Diberdayakan oleh Blogger.
 
Selasa, 26 Februari 2008

Mengawal Realisasi Organisasi

0 komentar
Melangkah pasti dan mantap atau sikap optimis merupakan sebuah prinsip beraktifitas serta berkreatifitas terutama dalam dinamika berorganisasi. Hanya saja, prinsip tersebut seringkali mengalami ‘kematian’ realisasi tatkala ‘virus’ apriori akan kepentingan organisasi menjangkiti kesadaran anggota sebuah organisasi. Disamping itu, lemahnya ‘libido’ kepedulian seseorang untuk berperan aktif dalam dinamika organisasinya sendiri, juga merupakan sebuah gejala akan ‘kematian’ realisasi sebagaimana di atas. Hingga kata optimisme, dalam realitanya kerapkali absurd dan hanya menjadi kosakata mandul yang tak mampu melahirkan kreatifitas serta aktifitas apapun selain kondisi statis dan stagnan dalam tubuh sebuah organisasi. Bahkan, bukan hanya prinsip optimisme saja, prinsip-prinsip lainnya pun semisal prinsip kebersamaan, loyalitas, dan solidaritas, tidak jarang mengalami nasib serupa yaitu ‘kematian’ realisasi.

Dan volunteer RZI, sebagai sebuah organisasi sosial masyarakat, pula tidak terkecuali menjadi salahsatu ‘korban’ dari ‘kematian’ realisasi tersebut. Optimisme yang dimiliki oleh kita sebagai aktivis relawan, terkadang tidak kita sertai dengan kemauan untuk bersama-sama berpartisipasi secara pro-aktif dalam merealisasikan segenap program yang menjadi agenda serta cita-cita organisasi. Begitu pula kebersamaan dan loyalitas yang menjadi slogan setiap aktivis ketika berorasi tentang ke-relawan-an, terkadang menjadi pasif dan membisu tatkala berbenturan dengan kepentingan pribadinya sendiri.

Pada dasarnya, setiap prinsip serta slogan yang mewarnai dinamika organisasi akan tumbuh efektif, kondusif, dan konstruktif bilamana ditopang oleh pilar-pilar lainnya yang merupakan aplikasi dan manifestasi dari tujuan serta cita-cita luhur para aktivisnya. Tanpa pilar-pilar yang akan menopangnya menjadi bangunan yang kokoh dan membumi, sebuah prinsip dan slogan akan kehilangan elan fitalnya (kekuatan). Dengan kata lain, prinsip dan slogan semata tanpa usaha serta kemauan keras untuk membumisasikannya dalam dataran konkrit berupa aktifitas nyata di lapangan, tentunya hanya akan menjadi prinsip yang abstrak, slogan yang absurd karena tidak mempunyai landasan konkrit berupa realisasi dan manifestasi dari prinsip serta slogan tersebut.

Karenanya, berangkat dari fenomena di atas, barangkali sekarang ini bukan saatnya lagi bagi kita, aktivis relawan untuk debat-kusir seputar prinsip, kepemimpinan dan ataupun slogan yang relevan bagi kemajuan OR RZI. Melainkan, bagaimana upaya konkrit kita dalam merealisasikan tujuan serta cita-cita bersama dalam memajukan dan membangun masa depan OR RZI yang lebih gemilang. Artinya, yang kita butuhkan dalam OR RZI saat ini bukanlah ‘tong kosong nyaring bunyinya’, akan tetapi ‘brangkas kreatifitas markasnya para pemikir dan pekerja keras’.

Dan untuk membuat brangkas kreatifitas dalam internal kita sebagai modal dasar untuk merealisasikan proyek kemajuan serta kesuksesan OR RZI, tentunya hal inipun memerlukan pilar-pilar lain sebagai penopangnya. Minimal ada tiga pilar yang dianggap signifikan dalam perspektif penulis untuk menopang terealisasinya proyek tersebut:

1. Kontribusi riil setiap aktivis relawan terhadap OR RZI, baik kontribusi berupa karya, tenaga, maupun ide-ide berharga.
Kontribusi yang dimaksud adalah peran andil serta pencurahan segala potensi yang dimiliki oleh setiap relawan untuk diaplikasikan di OR RZI. Terutama mereka-mereka yang memang berkesempatan bisa mereguk pengalaman dan ketrampilan di organisasi luar OR RZI. Tentunya manfa’at dari pengalaman dan ketrampilan yang mereka dapatkan tersebut akan besar sekali nilai dan maslahatnya ketika diaplikasikan serta dikontribusikan untuk OR RZI. Karena walau bagaimana, maju mundurnya organisasi yang kita cintai ini merupakan tanggungjawab kita bersama. Sehingga sekecil apapun kontribusi yang kita berikan kepada OR RZI, tentunya akan sangat berharga nilainya dan sangat membantu lancarnya perjalanan roda organisasi.

2. Spirit dan kesadaran setiap individu terutama jajaran Pengurus dalam mengemban amanat serta dalam menjalani kehidupan berorganisasi di OR RZI.
Spirit untuk maju merupakan modal utama seseorang dalam pendakian hidupnya menuju puncak keberhasilan serta kesuksesan. Demikian halnya dalam organisasi. Tanpa adanya spirit yang bisa juga diartikan dengan kemauan yang keras dari para aktivisnya untuk memajukan organisasinya, maka niscaya harapan serta keinginan akan terciptanya kemajuan tersebut hanya akan menjadi harapan kosong belaka, sekadar keinginan yang tak berarti. Dan untuk menumbuhkan spirit dalam berorganisasi, kesadaran kita sebagai anggota akan urgensitas organisasi serta partisipasi kita di dalamnya menjadi syarat yang harus kita penuhi. Karena, tanpa kesadaran tersebut, maka spirit yang kita miliki akan rapuh, mudah labil oleh terpaan kejenuhan, serta akan mudah ditunggangi ambisi-ambisi pribadi yang bisa jadi berakibat negatif bagi keutuhan organisasi.

Terlebih lagi bagi seorang Pengurus. Spirit dan kesadaran itu mutlak menjadi bahan bakar mereka dalam menjalankan amanat organisasi. Karena, status mereka bukan hanya sebagai aktivis semata, melainkan sekaligus sebagai awak-awak kapal organisasi. Sehingga mereka bertanggungjawab untuk memilih serta mengarahkan layar organisasi menuju jalan-jalan kegiatan yang bermaslahat bagi seluruh masyarakat. Karenanya, keabsenan salah seorang pengurus ketika dalam salahsatu perjalanan kegiatan, setidaknya akan berpengaruh terhadap kenyamanan serta kelancaran laju organisasi yang dikemudikan secara kolektif oleh Jajaran Pengurus tersebut.

