Diberdayakan oleh Blogger.
 
Kamis, 26 November 2009

Kornet Daging Qurban, Bolehkah?

0 komentar
JAKARTA (26/11). Menjelang Idul Adha, sejumlah lembaga amil zakat (LAZ) di Tanah Air menawarkan program qurban dan bentuk kornet. Tujuannya agar daging yang umumnya hanya tahan hingga tiga hari, bisa terus digunakan sebagai asupan gizi hingga tiga tahun ke depan. Sehingga, daging kurban tak mubazir.

Mengemas daging qurban dalam kornet dilakukan di era modern dengan berbagai pertimbangan. Apalagi, Indonesia merupakan kumpulan ribuan pulau yang sangat rawan terjadinya bencana. Selain itu, rendahnya pendapatan masyarakat, terutama di kawasan, pelosok, membuat kasus busung lapar masih kerap ditemui di berbagai daerah.

Daging hewan qurban dalam bentuk kornet diharapkan bisa membantu meringankan masalah tersebut. Pemanfaatan daging qurban yang dikemas dalam bentuk kornet dinilai mampu menerapkan fungsi sosial yang menjadi salah satu fungsi hakiki ibadah kurban. Tanpa melalui teknologi pengawetan modern, daging qurban tak mampu membantu korban bencana dan kasus kelaparan yang bisa terjadi setiap saat.

Dengan teknologi pengolahan dan pengemasan yang aman, sejumlah lembaga amil zakat, mulai mengelola potensi daging kurban tersebut sebagai cadangan pangan yang bisa disalurkan lebih tepat dengan jangkauan yang lebih luas. Untuk menjaga kehalalannya, daging hewan kurban itu diolah dengan proses sesuai syariah dan modern.

Bagian yang diawetkan dalam bentuk kornet hanyalah dagingnya. Lalu dikemanakan sisanya? Sejumlah lembaga amil zakat, membagikan bagian kepala, kaki, kulit dan jeroannya untuk masyarakat fakir miskin. Pada awalnya, Rasulullah SAW sempat melarang para sahabat untuk memamakan daging qurban setelah tiga hari.

Aisyah RA berkata, "Dahulu kami biasa mengasinkan (mengawetkan) daging udhiyyah (qurban)sehingga kami bawa kepada Nabi di Madinah, tiba-tiba Nabi SAW bersabda, ''Jangan makan daging kurban kecuali hanya tiga hari.'' Tetapi larangan ini bukan mengharamkan, melainkan agar banyak orang miskin yang mendapat bagian daripadanya. Wallahu a'lam. (HR. Bukhari-Muslim).

Lalu, Rasullah SAW memperbolehkan untuk menyimpan atau mengawetkan daging kurban. Jabir bin Abdullah RA berkata; Dulu kami tak makan daging kurban lebih dari tiga hari di Mina, kemudian Nabi SAW mengizinkan dalam sabdanya, ''Makanlah dan bekalilah dari daging qurban.'' Maka kami pun makan dan berbekal. (HR Bukhari Muslim).

Dalam hadis lainnya, Salamah bin al-Akwa, berkata: Nabi SAW bersabda, ''Siapa yang menyembelih kurban maka jangan ada sisanya sesudah tiga hari di rumahnya walaupun sedikit. Tahun berikutnya orang-orang bertanya: Ya rasulullah apa kami harus berbuat seperti tahun lalu? Nabi SAW menjawab, ''Makanlah dan berikan kepada orang-orang dan simpanlah sisanya. Sebenarnya, tahun lalu banyak orang yang menderita kekurangan akibat paceklik, maka aku ingin kalian membantu mereka.''

Sampai sekarang masih ada pertanyaan dari sebagian umat Islam mengenai boleh tidaknya daging qurban dikemas dalam kornet. Menanggapi pertanyaan itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin, mengungkapkan, daging qurban boleh dikornetkan untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar.

“Pada era modern ini, daging qurban itu jumlahnya banyak sekali. Sehingga tidak bisa dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan pada saat berlangsungnya Hari Raya Idul Adha saja. Oleh karena itu, supaya daging qurban awet dan tidak mubazir boleh dikemas dalam bentuk kornet atau didendeng, sehingga bisa diberikan kepada orang yang membutuhkan pada hari lain,'' ungkap Kiai Ma'ruf.

Namun hal yang perlu diperhatikan, ujar Kiai Ma'ruf, daging kurban yang dikornetkan tersebut harus dipotong atau disembelih pada saat Hari Raya Idul Adha maupun hari tasyrik. Nabi Muhammad juga pernah bersabda, “Semua hari tasyrik (11, 12, 13 Zulhijjah) adalah waktu untuk menyembelih Kurban.” (HR: Ahmad dan Ibnu Hibban).

Sedangkan, pemanfaatannya bisa dilakukan pada di luar hari-hari tersebut. MUI membolehkan daging kurban, mengingat manfaatnya lebih besar dari pada mudharatnya. Sebab kornet bisa bertahan dalam jangka panjang. Selain itu, daging yang kurban yang dikornetkan juga perlu memperhatikan proses penyembelihan hingga pengkornetan daging kurban agar benar-benar sesuai dengan syariat Islam.

