatan (HealthCare) Rumah Zakat Indonesia didedikasikan dalam berbagai layanan kesehatan gratis dengan berdirinya tujuh RBG di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Medan, Surabaya, dan Pekanbaru. Tiap RBG memiliki fasilitas layaknya Rumah Bersalin lainnya seperti ruangan ber-AC, mobil ambulans gratis, ruangan bayi, ruangan persalinan dan ruangan pemriksaan ibu dan anak. Didukung tim bidan dan dokter serta dilengkapi peralatan medis yang memadai termasuk alat pemantau pertumbuhan dan kesehatan bayi (USG).

RBG melayani pemeriksaan kehamilan gratis melalui system membership (keanggotaan) sejak usia kandungan bulan pertama, termasuk pemberian nutrisi dan vitamin, pemantauan berat badan ibu dan janin. Selain itu RBG memiliki armada pengantaran dan penjemputan gratis dan siap beroperasi menjemput dan mengantarkan ibu hamil dan pasien.

Pada awal diluncurkan pemeriksaan USG gratis tahun 2008 lalu, tim kesehatan menjemput bola hingga kepelosok daerah yang jauh dari layanan USG, atau bahkan sama sekali belum pernah ada layanan USG. Layanan Gratis ini sangat membantu ibu-ibu dari keluarga miskin dalam pemeriksaan kehamilan. Dengan pemeriksaan USG secara teratur bisa memantau perkembangan janin secara dini.

Layanan gratis sepert ini bisa mengurangi beban ekonomi masyakat miskin diperkotaan dan pedesaan, bisa dihitung bila diperiksa USG di Rumah Sakit atau poliklinik, satu kali periksa bisa ditarif paling murah tidak kurang dari Rp50.000 bahkan bisa lebih mahal dari itu.

Ini diakui Entin (35), salah seorang ibu hamil yang sudah menjadi member RBG tiga bulan lalu. Sebelum menjadi member RBG, Entin mengaku belum pernah diperiksa USG waktu kehamilan pertama dan kedua, “Baru kali ini saya diperiksa USG, saat kehamilan saya yang ketiga. Program ini sangat membantu, karena biaya USG bisa dialokasikan kebutuhan lainnya,” kata Entin saat menunggu pemeriksaan di RBG, Selasa (9/6).***(yud)
Read more...

MCK Membuat Lega Warga Semper Timur

0 komentar
JAKARTA. Ibu Mardiyah, 42, kini tidak lagi pusing untuk urusan mandi, cuci, dan kakus (MCK). Sebuah sumur, empat buah kamar mandi, dan sebuah tempat cuci telah berdiri tidak jauh ari rumahnya.

“Asyik, enggak perlu jauh-jauh lagi. Mandi juga enggak perlu antre lama lagi,” seru ibu tiga anak warga RT 01/03 Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, itu kemarin. Ia tambah ceria saat melihat air di sumur tersebut cukup bening. Berbeda dengan yang ia pakai mandi selama ini dari sumur warga dengan membayar.

Bagi Mardiyah maupun warga RT 01/03 lainnya, urusan MCK adalah urusan besar. Banyak warga wilayah kumuh yang dikelilingi industri tersebut tidak memiliki sumur dan kakus di rumahnya. Untuk urusan buang hajat, mereka melakukannya sembarangan.

“Ada yang di kebun, ada juga yang menggali tanah, dan kemudian dikubur. Akibatnya, saat banjir, banyak yang kemudian timbul lagi,” jelas Riwanto, Mustahik Relation Officer Rumah Zakat Indonesia, yang memfasilitasi pembangunan MCK sumbangan Perum Pegadaian di wilayah tersebut.

Wilayah ini merupakan langganan banjir dengan ketinggian mencapai 50 cm. Bersamaan dengan naiknya air, sering pula plastik berisi kotoran manusia ikut mengambang. Kotoran itu masuk ke Rumah.

Saat banjir surut dan kantong plastic berisi kotoran manusia itu beredar di jalan raya, tidak jarang menimbulkan masalah. Pengendara mobil yang melindas kotoran tersebut sebal bukan kepalang karena terbawa ban sampai ke Rumah.

Agus Supriyono, Kepala Program Kemitraan dan Bina Lingkungan & Corporate Social responsibility (PKBL & CSR), beralasan wilayah Semper Timur dipilih karena termasuk kawasan miskin selain banyak yang tidak memiliki kakus di rumahnya.

Mereka menghabiskan dana sebesar Rp48 juta untuk program pembangunan MCK dan pengadaan air bersih. Dengan adanya empat kamar mandi yang juga digunakan sebagai kakus, masyarakat akan belajar hidup bersih dan sehat.

Selain di Semper Timur, program ini juga diadakan di Kulonprogo, Wonogiri, dan Gunung Kidul. Seluruhnya merupakan bagian dari integrated community development (ICD).

Agus mengatakan untuk pelaksanaan program tersebut pihaknya menyediakan dana Rp240 juta. Dana tersebut merupakan bagian dari CSR PT Pegadaian yang untuk tahun ini sebesar Rp30 miliar. MCK tersebut bisa digunakan warga secara gratis.

Namun salah satu warga, Asmawi, 56, khawatir riwayat MCK tersebut akan berakhir cepat seperti yang pernah ada bila penggunaannya tidak diawasi. “Sebelumnya juga program seperti ini sudah ada. Tidak berapa lama semua menjadi rusak. Bos perusahaan yang membuat MCK memang pesan kepada saya, tapi kan saya tidak bisa terus mengawasi,” ujarnya.

Untuk mengatasi hal itu, Riwanto berjanji tidak akan meninggalkan begitu saja. “Kami akan melakukan pembinaan, terutama pada ibu-ibu,” jelasnya. Dengan adanya pembinaan, pemeliharaan bisa tetap dilakukan warga sehingga MCK tetap terpelihara.***

Sumber : Media Indonesia (11/6), kolom Megapolitan
Read more...