3. Sense of belonging yang tinggi terhadap OR RZI.
Inilah pilar yang paling utama dalam perspektif penulis dalam sebuah organisasi.
Karena tanpa pilar ini, kesadaran akan organisasi tidak akan tumbuh secara tulus dan spirit pun tidak akan menjelma dengan baik apalagi untuk memberikan kontribusi yang riil terhadap organisasi. Karena dalam diri mereka yang tidak memilikinya, selalu timbal-balik yang menjadi barometer keterlibatannya dalam organisasi tersebut. Berbeda dengan mereka yang dalam hatinya tertancap secara kuat pilar ketiga ini, maka niscaya bagi mereka tidak akan ada istilah; “Apa yang bisa diberikan oleh OR RZI untuk kita?”, akan tetapi justru mereka senantiasa gelisah dengan ungkapan; “Apa yang telah kita berikan untuk OR RZI?”

Demikianlah, dengan landasan ketiga pilar di atas, mudah-mudahan bangunan organisasi relawan RZI akan semakin kokoh dan kuat. Napas kehidupan organisasinya tidak mengalami ‘kematian’ realisasi, bahkan akan selalu dapat ber-reinkarnasi dengan lahirnya generasi-generasi muda OR RZI yang akan mampu meniupkan ‘ruh’ progressifitas dan kreatifitas ke dalam kehidupan organisasi yang kita cintai ini. Amin.

BSD City, Februari 2008
Dari perenungan dan berbagai sumber
Read more...
Minggu, 24 Februari 2008

K.T.M.I

0 komentar
K.T.M.I…

Dari sekian lamanya ku menunggu waktu…
Untuk menemukan mujahidah itu
Waktu mengajarkan ku untuk bersabar
Di balik lamanya waktu, ternyata ada pelajaran berharga
Pelajaran untuk memperbaiki diri, memolesi akhlaq dan aqidah dengan tarbiyah madal hayah. Meningkatkan kapasitas...
Bukankah Allah SWT sudah memberikan..!!
Bahwa laki-laki baik untuk wanita yang baik, laki-laki yang suka maksiat untuk wanita yang suka bermaksiat pula...
ku temukan mujahidah itu
yang kesholehannya menenangkan hati
menatapnya menyemburatkan ketenangan hati
ketawadhu'annya mengingatkan pada bidadari jannati
kemarin aku sudah bertemu dengannya, dan saling mengungkapkan..
kita bicara kepribadian, bicara keluarga, bicara konsep masa depan

Aku temukan mujahidah itu
yang bibirnya selalu penuh dengan zikir
matanya adalah cahaya tak pernah redup oleh matahari
akhlaknya adalah sebaik-baik mukminah sejati
aku berharap semoga dia mujahidah itu

Suatu hari, saat matahari sepenggalah naik
saat awan tidak mau ditambat ke bumi
saat angin mengalir lembut diantara hati tatkala damai di bumi
datangkanlah kabar bersama angin pagi

Ia seorang mujahidah sejati, yang selama ini aku mencarinya. lembut tutur katanya, waktunya adalah hidup bersama anak-anak, menjadi penuntun bagi genarasi-generasi, ia tidak menutup terhadap perubahan
Ia hanya mengingkan pendamping hidup, yang bisa diajak bekerja sama untuk membangun rumah syurga

ketika kuutarakan hasratku untuk mengkhitbahnya
datang kabar bersama angin
“afwan akhi, jika engkau ingin menjadi calon pengantinku
kau harus menjadi pemimpin tauladan dan pengayom bagi keluarga, bisa membimbing istri ke syurga, dan jangan tinggalkan jihad

Ku Temukan Mujahidah Itu

Suatu siang ketika kepulan asap ramai di bumi
dan malaikat-malaikat Allah sedang menjalankan titah-Nya
tatkala itu seorang ustadz menyeretku ke pojok ruangan
“ Di sini ada mujahidah sejati yang engkau cari”
Ia seorang mujahidah sejati
tubuhnya terbalut pakaian taqwa, yang menyejukkan mata
parfumnya adalah keimanan
bedaknya adalah ketinggian akhlaq
bibirnya sendiri telah merah oleh zikir panjang
ketika kuutarakan niatku untuk mengkhitbahnya
seolah ia mengatakan kalimat penegasan, bersama hembusan angin
“Afwan akhi, kalau ingin menjadi pengantinku, kau harus mengoyomi, membimbing dan bersama merangkai rumah syurga
rahimku siap mengeluarkan mujahid baru
tentu kuterima pinanganmu
Lalu setelah itu kita akan lahirkan sejuta mujahid
untuk syahid di jalan Nya
semoga dia mujahidah itu, yang selama ini aku mencarinya, aku merindukannya.
Kabar angin mengatakan,
”dialah orangnya, mujahidah itu. Kini dia sedang menantimu.”
Seorang Al- Ustadz memberikan taujihnya di ahad pagi yang cerah…penuh dengan kesyahduan di dinginnya angin pagi…ketika Matahari masih malu-malu keluar.
“Masihkah anda ragu dengan kualitas mujahidah itu, wahai akhi? Percayalah, bidadari itu ada di negeri ini. Betapapun, perjuangan telah membentuk karakter cerdas, heroik dan sedikit radikal. Namun itu semua takkan pernah meninggalkan berkas-berkas tarbiyah Islamiyah yang selalu mereka dapatkan tiap pekan.
Terimalah dia, apa adanya, mungkin ia adalah akhwat-akhwat biasa saja. Tapi tak biasa meninggalkan amalan-amalan mulia, qiyamul lail, saum Nabi Dawud, dan amalan lain untuk bertaqarub Ilallah. Tak biasa bergosip dan bergunjing seperti wanita kebanyakan
Tidak sehebat Asyiah, Aisyah, Fatimah, atau Khatijah…dan shohabiyah yang lain, Tapi ia adalah wanita yang di ciptakan oleh Allah.. Untuk melahirkan generasi..generasi , Yang cinta Allah, Rasulullah, Cinta pada Syahid..
Khitbahlah ia, karena ia adalah ladang amal..untuk sebuah cita-cita besar. Cita-cita akan kembalinya peradaban Islam yang gemilang, Seorang Ibu bagi anak-anaknya, atau seorang Istri sholelah bagi suaminya dialah mujahidah itu, yang selama ini aku mencarinya.
Cita-citanya sederhana, menjadikan anak generasinya sebagai pelengkap bangunan peradaban, mungkin ia menjadi batu, pasir, semen, atau paku...atau batu bata di pojok bangunan peradaban.
Di setiap do’a panjangnya di penghujung malam terhujam..
“Ya Allah jadikanlah keturunan kami keturunan yang sholeh-sholehah, yang cinta dan taan kepada-Mu, jadikanlah keturunan kami yang menegakkan risalah-Mu, memperjuangkan agama-Mu”
Khitbahlah ia akhi..? apa yang kau tunggu…!!!
Note :K.T.M.I (Ku Temukan Mujahidah Itu)
BSD City, 25 Februari 2008 (Dalam detik-detik yang menentukan)
Read more...
Jumat, 22 Februari 2008