Di sejumlah tempat, sebenarnya daging kurban tidak hanya diolah dalam bentuk kornet, tapi ada juga yang diolah dalam bentuk dendeng maupun abon serta bentuk-bentuk lainnya yang lebih bermanfaat dan tahan lama. Allah SWT juga mengingatkan kepada umatnya untuk selalu makan dari yang baik-baik, sebab apa yang kita makan itu bisa mempengaruhi kesehatan tubuh maupun pikiran.

Dalam Alquran, surat al-Baqarah ayat 172, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah.”***
Oleh :Dyah Ratna Meta Novia
(http://republika.co.id/koran/52/91961/Kornet_Daging_Kurban_Bolehkah)
Read more...
Selasa, 17 November 2009

Mario Teguh Dukung Program Superqurban

0 komentar

Jakarta (18/11). Kornet Superqurban merupakan program qurban dengan cara daging qurban di kornetkan. Program ini sudah dijalankan Rumah Zakat Indonesia sejak tahun 2000 an. Cara ini digunakan karena melihat saat pembagian daging qurban yang tidak merata. Satu sisi ada daerah yang berlebih menerima daging qurban, tapi disisi lain, khususnya daerah-daerah terpencil belum pernah merasakan daging qurban. Sehingga akibat pendistribusian yang tidak merata, maka yang terjadi adalah kemubaziran. Belum lagi permasalahan klasik saat pendistribusian yang sering menimbulkan korban jiwa.

Fenomena inilah yang ditangkap oleh Rumah Zakat Indonesia. Bagaimana agar pendistribusian daging qurban lebih maksimal dan sampai kepada yang lebih membutuhkan. Akhirnya muncul ide dengan melakukan terobosan daging qurban yang dikornetkan, dan program ini diberi nama kornet Superqurban. Dengan terobosan ini terbukti, bahwa kornet Superqurban mampu menjadi solusi terhadap persoalan pendistribusian daging qurban. Apa lagi jika daging qurban biasa hanya bertahan dalam 3 hari, Superqurban mampu bertahan hingga 3 tahun, sehingga kemanfaatannya semakin panjang. Superqurban telah terbukti membantu korban bencana gempa, banjir, tanah longsor, dan gizi buruk di tanah air.

Jika dilihat dari nilai kemanfaatannya, maka program Superqurban harus mendapat tempat di hati masyarakat Muslim Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Untuk itu, Rumah Zakat Indonesia melalui Divisi Marketing Support melakukan sosialisasi Superqurban melalui berbagai media. Diantaranya iklan di TV One dan Metro TV. Kebetulan dalam iklan kali ini Rumah Zakat Indonesia di dukung oleh sang motivator ulung, Bapak Mario Teguh (MT).

Bagi masyarakat yang sering menyimak acara Mario Teguh di televisi akan berdecak kagum dengan kalimat-kalimat yang disampaikannya. Karena gayanya yang menampilkan wajah inklusif, membuat ucapan-ucapan Mario Teguh dapat diterima oleh berbagai kalangan. Bahkan banyak yang menyangka beliau adalah seorang yang beragama nasrani atau budha bahkan banyak yang menyangka sebagai seorang pendeta, karena dalam setiap acaranya Mario Teguh selalu mengunakan kata "Tuhan" untuk menggantikan kalimat "Allah".

Padahal sesungguhnya Mario Teguh itu seorang muslim sejati. Hal ini bisa dibuktikan saat tim Rumah Zakat Indonesia berkunjung ke rumah beliau di bilangan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Siang itu (17/10) tim Rumah Zakat mengagendakan untuk menindaklanjuti guyonan Mario Teguh saat kita bertemu di MetroTV bulan lalu, yang mengatakan siap menggantikan Helmy Yahya. Gayungpun bersambut, Mario Teguh ternyata sudah cukup mengenal Rumah Zakat. Saat ditanya apa kesan MT ingat tentang Rumah Zakat. Peraih gelar MBA di Indiana University, Amerika Serikat, 1983 ini menjawab, “Kornet qurbannya, Superqurban! Ini super sekali, benar-benar smart!”. Melalui penuturannya jelas sekali bahwa MT adalah muslim sejati. Hal ini juga dikuatkan tatkala Metro TV menyiarkan acara Mario Teguh pada Minggu 19 Juli 2009 yang topiknya seputar ibadah Umrah yang dipandunya. Terlihat Mario Teguh sedang berada di Madinah sambil mengenakan pakaian berhaji dan bertasbih.

