Diberdayakan oleh Blogger.
 
Kamis, 14 Maret 2013

Solusi Menghadapi Krisis Organisasi

0 komentar

Konflik dalam sebuah organisasi, termasuk organisasi besar seperti negara adalah hal biasa. Konflik bisa terjadi karena faktor internal dan eksternal. Badai ujian berupa kebaikan dan keburukan ini jika dikelola dengan baik sesungguhnya bisa mendatangkan berkah untuk meningkatkan kedewasaan dalam berorganisasi.

Allah berfirman : “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS Al-Anbiya’:35).

Dalam konteks organisasi, ujian bisa berupa persaingan antar anggota untuk menunjukkan kelebihan masing-masing, menguasai organisasi untuk kepentingan pribadi, dan konflik antar anggota karena perbedaan persepsi dll. Namun jika konflik ini tidak dikelola dengan baik maka yang akan terjadi adalah krisis organisasi yang bisa berujung pada kehancuran organisasi.

Saat terjadi badai krisis, dibutuhkan sosok pemimpin yang piawai mengendalikan situasi. Kita lihat dalam sejarah, ketika Rasulullah SAW wafat, memang telah membawa dampak yang sungguh besar dalam ke-imanan seseorang kala itu. Krisis ini tidak hanya menerpa mereka yang memang jauh dari Madinah, atau jauh dari Rasulullah, akan tetapi juga dialami beberapa sahabat.

Sampai-sampai sahabat sekelas Umar bin Khaththab pun linglung mendengar kematian Rasulullah SAW, Umar hanya berdiri mematung. Seperti tak sadarkan diri dia berkata, “...Demi Allah, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam benar-benar akan kembali. Maka tangan dan kaki orang-orang yang beranggapan bahwa beliau meninggal dunia, hendaknya dipotong.”

Kala itu, langit Madinah seperti berubah menjadi suram. Melihat situasi yang tidak kondusif ini, Abu Bakar tampil menyampaikan komunikasi efektif untuk mengembalikan keadaan dengan kata-katanya yang terkenal, “Barang siapa di antara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah meninggal dunia. Tapi barang siapa di antara kalian menyembah Allah, maka sesunggunya Allah itu Maha Hidup dan tidak meninggal.” Kemudian Abu Bakar membacakan Surat Ali Imran ayat 144.

Dari kisah ini kita bisa mengambil ibroh, bagaimana sikap organisasi saat dilanda krisis agar tidak terjadi krisis organisasi yang berkepanjangan. Pertama, meminta pertolongan Allah SWT. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 45 : “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu...”.
 
Dalam ayat ini Allah SWT telah menjelaskan bahwa sabar dan shalat merupakan sarana meminta tolong yang terbaik ketika menghadapi berbagai kesulitan. Rasulullah saw selaku uswah hasanah, telah memberi contoh yang konkrit dalam mengamalkan ayat ini. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dijelaskan bahwa, “Sesungguhnya Rasulullah saw apabila menghadapi suatu persoalan, beliau segera mengerjakan shalat“.

Kedua, perkokoh ikatan persaudaraan. Ukhuwah atau ikatan persaudaraan sangat dibutuhkan saat terjadi krisis organisasi, karena dengan ukhuwah ini semua anggota organisasi baik dari level atas hingga tingkat terendah bahu membahu-membahu saling mendukung dan menguatkan agar organisasi tidak tumbang.

Dan persaudaraan ini juga sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, bahkan Allah SWT sendiri akan memberikan bantuan-Nya kepada kita yang menjalin dan menguatkan persaudaraan.

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, janganlah ia menzhaliminya dan membiarkannya. Barangsiapa membantu menutupi kebutuhan saudara seislam, maka Allah akan membantu menutupi kebutuhannya. Barangsiapa membebaskan seoarang muslim dari suatu kesulitan niscaya Allah akan membebaskan seorang musilm dari suatu kesulitan niscaya Allah akan membebaskannya dari kesulitan-kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang Muslim niscaya Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat,” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketiga, berjuang atau bekerja dengan sungguh-sungguh. Saat terjadi krisis organisasi hendaknya semua anggota organisasi tidak bermalas-malasan. Dalam peristiwa perang uhud bisa menjadi pelajaran, bahwa ketika pasukan pemanah melanggar perintah Nabi SAW dan meninggalkan posnya di atas gunung, lalu turut berebut rampasan. Pasukan kaum muslimin akhirnya terpukul mundur, dikocar-kacirkan oleh musuh sampai kalah.

Peristiwa ini menjadi satu pelajaran bahwa saat menghadapi masalah bukan malah bermain-main, berfoya-foya, bermalas-malas, menimbun kekayaan, tetapi mereka harus sungguh-sungguh beramal, menaati perintah qiyadah/ pemimpin dan tidak melanggarnya (selama tidak syirik), apapun resikonya.

Seandainya, setiap organisasi baik ormas atau parpol yang sedang dilanda krisis ini mau kembali pada petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya, kemudian secara terbuka mau menerima kritik dan berusaha mencari jalan keluar atas krisis yang terjadi, insyaAllah organisasi tersebut akan mudah kembali mendapat kepercayaan publik. Wallahu a’lam.***[Abu Hylmi]

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here