memilih jalan hidup

0 komentar

Memilih Jalan Hidup...
Beberapa waktu yang lalu saya bersama teman-teman mengadakan rikhlah ke daerah Anyer-Banten. Tujuan lainnya adalah untuk survey tempat kegiatan BODT, kami sampai di Villa Annadzir. Kami melakukan star perjalanan dari Villa tersebut kemuidan mengambil jalan setapak, jalan perbukitan.

Selama perjalanan kami menemukan berbagai kejadian, dan godaan (buah-buahan) karena kami sudah bertekad untuk menelusuri jalan setapak yang orang lain jarang melewatinya. Alhasil jalan licin, semak-semak, batu-batu, dan rintangan lainnya menjadi tantangan tersendiri. Kemudian kami harus mengambil keputusan yang berisi konsekwensi, ketika menjumpai pertigaan atau perempatan jalan. Apakah harus lurus? Belok kiri atau kanan? Kesalahan kita dalam menentukan jalan bisa membuang waktu atau malah tersesat. Terkadang kita juga harus menyeberang sungai, melewati jembatan yang bambunya sudah keropos.terlalu banyak membawa beban maka bisa putus jembatannya.

Selama perjalanan tersebut kami banyak mengambil hikmah,bila kita konversikan dengan kehidupan ini? Setelah ibu kita melahirkan kita, dan merasakan perpisahan dengan alam rahimnya, maka kita menangis. Tetapi perpisahan tersebut menandakan bahwa kita akan menuju kedewasaan. Setelah kita menjadi manusia yang berfikir maka Allah membentangkan jalan kehidupan bagi kita. Tinggal kita mau memilih jalan yang diridhainya, atau jalan tersesat yang dimurkainya. Semua itu terbentang jelas

Untuk kehidupan manusia terdapat bermacam-macam jalan. Jalan yang ditentukan sendiri oleh manusia berdasarkan keinginan dan tuntutan-tuntutan pribadi, jalan yang dilalui oleh masyarakat, jalan yang dilewati oleh orang-orang tua dan orang-orang bijak kita, jalan yang digariskan untuk masyarakat oleh para taghut dan penguasa lalim, jalan kelezatan lahiriyah duniawi, atau jalan uzlah atau pengasingan diri dari segala bentuk aktifitas sosial.

Di antara sekian banyak jalan dan berbagai cara hidup, apakah manusia tidak memerlukan petunjuk untuk dapat menemukan jalan yang lurus? Allah telah mengutus para nabi dan menurunkan kitab-kitab samawi. Dan hidayah kita terletak pada ketaatan dan kesungguhan kita dalam mentaati Rasulullah SAW, Ahlul Bait, dan AlQuranul Karim. Oleh sebab itulah dalam setiap salat kita memohon kepada Allah agar menunjuki kita jalan-Nya yang terang dan lurus.

Jalan lurus adalah jalan tengah dan moderat. Jalan yang lurus berarti jalan keseimbangan dan kemoderatan di dalam segala urusan serta keterjauhan dari segala bentuk sifat ekstrim. Sebagian orang dalam menerima pokok-pokok akidah mengalami penyimpangan, sementara sebagian yang lain dalam amal perbuatan dan akhlak, dan yang lain menisbatkan segala perbuatan kepada Allah sehingga menurut mereka manusia tak lagi memiliki kehendak dan peran dalam menentukan nasib sendiri. Ada pula orang lain yang menganggap dirinyalah yang menentukan segala urusan dan pekerjaan sehingga menurut mereka Allah SWT tak lagi memiliki peran sama sekali.

Sebagian orang kafir menganggap para pemimpin agama Ilahi sebagai manusia biasa dan bahkan martabatnya lebih rendah lagi, sebagai orang gila, misalnya. Di lain pihak, sebagian orang yang mengaku beriman menganggap beberapa nabi seperti Nabi Isa Al-Masih as sedemikian tinggi derajatnya sehingga mencapai batas ketuhanan. Pikiran semacam ini menunjukkan penyimpang dari jalan yang lurus yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan Ahlul Bait as.

Al Qur'an Al Karim juga memerintahkan kita agar menjaga keseimbangan dan jalan tengah dalam urusan ibadah, ekonomi dan sosial. Beberapa ayat berikut ini adalah contoh yang akan kita tampilkan: Di dalam ayat 31 surat Al-A'raf, Allah SWT berfirman yang artinya:"Makan dan minumlah, akan tetapi janganlah kalian berlebihan". Di dalam ayat 110 surat Al-Isra' Allah SWT berfirman yang artinya: "Janganlah kalian meninggikan bacaan shalat kalian dan janganlah memelankannya. Carilah jalan tengah di antara keduanya". Demikian pula di dalam ayat 67 surat Al-Furqan, Allah SWT berfirman: "Dan orang-orang yang jika menafkahkan harta, tidak berlebihan dan tidak pula terlalu kikir. Mereka mengambil jalan tengah di antara keduanmya".

Islam sangat menekankan agar anak berbakti dan berlaku baik terhadap kedua orang tuanya, dan berkata, `wabil waalidaini ihsaanaa` yang artinya, "Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua". Sungguhpun demikian, Al Qur'an juga mengatakan, `falaa thuti` humaa artinya, "Jangan engkau mentaati keduanya", yaitu ketika kedua orang tua mengajak kepada perbuatan tidak baik.