Menjadi Endorser
Mario Teguh juga menyampaikan ketertarikannya untuk menjadi bagian Rumah Zakat Indonesia. “Seakan-akan saya bagian dari Rumah Zakat Indonesia” Bahkan sudah ada 8 produk yang meminta MT sebagai brand Ambassador, hanya 2 yang disetujui salah satunya RZI yang dipilih. Di akhir diskusinya MT menyampaikan bahwa “Saya siap untuk menjadi konsultan Anda. Kirimkan saja konsep-konsepnya nanti akan saya pelajari. Bebas…ini nomor hape dan email saya..” ujar suami dari Linna Teguh ini.***
Read more...
Minggu, 15 November 2009

PGN Peduli Bencana

0 komentar

JAKARTA (16/11). Ketika terjadi bencana gempa di Jabar dan Sumbar, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) bertindak sigap dengan bergerak langsung membantu para korban bencana. Saat terjadi musibah tersebut PGN secara mandiri maupun bekerjasama dengan Rumah Zakat Indonesia mencapai daerah-daerah bencana dengan waktu secepatnya sehari setelah bencana terjadi.

Direktur Keuangan PGN, Riza Pahlevi Tabrani mengatakan : dalam bencana gempa Jabar dan Sumbar PGN telah memberikan bantuan dengan mendirikan posko bencana di wilayah bencana tersebut, tenda pleton, siaga pangan, siaga sehat dan siaga gizi, serta kebutuhan sehari-hari lainnya serta pemberian kornet Superqurban. Total penerima manfaat mencapai 24.000 orang selama terjadi gempa di Jabar dan Sumbar. “Hal itu untuk mengurangi beban penderitaan saudara-saudara kita yang tertimpa bencana,” ungkapnya.

Menurutnya, sebagai Penyedia Utama Gas Bumi, PGN mempunyai program Corporate Social Responsibility (CSR) yang meliputi Pemberdayaan Ekonomi, peningkatan taraf hidup masyarakat, dan program lingkungan hidup. Program CSR ini sudah di mulai sejak tahun 90 an.

Ia menjelaskan, ada beberapa bidang yang menjadi fokus perhatian, yaitu kesehatan, pendidikan, keagamaan, sarana umum, dan penanggulangan bencana alam. PGN juga sangat peduli terhadap kondisi lingkungan. PGN telah membuat perencanaan secara menyeluruh sesuai dengan motto PGN yaitu Growing With The Nation. “Program pencegahan dan perbaikan lingkungan yang telah dilaksanakan antara lain penanaman 44.000 pohon Mangrove dan penanaman tanaman produktif seperti buah-buahan sebanyak 24.000 pohon,” ujar peraih gelar MBA di Cleveland State University ini.

Dari tahun ke tahun PGN berusaha selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas program CSR, baik kisaran bantuan maupun penerima manfaat. “Itu semua sebagai bentuk tanggung jawab sosial PGN terhadap lingkungan.” jelas Bapak yang bergabung di PGN sejak 2007 lalu.

Selain itu setiap Idul Adha PGN juga mempunyai program Tebar Hewan Qurban di seluruh wilayah operasi PGN. Hal itu sudah dilakukan dari tahun ke tahun. Tidak hanya itu, menjelang ramadhan PGN juga selalu memberikan bantuan kepada yatim piatu di sekitar wilayah operasi PGN.

Sementara itu pria asli Palembang ini sangat mengapresiasi program Superqurban Rumah Zakat Indonesia. Menurutnya program Superqurban cukup baik, karena bisa mengoptimalkan kurban itu sendiri. Biasanya dalam suatu tempat ada yang kelebihan daging kurban sementara wilayah lain yang terpencil belum bisa menikmati daging qurban. “Saya pikir untuk lebih mengoptimalkan penyalurannya, lebih baik diberi kesempatan untuk wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, jadi menurut saya program Superqurban is good idea.”***

Untuk Iklan Republika.
Read more...

Kegalauan Seorang Ayah

0 komentar
Menjadi kepala rumah tangga ternyata bukan persolan remeh. Tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, dengan terpenuhinya sandang, pangan, papan dan pendidikan tinggi untuk masa depan anak. Tidak hanya itu, tetapi lebih dari bagaimana melindungi anak dan istri agar terhindar dari lumatan api neraka. Ini tugas yang tidak ringan, membentuk keluarga yang berkarakter qurani. Apalagi arus pollutan globalisasi sudah masuk ke sendi-sendi keluarga, melalui kotak televisi, anak-anak dan istri dijejali tayangan-tayangan yang berbau ghoswul fikri, budaya hedonisme pun mengepung.

Kegelisahan seorang ayah akhir zaman terhadap fenomena zaman yang kian kering dari nilai-nilai langit (Ilahiyah). Alam raya semakin menua, sementara perilaku para penduduk bumi dihiasi oleh pembangkangan yang tak berkesudahan kepada Sang Pemilik Alam Raya. Allah azza wajalla.

Lihatlah, banyak diantara kita yang malah merusak ekosistem alam, keseimbangan alam, bumi menjadi kering, hutan menjadi gundul. Akibatnya bencana alam, pemanasan global yang mengancam kehidupan manusia. Dalam situs www.okezone.com (15/10), menyebutkan akibat dari pemanasan global ini kutub utara yang menyimpan sejumlah massa es terbesar di dunia diperkirakan akan menghilang dan berubah menjadi lautan dalam kurun waktu 20 hingga 30 tahun ke depan.