SINERGI PT ASTRA - RZI, HADIRKAN BEASISWA PENDIDIKAN ANAK SITU GINTUNG

0 komentar
TANGERANG. Sebagai tindak lanjut program pemulihan korban Situ Gintung, Rumah Zakat Indonesia kembali bekerjasama dengan group PT Astra International dengan menggelar launching program peduli pendidikan di Auditorium Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), Tangerang Selatan, Banten, dengan mengusung tema “Astra Peduli Situ Gintung”, Selasa (19/5).

Acara ini dihadiri oleh rombongan Rumah Zakat Indonesia seperti, dr. Pamungkas Hendra Kusuma, Vice Chief Executive Officer dan Asep Mulyadi, Chief Networking Officer. Sementara dari group astra dihadiri oleh M Riza Deliansyah, Head CSR PT Astra International Tbk, Gunawan Geni, Chief Financial Service Astra, Juliani Eliza Syafrani, Federal International Finance, Markus Budiman, Astra Credit Company (ACC), Susilo Sudjono, SAN Finance, David ISkandar, Toyota Astra Finance, Bugie Laksmana, Komatsu Astra Finance, dan Ida Rotua, Asuransi Astra Buana (AAB), serta tokoh masyarakat.

Dalam acara ini diberikan bantuan secara simbolis PT Astra International kepada RZI. Setelah itu, beasiswa pendidikan secara regular akan diberikan kepada 73 anak korban bencana Situ Gintung selama enam bulan. Acara ini juga dihibur oleh penampilan anak asuh RZI berupa guitar acustic performance dan angklung. Para pimpinan Astra group juga berkesempatan untuk ikut memainkan alat angklung bersama group angklung P3A Bandung.

“Program ini merupakan tidak lanjut dari program kepedulian sebelumnya, seperti bantuan alat berat dan trauma healing untuk korban Situ Gintung. Kemudian, dalam program peduli pendidikan kami bekerjasama dengan RZI untuk menggulirkan beasiswa sebesar Rp66 juta untuk 73 anak Situ Gintung,” kata M Riza Deliansyah ditempat Acara.

Sebelumnya, April 2009 lalu, RZI juga mengeluarkan dana lebih dari Rp100 juta untuk membantu memulihkan warga korban Situ Gintung baik secara fisik dan psikis. Dana ini digunakan untuk pengadaan acara trauma healing dengan mengajak 150 anak Situ Gintung bermain bersama di Dunia Fantasi Ancol. Dalam kesempatan ini juga diberikan bantuan paket pendidikan berupa beasiswa, alat tulis dan belajar serta pemberian bantuan alat-alat rumah tangga yang terdiri dari kompor dan perlengkapan sholat.
Read more...

PERINGATI HARDIKNAS, SD JUARA JAKARTA GELAR PENTAS SENI

0 komentar
JAKARTA. Beragam cara untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS), seperti yang dilakukan oleh SD Juara Jakarta, sejak Senin (11/5) bertempat di SD Juara Jakarta di Jalan Sangihe Dalam, Blok E No. 24 Cideng-Gambir, Jakarta Pusat, sebanyak 37 siswa SD Juara Jakarta mengikuti berbagai perlombaan kesenian seperti pembacaan puisi, menyanyikan lagu nasional dan daerah, serta melukis.

Kemudian, para siswa yang terseleksi dalam perlombaan ini akan ditampilkan kembali dalam pagelaran pentas seni pada Selasa (12/5) dengan tema “Ekspresikan Cita-citamu,” para siswa baik perorangan maupun kelompok akan mengekspresikan berbagai karya seni seperti pentas drama dan puisi. Acara ini juga dijadikan sebagai ajang pameran hasil karya para siswa, seperti lukisan dan karya seni dari bahan dasar kertas.<

Sebuah ajang kreatifitas siswa SD Juara dimulai sejak pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, acara yang bertujuan untuk mengekspresikan bakat para siswa ini disaksikan langsung oleh guru, wali murid serta pihak Komite Sekolah SD Juara Jakarta juga meninjau langsung acara ini.

Sri Harto, Kepala Sekolah SD Juara Jakarta menjelaskan, diharapkan dengan adanya acara ini anak-anak SD Juara yang notabene berasal dari keluarga kurang mampu ini makin memahami pentingnya pendidikan bagi orang tua murid dan siswa, sebab kebanyakan mayoritas murid SD Juara berasal dari masyarakat kelas bawah.

“Acara ini juga bertujuan untuk mendidik para siswa supaya bermental juara. Karena dengan sering menyertakan anak didik dalam berbagai perlombaan akan membantu siswa dalam membentuk mental juara,” katanya di Jakarta, Selasa (12/5).

Hal senada juga diungkapkan oleh Rita Hasoni, Komite Sekolah SD Juara Jakarta, setiap kegiatan yang melibatkan langsung para siswa adalah untuk memberikan gambaran kepada wali murid maupun masyarakat, bahwa SD Juara telah memberikan yang terbaik untuk kemajuan para siswa. “Semoga masyarakat maupun pemerintah bisa menangkap maksud dan keinginan SD Juara,” katanya.

Sementara, para siswa baik kelas 1 maupun kelas 3 yang tampil dalam pagelaran seni untuk memperingati hari pendidikan ini mengaku sangat menikmati setiap adegan drama. “Saya sangat suka acara ini, walau orang tidak punya, tapi bisa kreatif,” ujar Muhammad Aburafi, kelas 2, berperan sebagai ‘Pak Guru’ dalam drama yang berjudul “Aku Ingin Sekolah Lagi”.#
Read more...

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here