Dalam memilih jalan kehidupan, manusia terbagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama ialah orang-orang yang memilih jalan Allah, dan meletakkan kehidupan pribadi dan masyarakat mereka di atas dasar undang-undang dan perintah-perintah yang telah Allah jelaskan di dalam Kitab-Nya. Golongan ini selalu tercakup oleh rahmat dan nikmat Ilahi yang khusus.

Golongan kedua berada di dalam keadaan yang berlawanan dengan golongan pertama. Mereka ini meskipun mengetahui adanya kebenaran, namun tetap saja menolak Allah bahkan lari menuju kepada selain-Nya. Mereka ini lebih mengutamakan hawa nafsu mereka, hasrat buruk orang-orang dekat dan keluarga serta masyarakat mereka daripada keinginan dan kehendak Allah SWT.

Kelompok ini secara perlahan memperlihatkan akibat-akibat perbuatan dan perilaku mereka di dalam keberadaan mereka. Sedikit demi sedikit mereka menjauh dari shirath al-mustaqhim dan bukan menuju ke arah rahmat Allah SWT dan rahmat-Nya. Mereka terpelosok masuk ke jurang kesengsaraan dan kesusahan serta menjadi sasaran kemurkaan dan kemarahan Ilahi yang disebut oleh ayat ini sebagai orang yang `maghdluubi 'alaihim`, orang-orang yang dimurkai.

Sementara itu, kelompok ketiga ialah orang-orang yang tidak memiliki jalan yang jelas dan tertentu. Mereka ini disebut sebagai orang-orang yang bingung dan tidak mengetahui. Di dalam ayat ini, mereka disebut sebagai `dlollin`, atau orang-orang yang sesat.

sumber buku :
Tafsir qur'qn karya :Al-Allamah Hujjatul Islam wal Muslimin Syekh Muhsen Qiraati
Read more...
Kamis, 21 Februari 2008

Berita dari Expedisi B.O.D.T..

0 komentar


Berita dari Ekspedisi B.O.D.T…



Tangerang, Relawan Rumah Zakat Indonesia Cabang Tangerang merupakan organisasi non profit yang bergerak dibidang sosial masyarakat, banyak kegiatan yang sudah dilakukan oleh Relawan RZI Cabang Tangerang diantaranya : Baksos dan Pengobatan Gratis, Pembinaan Adik Asuh, Siaga Bencana, melakukan penyuluhan terhadap desa binaan.

Untuk melakukan pola rekrutment serta peningkatan kinerja relawan, sehingga mampu menciptakan team work tangguh yang berbasis knowledge dan memunculkan mental building pada diri relawan, maka diadakan pelatihan basic out door training.

“kegiatan BODT merupakan sarana rekrutmen bagi para pemuda/i yang ingin bergabung menjadi relawan, walau hasil rakernas RZI pusat di bandung pada awal bulan januari merekomendasikan untuk tidak mengadakan Diksar relawan dengan alasan tertentu. Tidak membuat relawan cabang kehilangan ide,” ujar kang Cipto selaku kadiv. Kaderisasi.

“Sebenarnya kegiatan ini merupakan akomodir keinginan dari para peserta orientasi relawan yang dilakukan pada pertengahan Desember 2007, para relawan baru menghendaki diadakan Diksar, ujar kang Budi selaku sekretaris kegiatan BODT menjelaskan.

Keseriusan tersebut dibuktikan dengan “merekayasa” nama Diksar menjadi BODT (Basic OutDoor Training). Adapun materi BODT tidak berbeda jauh dengan materi Diksar. “penggantian nama diksar menjadi BODT sebenarnya untuk menghilangkan kecurigaan pusat dan lebih menghormati hasil rakernas” ujar kang Sholeh selaku koordinator acara BODT menjelaskan.

Basic Out Door Training, sebuah aktivitas kegiatan Outbound Training yang merupakan konsep pelatihan yang memanfaatkan alam terbuka untuk menyampaikan materi-materi pelatihan sesuai tujuan yang diharapkan. Metode ini memadukan unsur kerja sama, mengasah kreatifitas serta meningkatkan rasa percaya diri dan jiwa kepemimpinan.

Sebelum dilaksanakan BODT tim panitia melakukan survey dilokasi kegiatan. Berangkat dari base camp relawan pagi, 17 februari 2008 meluncur ke villa An-Nadzir Anyer sebelum dzuhur, kami ishoma. Setelah itu tim melakukan expedisi menelusuri bukit-bukit, jalan setapak, dan beberapa perkampungan. perjalanan membutuhkan waktu 3.5 jam, kami sampai ke camping ground Nurul Fikri mendekati maghrib.”salah satu materi BODT adalah long march dengan jarak tempuh +- 10 Km supaya para peserta bisa menghayati dan mengambil hikmah selama perjalanan.”

Maksud dari kegiatan tersebut adalah untuk melahirkan insan Relawan yang mempunyai kemampuan dan berpengalaman dalam bidangnya masing-masing, serta memberikan karya-karya yang kreatif, inovatif dan imajinatif dalam bentuk disain yang unik dan menarik.

Kami semua berdo’a semoga Allah SWT memberikan berbagai jalan kemudahan dalam kegiatan BODT, serta menghasilkan kader-kader dakwah sosial yang militan dan unggul yang siap membantu meringankan beban masyarakat yang masih termarjinalkan, aamiin, ucap para tim kompak...Berlari hingga ujung batas,..tetap semangat bahagiakan ummat...
Read more...
Kamis, 14 Februari 2008

Kekuatan Warna Cinta

1 komentar

Kekuatan Warna Cinta...
"Saya memiliki tiga harta. Jaga dan peliharalah: cinta yang dalam, kesederhanaan, ketidakberanian memenangkan dunia. Dengan cinta yang dalam, seseorang akan jadi pemberani. Dengan kesederhanaan, seseorang akan menjadi dermawan. Dengan ketidakberanian memenangkan dunia, seseorang akan menjadi pemimpin dunia." Lao-tzu, Filsuf China.

Cinta adalah bahan bakar manusia agar tetap hidup, tanpa cinta dunia ini akan redup...kadamaian akan hilang yang ada hanya nafsu angkara murka, perpecahan, pertikaian dan kehancuran lainnya. cinta adalah fariabel hidup agar nuansa dunia menjadi indah, ia adalah sibghoh/ pewarna kehidupan. dengan cinta warna kehidupan menjadi sejuk di pandang mata, cinta adalah inspirasi manusia agar ia bisa hidup di dunia, bisa melanjutkan episode perjalanan kehidupan bersama komunitas cinta lainnya tanpa cinta manusia tidak akan hidup..ia akan mati bersama nafsunya..