Itulah keresahan yang dirasakan sahabat karib saya, ia mengatakan akankah anak cucunya dimasa yang akan datang terancam tidak bisa menikmati keindahan alam?. Bisakah ia mewariskan pusaka keindahan alam ke anak cucunya?, karena detik-demi detik bumi dijarah keindahannya oleh tangan-tangan yang (katanya) paling tinggi akalnya. Yang harusnya menjaga kelestariannya.

Sahabat saya itu adalah keluarga muda yang baru dikarunikan seorang anak. ”Saat anak pertama kami lahir, perasaan kami membuncah karena kehadiran sang bayi sudah lama dinantikan,” ujar sang sahabat memulai pembicaraan saat berbagi kegelisahan hati. Saat ini anaknya genap tiga bulan.

Kegelisahannya tidak berhenti disitu. Ia mengatakan bahwa amanah sebagai imam keluarga saat hidup pada zaman yang penuh dengan fitnah, harus membutuhkan amunisi iman yang kuat. ”Kalau sang imam keluarganya saja ringkih iman, lalu bagaimana mau membentuk keluarga berkarakter ibadah?,”

Padahal ia membuat visi hidup yang salah satu poinnya adalah terciptanya generasi baru dengan membentuk anak-anak berjiwa Al Quran. Ia merasa gelisah terhadap masa depan anak-anaknya kelak, saat tumbuh kembangnya hingga sang anak menjadi pria dewasa. Mampukah melewati berbagai tipuan setan. ”Apakah saya mampu mendidik anak-anakku menjadi generasi robbani,” tanya sang sahabat.

Mungkin dengan dengan berbagi kegelisahan hati sang sahabat bisa terobati. Ia pun mulai menceritakan dan berbagi kegalauan yang menyelimuti hatinya dan memulai tulisannya....

Ketahuilah anakku
Saat kau lahir, ribuan rekaman cerita memilukan masih menghiasi wajah ummat Muhammad. Muslimah ditusuk di negeri yang mengkampanyekan Liberty, hanya karena ia menampakkan identitas keislamannya. Negeri-negeri muslim masih dikangkangi rantai kezaliman dan dihinakan para penduduknya. Belum lagi virus ’SEPILIS’ (sekulerisme, pluralisme, liberalisme) merongrong negeri-negeri Islam. Mencuci otak muslim menjadi westernis.

Karena kau anak akhir zaman. Ayahmu ini tidak tahu, wajah Islam tahun 2030? Apakah semakin lusuh dan pucat? Karena penguasa tiran semakin keranjingan menumpahkan darah-darah suci. Yang jelas kau akan hidup di masa ajaran Islam kian asing. Yang penuh dengan fitnah, jebakan, konspirasi. Kebenaran disalahkan, kesalahan dilegalkan dan didukung massa.

Jika tahun 1924 adalah awal bercokolnya periode mulkan jabariyah, maka tahun 2030 genap berumur 106 tahun, dan saat itu kau berusia 21 tahun. Ayahmu tidak mengerti, apakah fitnah huru hara akhir zaman kian mengerikan? Orang-orang sholeh menjadi obyek fitnah, caci-maki, dan dihinakan oleh orang-orang jahiliyyah hanya karena menjalankan Syariah-Nya? Sementara para pemeluknya masih disibukkan dengan saling menghujat dan memakan daging saudaranya sendiri hanya karena berbeda wasilah? Ayah berharap mata hatimu bisa jernih saat 73 golongan ini saling mengklaim paling benar dan mengaku pengikut Sunnah kanjeng Nabi. ”Jadilah perekat dan pengikat dalam terbentuknya Jamaatul Muslimin yang dirindukan itu,”

Di saat para pemegang kebenaran bagai menggenggam bara. Jadilah Ghuroba, disaat kebenaran dimarjinalkan. Teruslah bergerak dalam pekerjaan-pekerjaan besar, dalam sunyi yang panjang, sampai Malaikat Izroil memanggilmu. Semoga ruh perjuangan Syaikh Ahmad Yasin, Al-Rantisi, Sholahuddin Al Ayyubi mengalir di darahmu. Dalam menapaki huru hara akhir zaman ini, sibghoh Islammu jangan sampai luntur nak. ”Sebab, tanpa Islam, kau adalah nol,”

Jika tahun 2030 Allah SWT menakdirkan runtuhnya kejayaan periode mulkan jabariyah. Tangan mungilmu ini harus bisa mengepal lebih kencang dihadapan Fir’aun-fir’aun modern, dan melantangkan ”Laa Ilaaha Ilallah Muhammad darrosulullah.” Kau harus mampu terus berjalan melewati lorong gelap kejahiliyahan, saat ummat sulit membedakan mana yang benar mana yang salah. Ingat nak, kau anak akhir zaman, kau harus menjadi anak peradaban yang dirindukan zamannya. Panca roba mengabarkan, alam raya sudah muak dengan rezim setan peradaban yang gemar merusak dan menumpahkan darah.

