Diberdayakan oleh Blogger.
 
Selasa, 14 Juli 2009

RZI DUKUNG EKSISTENSI IZO DI INDONESIA

0 komentar
JAKARTA. Tahun 2004, OIC (Organization Islamic Converence) atau yang sering kita kenal dengan OKI (Organisasi Konferensi Islam) menyampaikan ide yang menginspirasi banyak negara Islam. Ide dasarnya yaitu memaksimalkan uang-uang negara Islam yang ada di bank berupa “bunga” yang tidang diambil bahkan cenderung tidak diurus. Kabarnya ada sekitar US $ 1,3 triliun, kemudian ide kedua yaitu mengoptimalkan pendayagunaan dana zakat yang ada di 57 negara anggota OIC.

Pada tahun 2006, OIC ingin mewujudkan ide-idenya tersebut dengan mendirikan IZO (International Zakat Organization) dan mencari negara yang pantas menjadi pusat basis pergerakannya atau legalitasnya. Berdirinya IZO tidak sepenuhnya di support oleh semua anggota OIC, tapi tercatat hanya 16 negara (termasuk Indonesia). Terpilihlah negara Indonesia, dengan pertimbangan bahwa Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Tapi, saat itu pemerintah kita tidak menanggapi secara serius tentang hal ini, sehingga keinginan tersebut belum juga terwujud.

Malaysia melihat tingkat urgensi berdirinya IZO tersebut, sehingga mengusulkan untuk memulai dari Malaysia dan akhirnya berdiri di Malaysia dengan dipromotori oleh Departemen Agama-nya Malaysia. Pergerakan awal, IZO akan tetap mencari pendukung berupa member atau anggota dari negara-negara yang penduduknya sebagian besar muslim. Akhirnya Indonesia lagi yang dipilih untuk menjadi member perdana.
Penguatan ini perlu dukungan tidak hanya dari pemerintah, karena pemerintah kita dalam hal ini Departemen Agama cenderung pasif. Akhirnya OIC merapat ke lembaga-lembaga Islam yang selama ini konsen di pengelolaan zakat seperti Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Pada Januari 2009 (30/01) berkumpul BAZ dan LAZ besar di Indonesia untuk memberikan pernyataan dukungan terhadap program IZO ini. Di gedung BAZNAS di Jalan Kebon Sirih No.57 Jakarta Pusat, diantara lembaga yang hadir untuk menandatangani pernyataan dukungan tersebut adalah Rumah Zakat Indonesia, BAZNAS, FOZ, Dompet Dhuafa, PKPU, YBM, Bank BRI, dan Portal Infaq.

Diantara perwakilan lembaga tersebut adalah Managing Director IZO tuan Mohammad Met Hassan Esa, Ketua BAZNAS bapak Dr. KH. Didin Hafidudin, CEO PKPU bapak Sahabudin, Presiden Direktur Dompet Dhuafa bapak Ismail A.Said, Branch Manager YDSF Jakarta dan CMO Rumah Zakat Indonesia, Aries S.Priyono. Selain itu, ada beberapa petinggi LAZ lain yang turut serta menyemarakkan pertemuan tersebut.

Rencananya program yang akan digulirkan adalah Small Business Financing Programme for the Needy and the Poor yang berlokasi di Aceh dengan nilai program US $ 100 miliar dan Banana Upstream and Downstream Business Activities yang bakal digulirkan di Jawa Tengah senilai US $ 10 milyar. Masalahnya, hingga sekarang pemerintah Indonesia belum juga merespon secara aktif program-program tersebut.

“Kabar terakhir, IZO mencari alternatif lain dengan mendekat ke Komite Kemanusiaan Indonesia (KKI) dan minta salah satu dari LAZ untuk bisa mendirikan kantor reprentatifnya serta memilih ketuanya,” kata Aries S. Priyono di Jakarta.***

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here