Cinta adalah fitrah insaniyah. barang siapa melawan fitrah Allah maka ia akan hancur. dengan cinta sepasang manusia yg diikat dengan jalinan suci akan melahirkan generasi Rabbani, yang siap memikul beban dakwah..dengan misi berorientasi cinta pula, yang akan menyebarkan keindahan Islam dengan langkah-langkah cinta, sehingga manusia berduyun-duyun memasuki Islam karena ikhlas, karena paham bahwa Islam adalah Diin yang mengajarkan cinta. Cinta pada sang Maha cinta, cinta pada diri, keluarga, masyarakat, cinta pada tanah air. Para pejuang yang cinta Al-haqlah yang akan menjadikan kehidupan ini sejuk, menjadikan Islam sebagai Rahmat bagi semua mahluk hidup baik yang ada di bumi maupun di langit.

Cinta pada keteraturan hidup ini, dengan cinta segala kezaliman bisa di tumbangkan...para pejuang cinta kedudukan yang layak baginya adalah syurga..bukankah Rasulullah SAW adalah pejuang cinta sejati, karena teramat cinta pada ummat-nya ia rela di caci-maki, di teror, diancam di bunuh, dan diusir. apalagi para pengikut barisan sang pencinta..sahabat rela di siksa dan di bunuh...semua itu demi cinta..cinta pada sang Khalik, kerinduan itu semakin menggebu-gebu sampai-sampai siksaan tak menghiraukannya, tak dirasakannya. yang terasa adalah kenikmatan ingin bertemu dengan sang ke kasih abadi..Allah SWT..sehingga di mulutnya hanya keluar..ahad..ahad..ahad. itulah desah nafas para pemburu aroma syurga..cinta perlu pembuktian dengan perbuatan, dan bagi para pejuang cinta..menumpahkan darahnya untuk dipersembahkan pada Islam adalah cita-cita tertingginya..ia adalah Hamzah, dan Ashobiqunal Awwalun lainnya, ia adalah Abdullah Azzam, Hasan Al-Banna, Ahmad Yasin, Al Rantisi..dan para Mujahidin lainnya yang hidup di sisi Robb-nya.

Pejuang al-haq dalam melakukan perbaikan dan perubahan tidak sendirian, tetapi di selalu dikelilingi oleh para sahabat tangguh, tahan banting. para sahabat ini adalah kumpulan pribadi unik dengan karakter khasnya masing-masing. ada yang lemah lembut, ada yang tegas laksana pedang terhunus, ada yang pemalu bak putri solo, ada yang pemberani dan jenius. justru dengan perbedaan tersebut membuat dakwah islam mempunyai karakter. dengan perbedaan tersebut para kafilah cinta mampu menaklukkan dunia, menaklukkan imperium kebathilan, demi tegaknya risalah yang membawa misi kedamaian dan ketentraman. itulah para sahabat Rasulullah SAW, mereka tercatat sebagai pejuang pembebasan dari belenggu tirani.

Alangkah indahnya hidup ini jika kita bisa meniru perilaku mereka. dunia ini akan didominasi orang-orang yang cinta pada keseimbangan dan keteraturan simponi kehidupan,karena mereka mengimplementasikan syariat Islam sebagai rambu-rambu kehidupan.

Tetapi apa yang kita lihat hari ini, kampium kebatilan masih menumpahkan darah jiwa-jiwa tak berdosa. mereka memperlihatkan keponganhannya dengan selalu membuat kerusakan alam, mereka memuntahkan peluru tajam, memborbardir pemukiman padat, membunuh anak cucu adam tanpa persaan. yah karena kita tahu bersama, bahwa dunia saat ini masih dikuasai oleh imperium kebatilan yang mana nafsu adalah tuhannya, iblis dan syaithan adalah sahabat sekaligus penasehat spiritualnya, sayatan daging bayi adalah makanannya, darah dan air mata adalah minumannya. dunia ini menjadi gelap karena ulah mereka.

Dunia ini sedang merindukan kafilah keadilan yang siap merubah wajah dunia menjadi lebih indah karena nilai-nilai cinta, keadilan, dan kesejahteraan telah tertanam dalam dinamika kehidupan.

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan kecintaan kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam dakwah-Mu, dan berjanji setia untuk membela syriat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukanlah jalannya dan penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan keimanan dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan makrifat-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu...
Read more...
Senin, 04 Februari 2008

menyelamatkan organisasi

0 komentar
Menyelamatkan Organisasi..
Yang saya rasakan (semoga salah) untuk saat ini OR RZI mengalami kondisi berikut: Kinerja organisasi makin turun dari tahun ke tahun. Individu-individu dalam organisasi,merasa kehilangan gairah, kehilangan motivasi. Sementara itu, petinggi organisasi (pengurus) seolah-olah menutup mata. Mereka tak kunjung mengambil langkah-langkah strategis guna menghadapi semua ini. Akibatnya, sebagian aktivisnya pun mulai hengkang, entah bergabung dengan organisasi lain atau malah menjadi pasif-pragmatis. Sebagian aktivis lainnya yang masih bertahan (peduli), termasuk Anda resah dan gelisah. Semangat untuk bangkit mulai padam, apalagi setelah melihat rekan lainnya yang lebih mementingkan performa dirinya sendiri. Sebagian besar berpikiran SDM alias “selamatkan diri masing-masing.” Atau EGP alias “Emangnya Gue Pikirin”.

Ini sangat bertolak belakang dengan kondisi satu hingga tiga tahun lalu. Waktu itu organisasi OR RZI merupakan salah satu pemain di domain amal khidami (dakwah Sosial/kerelawanan). Seluruh anggota organisasi memiliki semangat dan motivasi tinggi, mata berbinar-binar. Petinggi (pengurus) organisasi juga tidak berleha-leha. Mereka sangat memahami bahwa tanpa semangat dan ukhuwah yang melandasinya, usia organisasi ini tidak akan lama. Beragam langkah strategis pun digelar. Proker kreatif tidak pernah kering pada masa itu untuk menjalankan roda organisasi, hingga membekali para anggota dengan perangkat teori dan praktek mutakhir. Walhasil, kinerja organisasi gemilang dan organisasi OR RZI berjalan secara dinamis tidak pernah kering dari inspirasi keratif dan eksplorasi para aktivisnya.

