Diberdayakan oleh Blogger.
 
Jumat, 22 Februari 2008

memilih jalan hidup

0 komentar

Memilih Jalan Hidup...
Beberapa waktu yang lalu saya bersama teman-teman mengadakan rikhlah ke daerah Anyer-Banten. Tujuan lainnya adalah untuk survey tempat kegiatan BODT, kami sampai di Villa Annadzir. Kami melakukan star perjalanan dari Villa tersebut kemuidan mengambil jalan setapak, jalan perbukitan.

Selama perjalanan kami menemukan berbagai kejadian, dan godaan (buah-buahan) karena kami sudah bertekad untuk menelusuri jalan setapak yang orang lain jarang melewatinya. Alhasil jalan licin, semak-semak, batu-batu, dan rintangan lainnya menjadi tantangan tersendiri. Kemudian kami harus mengambil keputusan yang berisi konsekwensi, ketika menjumpai pertigaan atau perempatan jalan. Apakah harus lurus? Belok kiri atau kanan? Kesalahan kita dalam menentukan jalan bisa membuang waktu atau malah tersesat. Terkadang kita juga harus menyeberang sungai, melewati jembatan yang bambunya sudah keropos.terlalu banyak membawa beban maka bisa putus jembatannya.

Selama perjalanan tersebut kami banyak mengambil hikmah,bila kita konversikan dengan kehidupan ini? Setelah ibu kita melahirkan kita, dan merasakan perpisahan dengan alam rahimnya, maka kita menangis. Tetapi perpisahan tersebut menandakan bahwa kita akan menuju kedewasaan. Setelah kita menjadi manusia yang berfikir maka Allah membentangkan jalan kehidupan bagi kita. Tinggal kita mau memilih jalan yang diridhainya, atau jalan tersesat yang dimurkainya. Semua itu terbentang jelas

Untuk kehidupan manusia terdapat bermacam-macam jalan. Jalan yang ditentukan sendiri oleh manusia berdasarkan keinginan dan tuntutan-tuntutan pribadi, jalan yang dilalui oleh masyarakat, jalan yang dilewati oleh orang-orang tua dan orang-orang bijak kita, jalan yang digariskan untuk masyarakat oleh para taghut dan penguasa lalim, jalan kelezatan lahiriyah duniawi, atau jalan uzlah atau pengasingan diri dari segala bentuk aktifitas sosial.

Di antara sekian banyak jalan dan berbagai cara hidup, apakah manusia tidak memerlukan petunjuk untuk dapat menemukan jalan yang lurus? Allah telah mengutus para nabi dan menurunkan kitab-kitab samawi. Dan hidayah kita terletak pada ketaatan dan kesungguhan kita dalam mentaati Rasulullah SAW, Ahlul Bait, dan AlQuranul Karim. Oleh sebab itulah dalam setiap salat kita memohon kepada Allah agar menunjuki kita jalan-Nya yang terang dan lurus.

Jalan lurus adalah jalan tengah dan moderat. Jalan yang lurus berarti jalan keseimbangan dan kemoderatan di dalam segala urusan serta keterjauhan dari segala bentuk sifat ekstrim. Sebagian orang dalam menerima pokok-pokok akidah mengalami penyimpangan, sementara sebagian yang lain dalam amal perbuatan dan akhlak, dan yang lain menisbatkan segala perbuatan kepada Allah sehingga menurut mereka manusia tak lagi memiliki kehendak dan peran dalam menentukan nasib sendiri. Ada pula orang lain yang menganggap dirinyalah yang menentukan segala urusan dan pekerjaan sehingga menurut mereka Allah SWT tak lagi memiliki peran sama sekali.

Sebagian orang kafir menganggap para pemimpin agama Ilahi sebagai manusia biasa dan bahkan martabatnya lebih rendah lagi, sebagai orang gila, misalnya. Di lain pihak, sebagian orang yang mengaku beriman menganggap beberapa nabi seperti Nabi Isa Al-Masih as sedemikian tinggi derajatnya sehingga mencapai batas ketuhanan. Pikiran semacam ini menunjukkan penyimpang dari jalan yang lurus yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan Ahlul Bait as.

Al Qur'an Al Karim juga memerintahkan kita agar menjaga keseimbangan dan jalan tengah dalam urusan ibadah, ekonomi dan sosial. Beberapa ayat berikut ini adalah contoh yang akan kita tampilkan: Di dalam ayat 31 surat Al-A'raf, Allah SWT berfirman yang artinya:"Makan dan minumlah, akan tetapi janganlah kalian berlebihan". Di dalam ayat 110 surat Al-Isra' Allah SWT berfirman yang artinya: "Janganlah kalian meninggikan bacaan shalat kalian dan janganlah memelankannya. Carilah jalan tengah di antara keduanya". Demikian pula di dalam ayat 67 surat Al-Furqan, Allah SWT berfirman: "Dan orang-orang yang jika menafkahkan harta, tidak berlebihan dan tidak pula terlalu kikir. Mereka mengambil jalan tengah di antara keduanmya".

Islam sangat menekankan agar anak berbakti dan berlaku baik terhadap kedua orang tuanya, dan berkata, `wabil waalidaini ihsaanaa` yang artinya, "Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua". Sungguhpun demikian, Al Qur'an juga mengatakan, `falaa thuti` humaa artinya, "Jangan engkau mentaati keduanya", yaitu ketika kedua orang tua mengajak kepada perbuatan tidak baik.

Dalam memilih jalan kehidupan, manusia terbagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama ialah orang-orang yang memilih jalan Allah, dan meletakkan kehidupan pribadi dan masyarakat mereka di atas dasar undang-undang dan perintah-perintah yang telah Allah jelaskan di dalam Kitab-Nya. Golongan ini selalu tercakup oleh rahmat dan nikmat Ilahi yang khusus.

Golongan kedua berada di dalam keadaan yang berlawanan dengan golongan pertama. Mereka ini meskipun mengetahui adanya kebenaran, namun tetap saja menolak Allah bahkan lari menuju kepada selain-Nya. Mereka ini lebih mengutamakan hawa nafsu mereka, hasrat buruk orang-orang dekat dan keluarga serta masyarakat mereka daripada keinginan dan kehendak Allah SWT.

Kelompok ini secara perlahan memperlihatkan akibat-akibat perbuatan dan perilaku mereka di dalam keberadaan mereka. Sedikit demi sedikit mereka menjauh dari shirath al-mustaqhim dan bukan menuju ke arah rahmat Allah SWT dan rahmat-Nya. Mereka terpelosok masuk ke jurang kesengsaraan dan kesusahan serta menjadi sasaran kemurkaan dan kemarahan Ilahi yang disebut oleh ayat ini sebagai orang yang `maghdluubi 'alaihim`, orang-orang yang dimurkai.

Sementara itu, kelompok ketiga ialah orang-orang yang tidak memiliki jalan yang jelas dan tertentu. Mereka ini disebut sebagai orang-orang yang bingung dan tidak mengetahui. Di dalam ayat ini, mereka disebut sebagai `dlollin`, atau orang-orang yang sesat.

sumber buku :
Tafsir qur'qn karya :Al-Allamah Hujjatul Islam wal Muslimin Syekh Muhsen Qiraati

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here