Diberdayakan oleh Blogger.
 
Senin, 23 April 2012

Ade, 'Dokter' Lulusan SD

0 komentar

SUMEDANG - Untuk menjadi seorang dokter hewan, biasanya harus menempuh kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan dahulu, kemudian  ditambah dengan praktek yang menjadi kurikulum ilmu kedokteran. Setelah semua proses dilakukan, maka seorang tersebut dapat disebut seorang dokter.  Namun, hal itu berbeda dengan ‘dokter’ ternak yang menjadi kader di program pemberdayaan Kampoeng Ternak, tak harus menempuh kuliah kedokteran dahulu. 

Seperti Ade Suryana (42 thn), bergabung dengan kelompok ternak di Sumedang sekitar tujuh bulan lalu. Baginya, beternak sudah menjadi hobi sejak kecil. Sejak kecil, saya hobi dengan ternak” kata pria lulusan SD ini. 

Dikatakannya, Dia mendapat ilmu tehnik kesehatan ternak saat mengikuti pelatihan tehnik beternak yang diselenggarakan oleh Kampoeng Ternak dan berbagi ilmu dengan pendamping peternak. Dan kini ilmu tehnik kesehatan ternak yang dimilikinya sangat bermanfaat untuk membantu masyarakat yang ternaknya mengalami sakit. “Saat ternak penduduk sakit, saya sering di kontak warga.  Tergantung siapa yang dekat dan ada di rumah,” ungkap Ade. 

Dengan keahliaan yang dimilikinya, ‘dokter’ domba ini memberikan pengobatan kepada ternak yang sedang sakit. Alhamdlillah, sembuh,” ujar Ade singkat. Maka   tak aneh, jika banyak masyarakat yang percaya dengan kemampuan para ‘dokter’ domba ini.

Ade mengaku, tak pernah membayangkan akan menjadi ‘dokter’ domba keliling mewakili kelompoknya.  Bapak yang hidup sederhana ini, hanya senang membantu masyarakat dan terbisa mencintai profesi sebagai peternak.  Satelah bergabung dengan kelompok dampingan Kampoeng Ternak, Dia mendapatkan segalanya.  Mulai dari cara beternak, memilih bibit, memilih pakan sehat untuk ternak, perawatan hingga tindakan penanganan kesehatan saat ternak sakit.  Keberanian dan keuletan menjadikannya mampu memberikan pengobatan dengan baik.

Selain Ade, kader peternak yang menjadi ‘dokter’ lainnya adalah Ujang Rukmana (51 thn).  Pria berpendidikan SD ini tinggal di Desa Taman Sari. Sebuah desa yang jauh dari kota, dan jalan utama di desa itu hanya cukup untuk satu mobil.  Dengan topograpi perbukitan, menjadikan siapa saja enggan berkunjung.

Saat ini, Ade dan Ujang tidak hanya menjadi ‘dokter’ ternak dari 60 mitra, tetapi menjadi ‘dokter’ panggilan bagi seluruh penduduk yang masyotitas peternak di wilayah Sumedang dan sekitarnya.
Ade dan Ujang bukanlah satu satunya kader lokal yang dengan pendidikan terbatas mampu menjadi ‘dokter’ ternak bagi masyarakat. Hampir disetiap titik lokasi dampingan, Kampoeng Ternak selalu memberikan standar pelatihan yang sama. Dan hasilnya, terdapat kader yang mampu mengani pertolongan pertama jika ternak mereka sakit.

Pada tahun 2008, Kampoeng Ternak melakukan program sertifikasi kader teknis ternak. Yang terdiri bidang veteriner (kesehatan an teproduksi) dan kader teknis dalam perbibitan.  Sebanyak  21 Kader yang telah disertifikasi, saat ini Kampoeng ternak telah mencetak lebih dari 150 kader seperti pak Ade.  Bukan bermaksud menggantikan peran mantri hewan, tetapi sebagai tenaga relawan yang melakukan pertolongan pertama, terutama dilokasi yang jarang dikunjungi mantri hewan.

Kami senang, ilmu yang saya pelajari dari Kampoeng Ternak bermanfaat bagi warga, kadang saya dipangggil layaknya dokter, malam hari warga mengadu dombanya sakit” imbuh Ade. [abuhyl]

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here