Diberdayakan oleh Blogger.
 
Senin, 19 November 2007

Artikel (Gerakan Mahasiswa)

0 komentar

Partisipasi Gerakan Mahasiswa Dalam PILKADA Tangerang

Gerakan mahasiswa kembali di nodai oleh elemen mahasiswa lain (GMNI Tangerang) . Dalam pernyataannya ketua GMNI di koran Tribun mengatakan, “kami mendukung incumbent karena kepemimpinannya diharapkan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kinerja Ismet sudah baik, walaupun masih ada kekurangan.” sebagai mahasiswa, kami sangat menyesalkan sikap politik yang dikedepankan oleh GMNI Tangerang karena sudah terjebak dalam politik pragmatis-oportunis, dimana harga diri dan idealisme sebagai gerakan mahasiswa sudah di gadaikan oleh kepentingan sesaat?. Sikap dukung-mendukung terhadap kekuasaan bukan domain (wilayah) gerakan mahasiswa. Tetapi peran utamanya adalah seperti yang dipostulatkan oleh Hutington, The universal opposition.” seharusnya gerakan mahasiswa tidak melacurkan diri dan berkompromi dengan kekuasaan tetapi tetap istiqomah pada posisinya sebagai kekuatan penekan, penyeimbang dan sosial kontrol.

Realitas politik dan idealisme
fakta reformasi yang telah berjalan 9 tahun, sedikit banyak telah menimbulkan perasaan kecewa bagi sebagian rakyat. Realitas politik yang terjadi dalam proses reformasi tersebut memunculkan sikap skeptis, terutama di kalangan mahasiswa. Mengapa mahasiswa bersikap skeptis? Penyebabnya adalah realitas politik yang bertolak belakang dengan idealisme tentang harapan-harapan akan adanya perubahan mendasar sebagai alternatif perbaikan sistem serta paradigma politik. Polarisasi gerakan mahasiswa sesungguhnya sudah terjadi semenjak lengsernya Soeharto, mulai menampakkan perbedaan sikap pandangnya, perbedaan ini malah menajam menjadi perpecahan dan konflik antar elemen gerakan mahasiswa.
Dalam gejala politik yang terjadi di Tangerang, terkait pada Pilkada Kabupaten Tangerang sinyal-sinyal keberpihakan sebagian elemen mahasiswa pada penguasa merupakan salah satu manifestasi sikap PRAGMATIS mahasiswa dalam pemilihan Calon Bupati Tangerang adalah bergesernya nilai idealisme mahasiswa sebagai sebuah ‘gerakan politik nilai’ menjadi menjadi ‘gerakan politik kekuasaan’, dimana untuk melakukan perubahan dengan cara merebut kekuasaan, bagi yang menganut paham politik kekuasaan, mereka biasanya bekerjasama dengan partai politik untuk mewujudkan cita-citanya. Dukungan mereka pada penguasa biasanya tak jauh dari bagi-bagi kue kekuasaan/jabatan. sikap yang mengarahkan mereka pada kehinaan dengan menceburkan diri sebagai 'pelacur politik'.

Posisi mahasiswa.
Posisi gerakan mahasiswa Tangerang harus netral dan independent. Ia hanya sebagai pemantau dan mengontrol jalannya pemilihan calon Bupati, apakah berjalan secara demokratis atau terjadi praktek-pratek kotor yang diperankan oleh calbup dan para pendukungnya. Dan seandainya hal itu terjadi maka akan menjadi bahan konsumsi mahasiswa untuk melakukan kampanye politik (black campaign), tentang kreteria Calbub yang layak/tidak layak dipilih oleh masyarakat. Untuk itu maka semua elemen gerakan mahasiswa Tangerang harus merapatkan barisan menyusun strategi pemantauan dan pengontrolan untuk mengawal jalannya Pilbub Tangerang agar berjalan dengan demokratis. Menyamakan visi tentang kreteria calbub yang layak dipilih dan yang tidak layak dipilih, serta kreteria pelanggaran kampanye. Dalam pelaksanaannya bukan tidak mungkin visi kreteria terdapat pada salah seorang peserta calbub, ketika calbub tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai moral universal seperti gerakan mahasiswa, dan itu bukan berarti suara mahasiswa sudah terbeli atau keberpihakan pada Calbub tertentu, tetapi lebih pada kesamaan visi dengan mahasiswa. Disinilah urgennya konsolidasi gerakan mahasiswa Tangerang untuk merumuskan kreteria calon Bupati yang layak dipilih masyarakat Tangerang, Sehingga tidak akan terjadi kesimpang siuran dan perbedaan pandangan di kalangan mahasiswa.