Jika Al Malik menghendaki tahun 2030 menjadi batas akhir sejarah rezim thoghut. Anak-anak zamannya ini harus tampil memenangkan pertarungan dan mengembalikan peradaban. Saat itu, jadilah pioner penumbang kebhatilan. Seperti para pemuda Ashabul Ukhdud yang merobohkan keangkuhan rasa ketuhanan rezim thoghut. Karena Rasulullah pernah mengabarkan, ”Setiap kurun waktu 100 tahun akan lahir para pembaharu.” Inilah sunatullah pertarungan. Maka jadilah bagian dari yang dijanjikan itu!

Sang sahabat menutup cerita dengan mendekap muka, kemudian ditatapnya cerah langit yang saat itu dihiasi ribuan bintang. Sejenak aku tertegun mendengar cerita kegelisahan hati sang sahabat. Akupun teringat pada keluargaku di rumah. ”Ya Allah jadikanlah anak-anak kami pemimpin bagi orang-orang sholeh.” lirih doa sang ayah di sepertiga malam yang sepi.***
Dimuat di www.eramuslim.com (oase iman (14/11)
Read more...
Minggu, 08 November 2009

Tundukanlah Pandanganmu!

0 komentar
Di penghujung zaman yang semakin sepi ini, perangkap-perangkap setan kian canggih dan modern. Ujian dan godaan para pengikut shirothol mustaqiim kian mengepung. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Harta, tahta dan wanita adalah godaan yang mengggiurkan itu. Mungkin banyak diantara orang-orang sholeh atau para penggerak dakwah tidak bergeming dengan jebakan harta dan kekuasaan akan tetapi bisa jadi mereka tidak tahan dan akhirnya tergelincir dengan provokasi keindahan wanita atau pun sebaliknya. Maka bersyukurlah kaum Adam yang bisa lolos dari tiga jenis godaan yang mematikan ini.

Setan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Setan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk memandangi lawan jenis yang bukan muhrimnya hingga menimbulkan syahwat.

Secara naluri, fitrah manusia memang menyukai keindahan dan memandanginya dengan penuh takjub. Tetapi disinilah peluang fitnahnya. Seperti dalam kisah keindahan rupa Nabi Yusuf as. Yang mampu menghipnotis para wanita istana kala itu. Karena tak tahan Zulaiha, sang permaisuri kerajaan membuat konspirasi untuk menjebak Nabi Yusuf agar mau berzina. Satu sisi, ketampanan dan kecantikan rupa adalah anugerah yang harus di syukuri, tapi di sisi lain bisa menjadi pintu syaitan untuk mengelabui manusia supaya terjerumus ke kubang kemaksiatan.

Menurut informasi jumlah populasi wanita di dunia ini lebih banyak di banding dengan pria. Konon kabarnya 10:1. Artinya 1 pria diperebutkan 10 wanita. Fenomena ini tentunya, mau tidak mau menimbulkan polemik. Senada dengan itu, Rasulullah Saw. bersabda, “Engkau akan melihat seorang laki-laki diikuti oleh empat puluh wanita, yang tak lain hal ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah laki-laki dan banyaknya jumlah wanita”. (HR. Bukhari).

Banyaknya jumlah populasi wanita dan dibarengi tingkah-polahnya yang mengundang mata kaum pria untuk melotot. Hal inilah yang menjadikan kaum laki-laki harus juang ekstra keras, melawan hawa nafsu dan bisikan setan yang berseliweran. Apalagi seperti di Kota Jakarta ini masih banyak sekali wanita yang tidak menutup aurat.

Seperti yang dirasakan pemuda tetangga saya, setiap kali melangkahkan kaki ke luar rumah, di dalam angkutan umum, di bis kota, di pinggiran jalan dan di tempat umum lainnya secara sengaja atau tidak sengaja (terpaksa) melihat aurat wanita. Para wanita ini tanpa merasa bersalah bergentayangan di tempat umum dengan model pakaian serba mini. “Apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki,” keluhnya kepadaku.

Saya juga pernah mengalami keresahan sang pemuda tetangga saya itu, jika saya berjalan di tempat umum, sudut pandang mata saya selalu menemukan para ’mahluk lembut’ dengan model pakaian serba mini dan super ketat. Sedang saya tidak mungkin berjalan dengan terus menerus menundukkan kepala saya. Beruntung, saya mempunyai istri tangguh, yang selalu memberikan warning jika temanya berhubungan dengan mahluk yang bernama wanita. Yang tak bosan memberikan nasehat agar saya tidak tergelincir dalam perangkap setan. “Jangan jadi laki-laki genit, ghodul bashar lah suamiku,“ kata sang istri mengingatkan.

Pernah suatu ketika, saya meminjam buku dari seorang teman perempuan yang bertemakan ghoswul fikri karya Adian Husaini. Hati kecil saya hanya berniat meminjam buku itu, karena suda lama saya ingin membaca buku itu tapi belum kesampaian membeli. Saat sang istri tahu bahwa saya pinjam dari seorang teman perempuan, sang istri meradang, setelah seharian perang dingin, barulah mengungkapkan alasannya mengapa dia marah besar. Karena dengan meminjam buku pada lawan jenis adalah salah satu perangkap pintu setan. “Sekarang pinjam buku, besok mendiskusikan buku setelah itu akan berbuat yang lebih jauh lagi!,“ ungkapnya penuh khawatir.