Penyakit apa yang melanda organisasi OR RZI sesungguhnya? Masih dapatkah diobati ? Dapatkah semangat dan motivasi masa lalu direplikasi sehingga organisasi yang mulai terseok ini bisa bangkit kembali? Pertanyaan-pertanyaan tersebut wajar terlontar mengingat organisasi OR RZI pernah mengalami masa gemilang bertahun-tahun yang lewat.
Menurut Kotter, pakar manajemen perubahan, penyakit organisasi OR RZI adalah kemapanan. Organisasi berada dalam status quo. Sebuah kondisi yang membuai dan membius seluruh anggota organisasi: nyaman, aman, dan tenteram. Kondisi yang sejatinya bak api dalam sekam. Sebab, bila masanya tiba, OR RZI tidak akan ada lagi dalam persaingan. Dan untuk menyelamatkan organisasi dari situasi di atas, cara satu-satunya adalah mengubah wajah dan tampilan organisasi. Transformasional, namanya. Organisasi OR RZI harus disadarkan untuk berubah. Jika tidak, mati!

Kotter mengatakan, untuk melakukan perubahan transformasional, mulailah dari pemimpin organisasi. Pemimpin harus menunjukkan bahwa perubahan wajib dilakukan. Mulailah mendaftar hal-hal yang menurut Anda merupakan kelemahan dan masalah utama yang akan mengancam keberlangsungan organisasi. Bangkitkan sense of urgency dari sini. Setelah itu, bangunlah koalisi. Maksudnya, pemimpin perlu mencari orang-orang yang sefaham dengannya. Kemudian, tunjukkan bahwa dirinya adalah seorang pemimpin yang kuat dan memiliki visi ke depan. Tentukan sasaran dan ukuran keberhasilan perubahan yang dicanangkan. Komunikasikan pesan perubahan dan strategi melakukan perubahan kepada seluruh anggota organisasi. Libatkan dan berdayakan setiap anggota organisasi dalam melakukan perubahan sehingga hal ini mereka terima dengan baik.

Lakukan langkah perubahan tersebut dengan konsisten, dan sang pemimpin harus menunjukkan bahwa dirinya memiliki komitmen yang tinggi dalam hal ini. Jangan lupa melakukan evaluasi secara berkala. Jika langkah perubahan yang dicanangkan mulai menampakkan hasil, walaupun kecil, rayakanlah. Ini akan menjaga semangat yang sedang membara. Jagalah sukses yang telah dicapai dan ciptakan budaya baru agar hasil positif yang diperoleh melalui kerja keras dapat terus bertahan. Kotter mengingatkan bahwa aliran proses seperti di atas akan berlangsung dengan baik bila pemimpin memiliki visi ke depan dan komitmen yang tinggi, serta anggota organisasi dilibatkan secara aktif.

Pendekatan di atas dikenal sebagai pendekatan problem solving alias menyelesaikan masalah dan kelemahan yang diidentifikasi sebelumnya. Pendekatan ini, menurut David Cooperrider dan Suresh Srivasta, tidak selalu menghasilkan sesuatu yang positif. Mengapa? Basis pendekatan yang dilakukan tergolong basis negatif, yaitu bagaimana mengatasi kelemahan dan masalah utama organisasi. Cooperrider dan Srivasta berpendapat, perubahan untuk mendapatkan hasil yang positif selayaknya dilakukan dengan basis yang positif pula. Maka, menurut keduanya, yang harus digali dan menjadi titik tolak utama adalah pengalaman dan prestasi terbaik yang pernah dicapai di masa lalu dan saat ini, dan motivasi meraih masa depan yang penuh gemilang.

Pendekatan positif ini diperkenalkan pada 1987 dan diberi nama Appreciative Inquiry (AI). Fokus pendekatan ini adalah manusia dan sistem manusia (seperti keluarga, komunitas, kelompok, dan organisasi). Dalam sepuluh tahun terakhir AI sudah banyak diaplikasikan di berbagai disiplin ilmu, mulai dari mengubah budaya organisasi, memuluskan proses merjer, menciptakan perdamaian dunia, hingga terapi individu dan kelompok.

Fokus positif yang digunakan dalam AI tidak berarti membutakan diri terhadap kelemahan dan masalah yang dihadapi organisasi. Bagaimana pun, setiap manusia pasti mempunyai kesalahan, demikian pula organisasi yang notabene adalah kumpulan manusia yang memiliki tujuan yang sama. Dengan AI, kita diajak berpikir apresiatif: betul kita memiliki kesalahan, tapi selalu ada hikmah yang dapat dipetik. Selalu ada titik terang di ujung kegelapan. Satu hal lagi, AI tidak hanya melibatkan internal organisasi, tapi seluruh stakeholder organisasi.

Dalam implementasi AI, dikenal tahapan 4D, yaitu Discovery, Dream, Design, dan Destiny. Pilihlah fokus perubahan yang diinginkan, yaitu topik yang memancing minat seluruh stakeholder untuk mencari tahu, mempelajari, dan mengembangkan topik tersebut. Topik inilah yang akan menjadi arah perubahan sekaligus hasil akhir yang diinginkan. Tahap pertama adalah Discovery, yaitu melakukan wawancara apresiatif. Tujuan utamanya: mengungkap dan mengapresiasi sesuatu yang memberi energi kepada manusia dan sistem manusia (organisasi). Di sini dituntut kreativitas praktisi AI untuk membuat pertanyaan yang tajam, provokatif, dan memancing lahirnya kisah inspiratif. Dream merupakan tahap berikutnya. Pada tahap ini, diungkap apa yang menjadi mimpi masa depan seluruh stakeholder.

Berbasis pada hal-hal yang terbaik di masa lalu dan masa kini serta impian kehidupan masa depan, kemudian mulai didesain arsitektur kehidupan bersama. Inilah tahapan Design. Dalam tahap ini, seluruh stakeholder bersama-sama menyusun prinsip-prinsip tentang berbagai hal, seperti bentuk organisasi, nilai, proses, dan hubungan antarpihak. Hasil dari tahap ini adalah prinsip panduan – biasa disebut sebagai proposisi provokatif – guna menentukan aksi yang akan dilakukan. Pada tahap terakhir, Destiny, setiap anggota dibebaskan dan diberdayakan mengajukan ide inovatif yang sesuai dengan hasil tahap sebelumnya. Ide inovatif yang disepakati didukung secara menyeluruh oleh seluruh stakeholder yang dilibatkan. Setiap anggota mulai melakukan aksi dalam kehidupan nyata. Tak lupa, setiap keberhasilan dirayakan, disebarluaskan, dan dikembangkan pada keseluruhan organisasi.