Partisipasi politik mahasiswa.
Kehadiran gerakan mahasiswa sebagai perpanjangan tangan aspirasi masyarakat, dalam situasi yang demikian itu memang sangat di butuhkan sebagai upaya pemberdayaan kesadaran politik rakyat. Dalam hal keikutsertaan dan pemantauan pilbub Tangerang peran yang dimainkan oleh gerakan mahasiswa Tangerang seharusnya ‘gerakan politik nilai’ ( value political movement ), gerakan politik nilai adalah gerakan yang berorientasi terciptanya nilai-nilai ideal kebenaran, keadilan, humanisme, profesionalitas dan intelektualitas dalam seluruh aspek pengelolaan pemerintahan. Gerakan politik nilai bersifat independent, tidak berpihak pada partai dan calbub tertentu, karena jika hal itu dilakukan maka fungsi kontrolnya akan hilang. penulis kurang setuju jika ada sekelompok atau beberapa kelompok yang mengatas namakan gerakan atau elemen mahasiswa mendukung calbub tertentu, jika hal ini dilakukan maka, akan menciderai jati diri dan karakter gerakan mahasiswa itu sendiri.
Untuk itu, bentuk partisipasi berupa aktivitas politik yang harus di kedepankan mahasiswa adalah aktivitas pergerakan berupa seminar, dialog terbuka tentang visi dan misi para calbub, kontrak politik, pernyataan sikap, selebaran atau striker berisi seruan moral, demonstrasi dan orasi untuk melakukan pembusukan (black campaign ) terhadap Calbub yang terbukti jelas melakukan praktek-praktek kotor dan curang, biar masyarakat mengetahuinya dan tidak memilihnya. bentuk-bentuk dan frekuensi partisipasi politik dapat dipakai sebagai ukuran untuk menilai stabilitas system politik, integritas kehidupan politik, dan kepuasan atau ketidak puasan rakyat. Dalam memainkan peran yang demikian itu, motivasi gerakan mahasiswa lebih banyak mengacu pada panggilan nurani atas kepeduliannya yang mendalam terhadap lingkunganya, serta agar dapat lebih berbuat banyak lagi bagi perbaikan kualitas hidup masyarakat.

Sosialisasi.
Sosialisasi politik ialah proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota masyarakat, metode sosialisasi dapat berupa pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik melalui suatu proses dialog sehingga masyarakat mengenal nilai norma, dan symbol politik, sedang proses indoktrinasi politik ialah proses sepihak ketika calon bupati menciderai berlangsungnya proses pemilihan dengan melakukan kecurangan, maka dengan memobilisasi masyarakat agar tidak memilih calbub yang sudah dianggap tidak baik dan ideal. Peranan sosialisasi politik gerakan mahasiswa sangat penting karena ia jauh kepentingan kelompok atau partai ( independent ), jujur menyuarakan kepentingan rakyat dan tidak menghendaki rakyat selalu di bodohi terus menerus. Konsekuensinya adalah gerakan mahasiswa akan berhadapan dengan kelompok kepentingan ( kelompok pendukung, centeng, preman, pendekar bayaran dan sebagainya ), seperti ancaman, terror, intimidasi, penculikan. untuk menghindari bentrok fisik dengan mereka, maka gerakan mahasiswa harus berhati-hati dan luwes dalam bergerak. Dan seandainya hal itu tidak terelakan, maka sudah menjadi sunatullah perjuangan. Dan hal itu malah akan semakin menambah semangat juang perlawan yang lebih militan dalam mengawal proses perubahan dan perbaikan masyarakat.
Segala bentuk perlawanan yang dilakukan gerakan mahasiswa lebih merupakan dalam kerangka koreksi atau kontrol atas perilaku-perilaku politik kotor yang di perankan oleh para politikus busuk.
Budaya politik merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat, dengan ciri-ciri yang khas. Penulis berharap dalam proses pemilihan Pilbup Tangerang budaya politik yang di kedepankan adalah budaya politik yang santun, sesuai dengan budaya Banten yang religius. Tidak saling menjegal dan menelikung antar sesama Calbup serta tidak melakukan politik kotor. Budaya politik gaya preman dan pendekar seharusnya tidak dikedepankan oleh para calbub, seperti intimidasi, suap atau sogok, terror terhadap kelompok-kelompok yang tidak sejalan ( baca : Mahasiswa ), jika hal itu menjadi jawaban untuk memuluskan dan menyelesaikan masalah dengan kelompok yang berseberangan, maka yang akan terjadi malah suhu politik yang memanas, kekerasan politik, dan jatuhnya korban yang mestinya tidak terjadi.
Para Calbup semestinya dalam menyusun visi dan misi serta program kerja unggulan bukan hanya sebagai lipstik politik saja, tetapi merupakan kesadaran nurani dan moral serta rasa tanggung jawab untuk turut serta dalam mewujudkan proses perubahan Tangerang yang lebih baik dan maju. Wacana terbentuknya Tangerang Selatan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pembangunan infrastruktur lebih tepat dan cepat, pelayanan terhadap masyarakat lebih mudah. Semoga Calbup Kabupaten tangerang yang terpilih nanti bisa membawa Tangerang selatan menjadi kota percontohan yang mandiri dan bersih, bersih birokrasi, bersih lingkungan, dan lancar transportasi. Jangan sampai dengan terbentuknya kota tangerang selatan menjadikan lahan basah untuk memperkaya diri para pejabat, dengan melanggengkan budaya KKN. Janji-janji para Calbup (calon bupati) dalam kampanye nanti harus menjadi blue print berupa kontrak politik dengan gerakan mahasiswa dan rakyat.
Gerakan mahasiswa sebagai gerakan politik nilai tidak memperdulikan siapapun nanti yang akan menjadi orang nomer satu di Kabupaten Tangerang Karena siapapun nanti yang akan terpilih akan menjadi sasaran tembak gerakan mahasiswa ketika melakukan penyimpangan dan kezaliman terhadap masyarakat Tangerang. gerakan mahasiswa tidak berkepentingan mendukung seseorang untuk menjadi penguasa, gerakan ini lebih memainkan peran fungsinya sebagai kontrol sosial dan tekanan sosial ( social pressure ) terhadap kekuasaan. Tetapi siapapun penguasa yang otoriter akan berhadapan dengan gerakan mahasiswa dan rakyat. Semoga calon bupati yang terpilih nanti merupakan politikus yang berjiwa reformis dan tidak terlibat dengan dosa-dosa politik masa lalu. Selamat memeriahkan pesta demokrasi dan memilih dengan hati nurani ( bashirah ) Walla hua’lam.

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here