Ia mengatakan istilah persahabatan itu bisa berkonotasi adanya hubungan yang lebih jauh dari sekedar berinteraksi. Istilah persahabatan dengan lawan jenis lebih dekat kepada apa yang dikatakan oleh orang sebagai “teman tetapi mesra”. “Karena itu hendaklah memperhatikan rambu-rambu syariat dalam bergaul wahai suamiku,“ serunya.

Aku pun tertegun dengan argumentasi sang istri, dan memaksa kepala saya untuk manggut-manggut tanda setuju. Walau teman yang meminjamkan buku itu adalah wanita yang sopan, baik akhlak dan pakaiannya. Akan tetapi jika keseringan interaksi dan tidak bisa menahan pandangan. Maka seperti yang di khawatirkan sang istri, panah setan itu akan menancap ke ulu hati dan akhirnya akan berujung pada “hubungan tanpa status“.

Memang benar, rekayasa setan itu bisa datang dari mana saja. Apalagi di zaman yang penuh fitnah ini dimana para wanita dengan berani dan bebas mengumbar auratnya di tempat umum, dan ikhtilat dengan lawan jenis pun tak bisa terhindarkan. Bahkan di dunia maya interaksi yang berlebihan dengan lawan jenis dalam situs jejaring sosial bisa menimbulkan fitnah dan sudah memakan korban, rusaknya hubungan rumah tangga karena sang istri atau suami berselingkuh dengan teman lawan jenisnya itu situs jejaring itu.

Dari sinilah keimanan kita di uji. Mampukah kita melawan tiga jenis godaan itu?. Khusus untuk ujian dan godaan jenis wanita, saya akan selalu ingat-ingat pesan istri, “Tundukkanlah pandanganmu wahai suamiku!.“***
Read more...
Jumat, 06 November 2009

Kornet Superqurban Praktis dan Awet

0 komentar

Munjin (51) Seorang pedagang warung kaki lima di Jalan Beringin Raya, Kota Tangerang, dan biasa membuka warungnya setiap hari dari pukul 07:00 sampai dengan pukul 22.00 WIB. Pak Munjin mempunyai 5 orang anak dan semuanya di biayai dari hasil keuntungan warung kaki limanya. Semua anak dan istrinya tinggal kampung sehingga dia hanya sendirian mencari uang di Tangerang. Walaupun sendiri dia tetap semangat mencari uang karena kalau dia tidak mencari uang bagaimana bisa membiayai sekolah anak dan biaya hidup buat anak dan istrinya di Bumi Ayu, Brebes.

Setiap Idul Adha biasanya dia mendapatkan jatah qurban dari warga sekitar, tetapi ada yang dia sedihkan yaitu siapa yang bisa masak daging qurban ini? karena dia kan tinggal sendiri sedangkan istrinya ada di kampung, apalagi dia tidak mempunyai lemari es untuk menyimpan daging yang dia dapatkan sehingga kadang-kadang ke esokan harinya dagingnya sudah berbau, ”Saya juga tidak mengerti cara membuat bumbu untuk memasak daging qurban,” terangnya.

Pada Idul Adha tahun ini dia mendapatkan pengalaman yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yaitu dia mendapatkan kornet Superqurban dari Rumah Zakat Indonesia Cabang Tangerang. Saat diberi kornet Superqurban pak Munjin sempat terkejut karena daging qurban yang dia dapatkan sudah di kemas dalam bentuk kaleng. ”Apakah dagingnya sudah bisa di makan?,” tanyanya penuh heran.

Tetapi saat dijelaskan oleh pihak Rumah Zakat Indonesia bahwa Superqurban ini sudah matang dan siap di konsumsi dan dapat diolah menjadi makanan apapun, terlintas di pikiran pak Munjin kalau dia besok mau membuat nasi goreng kambing, dan pak Munjin tidak perlu lemari es untuk menyimpannya karena Superqurban bisa tahan sampai 3 Tahun. ”Superqurban memang praktis dan tahan lama bahkan saya tidak perlu bumbu karena Superqurban sudah ada rasanya dan cocok di lidah saya,” ujarnya mantap. (Chie, Tangerang)***
Read more...
Rabu, 04 November 2009

Siaga Sehat Bersama Polda Kalbar

0 komentar

PONTIANAK. Masyarakat Pontianak kerap mengidentikan Beting dengan narkoba, kriminal, dan tindak kejahatan lainya. Beting adalah sebuah tempat di tepian Kapuas yang dihuni masyarakat sejak ratusan tahun lalu. Kadiv Bina Mitra Polda Kalbar Kombes Sugeng Heryanto menyebutkan setidaknya tiga dari lima kasus peredaran narkoba menggunakan Beting sebagai tempat transitnya.