Walaupun terkesan rumit, pada dasarnya seluruh tahapan dalam AI merupakan tahap sederhana. Yang terpenting, kemampuan melepaskan dari hal-hal negatif dan mengubah cara pandang menjadi positif, alias apresiatif.
(Di adopsi dari PPM Institute of Manajemen)
Read more...
Jumat, 01 Februari 2008

Memasarkan Relawan..

0 komentar
Marketing atau pemasaran, istilah yang sering kita dengar dalam ekonomi. Tetapi setelah mengamati, membaca, mengalami saya mempunyai kesimpulan bahwa marketing dapat digunakan untuk banyak hal. Pemasaran adalah sebuah konsep umum yang bisa diterapkan dalam perusahaan, organisasi, bahkan individu. Produk dan jasa yang ditawarkan kemudian bisa menjadi diri kita sendiri ataupun organisasi Relawan RZI adalah organisasi yang bergerak dan konsen terhadap permasalahan-permasalah yang dihadapi mustahiq (Baksos, pengobatan gratis, santunan beasiswa, pendampingan usaha dll). Dalam tingkatan kebutuhan Abraham Maslow, Relawan memenuhi kebutuhan manusia tingkat 3 (dicintai & disayangi) dan 4 (kebutuhan dihargai) , juga membantu untuk mencapai puncak piramida, realisasi diri. Bagi Anda yang tidak terbiasa dengan disiplin pemasaran barangkali akan merasa aneh dengan istilah positioning, brand, core competence, dsb

Bagaimana sebuah organisasi kemasyarakatan Relawan kemudian bisa ditawarkan sebagaimana produk/jasa? Dalam tulisan ringkas ini saya mencoba beradaptasi dengan konsep marketing Hermawan Kartajaya dan menyandingkannya dengan kondisi Relawan, tentunya dengan bahasa yang kita pahami bersama. Semoga.

Ada banyak organisasi di sekeliling kita, lengkap dengan kegiatan dan tujuannya masing-masing. Ada yang telah puluhan tahun berdiri, ada juga yang baru. Bagi saya mereka semua memiliki potensi-potensi untuk berkembang dan maju, tetapi yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana mereka menggunakan semua sumber daya yang ada agar organisasi tetap eksis dan mencapai tujuan. Karena itulah kebutuhan mereka. Alasan mereka ada.

Bagaimana agar organisasi berkembang? Kita harus berpikir secara marketing. Kita harus berpikir secara strategis mengenai organisasi dan potensi yang ada. Bagaimana kita mengenal target pasar, memposisikan Relawan dibenak stakeholder, menyikapi Organisasi Relawan RZI (OR RZI) sebagai sebuah brand (merek) dan peduli untuk membangun core competence (keunggulan bersaing)?

Organisasi sama saja dengan perusahaan. OR memiliki sumber daya yang harus diolah dan dikembangkan. Sumber daya kita adalah anggota/pengurus sebagai SDM. SDM tangguh, atau kader ini nantinya yang akan mengembangkan dan memanage sumber daya yang lain: keuangan, organisasi, waktu, untuk mewujudkan visi dan misi. Sumber daya - sumber daya tersebut harus kita olah dan kembangkan untuk "dipasarkan" kepada target market dan stakeholder. Bagaimana caranya untuk sukses dipasarkan? Hanya satu kalimat. Sumber daya Relawan harus memberikan value kepada stakeholder nya.Value (nilai) dari sebuah produk shampoo misalnya, selain dia mampu membuat rambut indah dan mencegah ketombe, ternyata mampu menghadirkan rasa sejuk di kulit kepala. Konsumen pun menjadi senang menggunakannya. Atau value anda ketika berkerja, mampu melayani customer dengan baik sehingga bos menyukai pekerjaan anda.

Apa value yang diberikan OR RZI kepada stakeholdernya? Sebelum menjawab kita harus menyepakati siapa stakeholder kita? Di perusahaan yang dimaksud dengan stakeholder utama adalah customer (pelanggan), people (karyawan) dan shareholder (investor). Hermawan Kartajaya meringkas ketiganya menjadi customers. Stakeholder OR RZI adalah kadernya sebagai internal customer, seluruh Mahasiswa dan pemuda di Indonesia sebagai eksternal customer, dan pemerintah/pihak swasta/perseorangan yang concern dengan eksistensi OR RZI sebagai investor customer. Kepada customers ini, kita memberikan value seperti yang dijanjikan dalam visi, misi OR RZI Bukan hanya kepada 1 (satu) customer. Pada beberapa daerah sering kita jumpai pengurus OR RZI sibuk memberi value kepada investor customer, yang sibuk mencari anggota baru (eksternal customer) dengan mengabaikan kader yang telah ada (internal customer). Jarang kita jumpai pengurus yang mampu memberikan value berimbang kepada ketiga customer (customers). Inilah tantangan dalam manajemen pemasaran OR RZI Dari sini kita sudah mulai mengenal dan menyadari bahwa marketing juga penting bagi organisasi. Seperti halnya sebuah produk/jasa OR RZI harus dipasarkan kepada orang-orang, baik yang muda ataupun tua, pemerintah dan swasta. Kepada semua yang menjadi target pasar kita. Dengan demikian marketing OR RZI menjadi pemikiran stratejik.

Sebelumnya telah diulas bahwa core competence (keunggulan bersaing) harus dibangun. Seperti yang kita baca dalam teori manajemen, sumber daya harus dimaksimalkan untuk menjadi keunggulan bersaing. Mentranformasi sumber daya manusia, waktu, keuangan, organisasi OR RZI menjadi kompetensi yang akhirnya menjadi keunggulan bersaing kita dengan organisasi-organisasi lain. Tentu bukan pekerjaan mudah. Karena dari sinilah semua berawal. Bagaimana membangun keunggulan bersaing? Hermawan Kartajaya menawarkan Sembilan Elemen Pemasaran.

