GARUT – Sakit
paru-paru yang di derita Agus Kusnadi (44) sejak 2007 silam, membuatnya tidak
mampu lagi mengendarai truk untuk mengantar barang-barang ke luar kota. Sejak
itu, dia terpaksa meninggalkan pekerjaan yang digeluti selama puluhan tahun.
Setelah keluar
dari pekerjaan yang menjadi penopang ekonomi keluarganya, suami dari Imas
Awaliyah (40) ini nyaris tidak bekerja. Dia hanya pasrah bercampur bingung
harus bekerja apa. Apalagi sebagai kepala keluarga , dia merasa bertanggung
jawab untuk menafkahi istri dan ketiga anaknya yang masih kecil.
“Sebenarnya saya
masih mau kerja, tapi kalau nyupir lagi sudah nggak kuat,” ujar pria yang
tinggal di Kampung Sukalilah, Desa Sindang Galih, Kecamatan Karang Tengah,
Kabupaten Garut ini beberapa waktu lalu.
Karena tak cukup
dana, Agus hanya rutin memeriksakan sakitnya ke Puskesmas terdekat untuk
mendapat obat TB tiap bulan. Tetapi perawatan di Puskesmas ala kadarnya,
sehingga belum sembuh seratus persen.
Dalam kebingungan
mencari kerja, Agus mendapat informasi dari tetangganya bahwa di kampungnya
akan ada Program Pemberdayaan Peternak dari Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa.
Kesempatan ini tidak ia sia-siakan. Tepat 2008 lalu Agus mendapat kesempatan
menjadi mitra binaan Kampoeng Ternak dengan bergabung dalam Kelompok Galih Wesi
Garut, dan mendapat lima ekor domba.
“Alhamdulillah
bisa menjadi mitra Kampoeng Ternak. Kalau nyupir udah ngga kuat, tapi kalau
sekedar nyambit rumput masih bisa. Dokter pun menyarankan agar badan kena sinar
matahari. Dan mencari rumput sangat membantu aliran darah berjalan dengan
baik,” ucap Agus penuh syukur.
Agus merasa,
dengan menjaga amanah hewan ternak dari Kampoeng Ternak, hewan ternak terus
bertambah dan usaha sang isti pun menjadi berkembang. Domba indukan pada
beranak dan hasilnya bisa membantu biaya sekolah anak. Kemudian usaha istri
juga berkembang karena banyak orderan seragam sekolah dan karyawan.
“Tidak ada alasan
untuk menyerah,” pungkasnya. [abuhyl]
Posting Komentar