Sebenarnya, Beting mempunyai nilai historis dan strategis bagi pengembangan Kota Pontianak. Salah satu kerajaan cikal bakal Pontianak terletak di sana. Sebuah mesjid penuh sejarah dari kerajaan Kadariah pun berdiri tidak jauh dari keraton, di tepian Kapuas.

Selasa (3/11), polisi menggandeng beberapa mitra termasuk Rumah Zakat Indonesia (RZI) datang ke Beting. Bukan untuk merazia tersangka narkoba, tapi dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan, layanan akte serta layanan perpanjangan SIM bagi warga Beting. Mengambil tempat di halaman Keraton Kadariah, tim Bakti Sosial termasuk RZI yang menggunakan kaos seragam I Love You Full Beting sibuk melayani warga.

Acara yang bertepatan dengan penutupan program KB Kes Bayangkara dihadiri Kapolda Kalbar Erwing Tobing, Walikota Pontianak Sutarmidji serta unsur pimpinan lainnya di tingkat kota dan provinsi. “Kita ingin merubah stigma negatif yang melekat dengan Beting melalui pendekatan yang berbeda dengan sebelumnya,” ujar Erwin dalam sambutannya. Semoga Beting kembali menemukan nilai sejarah dan eksotisnya yang terpendam.
Kontributor : Iman Sulaeman, Pontianak
Read more...

Armand Maulana : Program Kampoeng Ramadhan itu Bagus

0 komentar

Gigi adalah nama sebuah grup musik yang berasal dari Bandung, Indonesia yang mengusung jenis musik pop dan rock. Kelompok ini berdiri pada tanggal 22 Maret 1994, dengan format awal Aria Baron, Thomas Ramdhan, Ronald Fristianto, Dewa Budjana dan Armand Maulana. Tapi setelah berkiprah selama belasan tahun di blantika musik Indonesia, kelompok ini telah mengalami pergantian personil berkali-kali. Format saat ini dari kelompok ini adalah, Armand Maulana (vocal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Gusti Hendy (drum).

Untuk menyambut ramadhan tahun ini, aktivitas GIGI bertambah padat, “Kebetulan kami sedang mempersiapkan tiga lagu baru, ngejalanin promosi, dan Tour Ngabuburit yang disponsori salah satu perusahaan rokok besar di Indonesia,” ujar Armand Maulana di sela-sela kesibukan shoting di Jakarta, Kamis (20/8).

Album GIGI merupakan album regular GIGI ke-11 dari 18 album yang mereka punya yaitu 11 album regular, satu album live in cocert, satu album the best, satu album original soundtrack, dan empat album religi.

Suami dari Dewi Gita ini menuturkan bahwa, dalam bulan ramadhan ini GIGI mempunyai target yang simple-simpel aja, “Kalau album kita diterima masyarakat dengan rilik religi kan bagus. Dalam lirik itu mengajak masyarakat untuk kearah kebaikan, apalagi bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,”

Sementara itu, GIGI juga memberikan apresiasi untuk program-program Rumah Zakat Indonesia, seperti dalam program Kampoeng Ramadhan diantaranya berbagi buka bersama, kado lebaran yatim, dan wakaf Al-Qur’an.“Saya pikir hal itu sangat bagus, karena tujuannya untuk membantu orang tidak mampu, mereka bisa merasakan hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya.”

Menurut Armand sebetulnya tujuan dari Zakat adalah untuk mensejahterakan masyarakat. Jika zakat dikelola dengan baik otomatis orang-orang yang hidupnya dibawah garis standar hidupan layak bisa terangkat, “Tiap tahun warga miskin bisa dikurangi,” ujarnya.***
Sumber : wawancara dengan bang Armad untuk iklan Republika.
Read more...

SNADA, Zakat Via ATM Sangat Mempermudah

0 komentar

JAKARTA. Bagi pecinta lagu-lagu nasyid pasti kenal dengan grup yang satu ini. Adalah Snada yang merupakan salah satu ikon nasyid Indonesia yang memberikan jalan dan menjadi pioneer bagi tim-tim nasyid muda yang bermunculan secara cepat. Mereka juga menjadi kelompok nasyid pertama yang membawa nasyid ke sekolah, kampus, hotel, perhelatan pernikahan, konferensi, dan event lokal, nasional, regional, dan bahkan internasional.

“ Kami mengenal Rumah Zakat dari iklan di koran dan TV. Rumah Zakat harus semakin banyak memberikan informasi kepada masyarakat bahwa hubungan manusia dengan Allah itu sifatnya transaksional,” seru Erwink salah seorang personil Snada.

Dalam kesempatan itu saat mereka ditanya mengenai pembayaran zakat via ATM yang tengah dikampanyekan oleh Rumah Zakat. ”Dengan adanya fasilitas ATM sebagai sarana pembayaran zakat sangatlah bagus karena sistem pelayanan pembayaran seperti ini sangat dibutuhkan dan penting untuk memberikan kemudahan bagi umat muslim,” ungkap Erwink.