Dalam dialog kali ini kita membatasi hanya membahas sub sistem yang menjadi elemen penting dalam pemasaran, yaitu: positioning, diferensiasi, dan brand. Positioning Yaitu: bagaimana kita mampu secara tepat memposisikan diri di benak customers atau target pasar.Diferensiasi Yaitu: bagaimana kita menopang positioning yang tepat tersebut dengan diferensiasi (perbedaan) yang kokoh.Brand Yaitu: bagaimana kita membangun ekuitas merek OR RZI secara berkelanjutan. Segitiga positioning, diferensiasi, dan brand (PDB) diatas menurut Hermawan Kartajaya adalah core strategy (strategi kunci) dalam pemasaran. Begitu juga bagi pemasaran OR RZI.

Pertama-tama kita harus memposisikan OR RZI dengan jelas di benak customers. (Customers, bukan customer. Berarti ketiga pelanggan kita, yaitu: Semua Relawan, anggota/pengurus, dan pemerintah/swasta/perseorangan. Stakeholder utama OR RZI).Posisi kita adalah sebagai organisasi dakwah sosial di tingkat nasional dengan semangat ikhlas, berjiwa relijius, moderat, dan berpikiran progresif. Inilah posisi sekaligus janji kita kepada customers.Positioning OR RZI harus memiliki diferensiasi yang kokoh agar memiliki kredibilitas dan dipersepsi positif di benak customers. Lalu apa diferensiasi kita ? OR RZI adalah organisasi dakwah sosial tingkat nasional, yang telah menjalin kerjasama strategis (co-branding) dengan karib-nya dari organisasi mahasiswa , seperti KAMMI (kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), BEM (badan Eksekutif Mahasiswa) dan lain sebagainya ketika ada aksi sosial.

Selain itu sebagai sebuah organisasi kader, OR RZI concern kepada pendidikan (Kaderisasi) anggotanya melalui berbagai bentuk pelatihan dan praktek berorganisasi yang disusun dengan sistematis. Secara umum diferensiasi kita seperti yang terumuskan dalam visi, misi OR RZI Sebagai wadah pemersatu sobat muda relawan dan alat pendidikan kader dengan peningkatan dalam hal jumlah dan kualitas.

Positioning dan diferensiasi yang kokoh akan membentuk brand integrity (integritas merek) yang pada akhirnya akan menjadikan brand image OR RZI kuat. Jika proses penguatan diatas berjalan sempurna maka akan tercipta self reinforcing mechanism (proses penguatan berkelanjutan) diantara ketiga unsur positioning-diferensiasi-brand. Disinilah peran Pengurus OR RZI sebagai seorang marketer (pemasar). Menggerakkan roda Organisasi melalui segitiga PDB kearah jarum jam positif, menuju cita-cita bersama.Tetapi INGAT Jika positioning tidak menjadi brand identity, diferensiasi tidak menjadi brand integrity, dan keduanya secara bersama-sama gagal membentuk sebuah brand image yang kokoh, maka yang terjadi adalah erosi. Perputaran segitiga PDB berbalik kearah negatif, dan inilah awal dari kematian (bangkrut).

Mungkin sebuah contoh, bisa membantu penjelasan. Ketika sebuah Pimpinan Cabang (Korel) OR RZI berencana mengadakan Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB), maka langkah pertama mereka adalah melakukan sosialisasi keberadaan OR RZI di wilayahnya. Mereka menugaskan sales (penjual) OR RZI ke kampus-kampus untuk mengajak mahasiswa-mahasiswi atau masyarakat bergabung menjadi calon anggota. Tahapan berikutnya, para calon anggota yang tertarik dengan jasa OR RZI, seperti apa yang mereka dengar dan baca dari brosur mulai mengisi formulir pendaftaran. Mereka pun kemudian diberi product knowledge (materi pengenalan OR RZI/ Orientasi Relawan) dan dijanjikan sebuah visi-misi, jati diri dengan semangat berapi-api. Selalu mengawali dan mengakhiri setiap pertemuan. Bagi mereka yang sedikit banyak menguasai product knowledge OR RZI kemudian memasuki tahapan terakhir MPAB : Diksar . Calon anggota resmi menjadi anggota OR RZI. Menjadi internal customer OR RZI Selang seminggu..sebulan..setahun….kader-kader muda ini menunggu, tetapi lacur panggilan tugas tidak kunjung datang. Ternyata tidak ada program kerja (event) yang pengurus lakukan. Tidak ada Kaderisasi Tahap I. Tidak ada itu realisasi visi-misi.

Perlahan namun pasti internal customer kecewa dan menghilang. Beralih kepada pengusaha jasa lainnya, yang memberi services (pelayanan) lebih baik. Koordinator Relawan kehilangan tuas kemudinya. Brand OR RZI dipersepsi negatif di benak customer. Contoh lain, dapatkah kita bayangkan perasaan seseorang yang datang ke jasa pendidikan (kursus), membayar sejumlah uang untuk level tertentu, tetapi setelah sekian lama menunggu tidak kunjung mendapatkan pendidikan dan hanya dimasukkan waiting list (daftar tunggu) tanpa jaminan uang kembali ?Apakah contoh diatas terjadi dalam organisasi kita? Jika iya, maka lupakan kesadaran. Yang ada sekarang hanyalah kebutuhan. Tidak ada lagi kesadaran berorganisasi. Yang ada hanyalah kebutuhan/keinginan yang harus dipenuhi. Maka, Marketing OR RZI merupakan alternatif solusi.

EPILOG
Marketing is human activity directed at satisfying needs and wants through exchange processes (Philip Kotler). Market-ing harus menjadi sebuah konsep bisnis strategis yang bertujuan untuk meraih kepuasan berkelanjutan bagi ketiga stakeholder utama: pelanggan, orang-orang dalam organisasi itu, serta para pemegang saham. Market-ing adalah jiwanya, bukan sekedar bagian dari tubuh organisasi. Maka dari itu, setiap orang dalam organisasi harus menjadi marketer (Hermawan Kartajaya).

Mengapa Anda membeli, membayar untuk sebuah produk/jasa? Mengapa Anda bergabung dengan sebuah Organisasi?Jika motif utama adalah kontribusi amal dan ikhlas karena Allah jikapun kita masih berpikir marketing hanya alat kapitalisme, maka biarkanlah. Yaa ayyuhal insaanu innaka kadikhun ilaa robbikakadkhan famulaaqiih
(wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja menuju robbmu, maka kamu akan menemuinya..) Q.s Al-Insyiqoq.

Tulisan ini adalah adaptasi dari buku Marketing Yourself oleh Hermawan Kartajaya
saya hanya menggubahnya saja...
Read more...

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here