Subhanallah
jundi-jundi kecil itu begitu semangat melangkah di bawah terik matahari yang begitu
menyengat.
Untuk turut
mengekspresikan kekecewaan, bahkan kemarahan...
Kalau emosi
ini dipendam, kata ahli psikolog bisa berdampak pada gangguan psikis, bahkan berdampak
langsung pada gangguan kesehatan.
Karena itu,
ekspresi ini harus diungkapkan. Kan undang-undang juga membolehkan.
Apalagi demokrasi
tanpa demonstrasi seperti perkawinan tanpa berantem jadi terasa hambar.
Sob, hati siapa
yang tak terbakar, melihat karya orang-orang sakit yang tak bermoral di film “Innocence
of Muslim.”
Tapi sayang,
ada sebagian orang yang mengatakan, mengajak anak dalam aksi demonstrasi adalah
bentuk eksploitasi anak.
Aku hanya
ingin mengatakan...
Maaf ya, ini
bukan eksploitasi anak-anak.
Tapi ketahuilah,
bagiku partisipasi ini adalah event untuk menanamkan kepada anak-anak tentang
kepedulian.
Dan rasa
solidaritas terhadap sesama muslim.
Pendidikan tentang
rasa cinta terhadap agama Islam terlebih lagi rasa cinta terhadap Rosulullah Muhammad
SAW yang saat ini tengah dihujat oleh segelintir orang yang mengatasnamakan
kebebasan berekspresi.
Pasca aksi
damai itu, minimal jundi-jundi kecil itu jadi tahu...
Bahwa Amerika
adalah teroris.
Bahwa Zionis
Yahudi itu najis.
Tuh kan,
nanti malah dibilang anak-anak ini calon ekstrimis.
Peduli amat
aah. Nggak usah digubris. Menghadapi orang-orang SIPILIS ngga bakalan habis.
Mending senyum
sambil meringis, biar dunia tambah manis.#CintaAnak.
Posting Komentar