Diberdayakan oleh Blogger.
 
Jumat, 03 Oktober 2008

PELATIHAN JURNALISTIK BERSAMA POKJA TANGERANG

0 komentar
TANGERANG. Kampus Relawan Tangerang diundang Forum Mahasiswa Tangerang ( FORMAT ) untuk menghadiri pelatihan jurnalistik mahasiswa selama satu bulan dengan tema, ” Menggugat Nilai-nilai Kritis Mahasiswa Melalui Jurnalistik.” Kegiatan tersebut merupakan hasil kerjasama dengan Pokja Wartawan harian Tangerang.

Sabtu (19/7) di aula kampus UNIS Tangerang acara diadakan dimana mahasiswa mendominasi sebagai peserta, kebanyakan yang hadir adalah mahasiswa yang belum pernah mengikuti pelatihan jurnalistik (pemula). Youth Care Tangerang, Ahmad Faizs mengirimkan 5 mahasiswa Kampus Relawan.

Selama empat kali pertemuan, para peserta akan mendapatkan berbagai teori ilmu jurnalistik dari para wartawan senior, seperti Pengetahuan Jurnalistik (Multa/The Jakarta Post), Berita dan Sumber Berita (Joniansyah/Tempo), Wawancara (dwi Gustiana/Suara Pembeharuan), Bahasa Indonesia Jurnalistik (Multa Firdaus), Reportase (Akhmad Koharudian/TV One), Investigative Reporting (Investigative Reporting (komsurija/Tribun), Penulisan Berita dan Features (Ayu Cipto/Tempo), Jurnalistik Televisi (Choiri/RCTI).

Pada pertemuan pertama (19/7) para peserta mendapatkan materi-materi seputar, Pengetahuan dasar-Dasar Jurnalistik oleh Multa Firdaus (The Jakarta Post), Wawancara oleh Dewi Gustiana (Suara Pembaharuan), Reportase/Pengadaan Bahan Berita oleh Akhmad Koharudin (reporter TV One untuk wilayah Tangerang).

”Tidak semua bentuk publikasi dapat digolongkan sebagai karya jurnalistik. Banyak hal-hal yang membedakan antara karya jurnalistik dengan publikasi umum,”ungkap Multa Firdaus, wartawan senior The Jakarta Post yang pernah meraih penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional atas penulisan terbaik di bidang pendidikan.

”Jurnalistik merupakan ruang lingkup dari segala kegiatan dan upaya pencarian atau pengumpulan informasi dalam bentuk tulisan, foto, audio dan audio visual untuk lalu dipublikasikan pada publik melalui media massa cetak dan elektronik.” Pada sesi kedua Dewi Gustiana, wartawan senior Suara Pembaharuan, memaparkan tehnik-tehnik wawancara yang berhasil, dengan mengambil judul,” Kenali Nara Sumber, Strategi Suksesnya Wawancara.”

“ Tujuan seorang reporter melakukan wawancara adalah mengumpulkan informasi yang lengkap, akurat, dan adil (fair),” terangnya. Dilanjutkanya, perbedaan penting antara wawancara dengan percakapan biasa adalah wawancara bertujuan pasti,”menggali permasalahan yang ingin diketahui untuk disampaikan kepada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Tetapi perlu ditekankan, dalam sebuah wawancara tidak boleh memaksa tetapi membujuk orang agar bersedia memberi keterangan yang diperlukan,” terang Dewi.

Ditambahkannya dalam proses wawancara, wartawan harus bisa meredam egonya, dan pada saat yang sama harus melakukan pengendalian tersembunyi. ”Ini sesuatu yang sulit, wartawan yang lebih banyak bicara dari nara sumbernya dapat disebut gagal meredam egonya sehingga memperkecil peluang narasumber untuk lebih banyak mengungkap info yang dibutuhkan.”***

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here