Saat ini Snada sedang berkonsentrasi dengan tur Ramadhan 13 kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang diawali dengan Kota Banyuwangi dan berakhir di Yogyakarta. Saat ini Snada pun tengah sibuk dengan pembuatan video klip Demi Matahari, sebuah nasyid lama yang kami aransemen ulang agar lebih fresh. Untuk menambah kekhusyukan Bulan Ramadhan Snada selalu menyempatkan untuk memperbanyak ibadah-ibadah sunah, mengkhatamkan Al Quran, tarawih dan itikaf di 10 hari terakhir Ramadhan.***
Read more...

Dana Recovery Bencana Bisa Dengan Dana Zakat

0 komentar

Sehari sebelum bencana gempa yang mengguncang Padang, Prof. DR. Amiur Nuruddin, MA baru saja bertolak dari Padang untuk menghadiri seminar yang diselenggarakan oleh IAIN Sumatera Utara. Kebetulan seminar ini dia didaulat menjadi Pemakalah pada seminar yang bertajuk “Pemantapan Sumantera Barat Sebagai Daerah Percontohan Penerapan Ekonomi Syariah”. Seminar ini juga mendapat dukungan penuh dari Gubernur dan DPRD Sumatera Barat. “Alhamdulillah DPRD Sumatera Barat sangat mendukung ekonomi berbasis syariah dengan pembuatan perda yang berisi tentang mendorong geliat ekonomi syariah di Sumatera,” ujar Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah ini.

Menurutnya, banyaknya bencana di Indonesia secara berturut-turut, seharusnya menyadarkan semua komponen bangsa, baik pemimpin (presiden) maupun rakyatnya untuk bersama-sama intropeksi, bencana merupakan salah satu bentuk teguran dari Tuhan pada manusia yang mungkin banyak melakukan kesalahan. “Dalam prespektif syariah orang yang salah maupun yang benar bisa sama-sama kena teguran. Karena itu, komponen bangsa ini baik para penyelenggara negara maupun masyarakatnya kalau ada kesalahan untuk segera kembali ke jalan yang benar dengan hati nurani untuk intropeksi diri terhadap perilaku kita,” seru Guru Besar Ekonomi Islam IAIN Sumut ini.

Profesor Aminur mengatakan kejadian bencana di Sumatera Barat lebih dahsyat bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain sebelum ini, “Ini terjadi ditengah kota dan menghancurkan sumber-sumber ekonomi. Maka dari itu kita harus bergerak untuk bangkit dengan menggalakkan kembali kegiatan ekonominya,”

Dewan Pengawas Bank Syariah ini juga mengungkapkan bantuan dari Rumah Zakat Indonesia dan unsur lainnya harus memulihkan kembali masyarakat Sumatera Barat. “Saya melihat bantuan ini adalah sesuatu yang positif. Untuk proses pemulihan bencana dana zakat juga bisa diberikan untuk orang-orang yang kesulitan serta dalam pengelolaan bantuannya harus tepat sasaran,”

Saat ini masyarakat Sumbar sedang terpuruk, dalam proses pemulihan, bagaimana nanti dalam pembangunan sarana ibadah, pendidikan maupun kegiatan ekonomi masyarakat bisa dipulihkan kembali. “Sekarang banyak yang miskin mendadak karena mereka kehilangan harta benda. Karena itu untuk tahap recovery nanti dana zakat bisa disalurkan untuk membangkitkan kembali semangat mereka dengan memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti makanan dan obat-obatan serta kebutuhan dasar lainnya. Kemudian juga membantu pembuatan sarana tempat tinggal. Serta menggerakan ekonomi mereka kembali.”***
Read more...
Selasa, 03 November 2009

Cinta Tulus

0 komentar
Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya.. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.

Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya.

Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang aku sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, aku putuskan untuk melakukannya sendiri.

Sambil menangani lukanya, aku bertanya " Pak, Maaf apakah anda punya janji lain? Bapak tampak terburu-buru..." kataku mengakrabkan diri pada kakek tua itu
Lelaki tua itu tersenyum " Sebenarnya tidak, ini adalah waktunya untuk makan siang bersama istriku "

Kemudian dia bercerita bahwa itu adalah kebiasaannya setiap hari.
Dia juga berceritakan bahwa istrinya 1 minggu sekali harus diterapi karena mengidap penyakit Alzheimer.

" Apakah istri Bapak akan marah kalau kakek datang terlambat?" Tanyaku lagi
"Istriku sudah tidak lagi dapat mengenaliku sejak 5 tahun terakhir." Katanya sambil menghela nafas. matanya sedikit mengembun. kemudian kulhat dia mengusap matanya.

Aku sangat terkejut dan berkata, “ Dan Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?”

Dia tersenyum ketika tangannya menepuk tanganku sambil berkata, “Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia,‘kan? ”

Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tanganku masih tetap merinding, “Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hdupku...”

Aku terharu dan benar-benar iri dengan kakek tua itu dan istrinya
Bagi anda yang telah menikah : Sudahkan anda tulus mencintai istri/suami anda ?
(Kurnia Ariffianto, RZI – Semarang)
Read more...

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here