Bahagia rasanya melihat anak-anak pada kompak dan saling
membantu. Si adik belum bisa gowes sepeda, sehingga mengendarainya dengan cara
diseret. Mungkin dibenak sang kakak muncul rasa iba, lalu si kakak punya ide
brilian dengan mengambil tali setrika, kemudian tali setrika dililitkan ke
sepeda adiknya. Akhirnya terciptalah sepeda gandengan.
Setelah tercipta sepeda gandengan, mereka berputar-putar
dalam ruang rumah diselingi keceriaan.
Subhanallah mungkin ini yang disebut dengan “Golden Age”.
Jadi ingat bukunya Munif Chatib yang berjudul “Orangtuanya
Manusia”. Dalam buku itu disebutkan, ketika kemampuan seorang anak dimaknai
dengan sudut pandang yang luas, maka setiap anak akan menemukan eksistensinya.
Setelah meyakini anak kita adalah bintang, sudut pandang
berikutnya adalah samudra. Maksudnya, kemampuan anak itu seluas samudera. Sayang
oranr tua, guru sekolah, atau sistem pendidikalah yang mereduksi atau
menyempitkan kemampuan anak hingga samudra itu berubah menjadi selokan-selokan
kecil.#Edisi kecerdasan anak.[abu hylmi]***
Posting Komentar