Diberdayakan oleh Blogger.
 
Selasa, 18 Desember 2007

Ku Mencari Seorang Mujahidah Sejati

0 komentar
Ku Mencari Mujahidah Sejati
Posting, 18 Des 2007

ku mencari seorang mujahidah sejati
yang kesholehannya menenangkan hati
menatapnya menyemburatkan ketenangan hati
ketawadhu'annya mengingatkan pada bidadari jannati
Aku rindu mencarinya

Aku mencari seorang mujahidah sejati
yang bibirnya selalu penuh hafalan ayat suci
matanya adalah cahaya tak pernah redup oleh matahari
akhlaknya adalah sebaik-baik mukminah sejati
aku ragu, tapi aku terus mencari

Suatu hari, saat matahari sepenggalah naik
saat awan tidak mau ditambat ke bumi
saat angin mengalir lembut dianatara hati tatkala damai di bumi
datangkanlah kabar bersama angin pagi

Ia seorang mujahidah sejati
tersembunyi antara debu dan bangunan yang rapuh
mesiu dan reruntuhan bangunan adalah kawan karibnya
Jeritan dan berita kematian adalah hiburan baginya
perban dan gunting amputasi adalah jalan pengabdiannya
pahlawannya adalah mujahid yang siap syahid membela negeri
ketika kuutarakan hasratku untuk mengkhitbahnya
datang kabar bersama angin
“afwan akhi, engkau bukan calon pengantinku
Pengantinku telah pergi bersama bidadari jannati
Jihad adalah jalannya
Syahid adalah cita-citanya
Dan bidadari syurga adalah impiannya
Tidak ia tinggalkan padaku setelah bom syahid itu//kecuali hati yang kecemburuanku pada bidadari“

Aku mencari seorang mujahidah sejati

Suatu siang ketika kepulan asap ramai di bumi
dan malaikat-malaikat Allah sedang melempari tentara Yahudi
tatkala itu seorang ikhwan menyeretku ke pojok ruangan
“ Di sini ada mujahidah sejati yang engkau cari”
Ia seorang mujahidah sejati
tubuhnya terbalut pakaian lusuh
parfumnya adalah bau mesiu
bedaknya adalah debu-debu dari tembok perbatasan
bibirnya sendiri telah merah oleh darah anaknya
ketika kuutarakan niatku untuk mengkhitbahnya
seolah ia mengatakan bersama ledakan bom syahid
“Afwan akhi, engakau telah terlambat
Andaikan rahimku masih mau mengeluarkan mujahid baru
tentu kuterima pinanganmu
Lalu setelah itu kita akan lahirkan sejuta mujahid
untuk syahid di jalan Nya
Aku bukan calon pengantinmu
Ada seorang mujahidah yang lebih pantas untukmu
Kini dia sedang menantimu.”

Tumpah sudah azzamku
setiap lekuk tubuh kota ini telah kumasuki
setiap celah gangnya telah kuhafalkan
setiap ruang kehidupan telah aku ketahui
masih adakah seorang mujahidah sejati
yang tersisa untukku
aku lelah mencarinya

Suatu kali
ketika arang telah patah
tatkala mimpi tidak lagi berarti
ketika harapan kesia-siaan
ketika itu datang kabar dari

Ia mujahidah dari negeri ini
kerjanya hanya mengurusi masalah
jauh dari mukminah palestina yang berjihad dengan batu
sering kali ia akan turun ke jalan menenteng penguasa tiran
hanya bersenjatakan megaphone dan poster
sebagai eksistensi perlawanan
jangan kau bandingkan mukminah ini dengan ummahat manapun
hanya satu
yang membuat ia sama dengan mujahidah dimanapun
bahwa pernikahan adalah jalan menyempurnakan ketaqwaan
bahwa anak-anak mereka
adalah tentara-tentara Allah di medan manapun
bahwa syahid adalah impian mereka
bahwa mereka bersumpah
akan melahirkan seratus Muhammad Fatih Farhat, seribu Samil Basayev, sejuta Ahmad Yasin, Semilyar Muhammad………
Bahwa…….surga adalah peristirahatan terakhir bagi mereka

Aku kini tertunduk malu
bahwa ternyata
aku belum siap dengan mujahidah itu

Tak mudah mencari mujahidah sejati seperti sesosok bidadari syurga. Tapi saya telah menemukan banyak bidadari itu di Negeri ini, maka akan aku pilih salah satu bidadari itu untuk menemani dalam perjuanganku dan di syurga kelak.

Seorang bidadari datang dalam mimpiku
tubuh sucinya terlalu mahal bagiku
harum parfumnya terlalu mulia untuk kucium
kulit putihnya adalah sesuatu yang tabu bagiku
tapi ia hadir dalam benakku
dalam setiap helaan nafas di akhir do’aku
ia merasuk kalbuku
dalam setiap anganku
ia memaksaku menundukkan pandangan ini
ia memintaku bersabar dalam jalan da’wah ini
ia memaksaku bertekad bulat istiqomah di medan jihad ini Aku tak perlu cemburu
karena aku yakin
ia adalah milikku
bila syahid adalah hadiah dari Allah
bidadari itu jauh dari mataku
tapi dekat dengan nafasku

Seorang Mujahidah datang kepadaku
dalam tubuh kurus dan rapuh dibalut debu
dengan atau tanpa kacamata tirus menatapku
mengingatkanku pada seseorang yang ada dalam benakku
mungkin ia Aminah Qutb
yang ketika hamil dicambuk di depan abangnya
ia tegar di depan penguasa tiran
mungkin ia Zainab Al- Ghazali
yang waktunya ia hamburkan untuk ‘mencereweti’ para lelaki
yang tidak memiliki ruhul jihad
mungkin ia Ummu Yasir
seorang syahidah pertama
apa yang ia rasa ketika orang yang ia cintai syahid satu demi satu
yang hanya karena rasulullah mengatakan
” Surga untukmu, wahai keluarga Yasir”
maka ia menjadi begitu membatu dalam tekad
Tiada pengharapan dari mujahidah itu kecuali surga
atau menjadi bidadari di surga nanti
adalah impian mereka selalu menjadi penghibur para mujahid
menjadi para penghibur mereka yang telah menggadaikan dunia untuk kepentingan akhirat
Para mujahidah ini dekat dalam mataku juga dihatiku

Masihkah anda ragu dengan kualitas para mujahidah itu, wahai akhi? Percayalah, bidadari itu ada di negri ini. Betapapun, perjuangan telah membentuk karakter cerdas, heroik dan sedikit radikal. Namun itu semua takkan pernah meninggalkan berkas-berkas tarbiyah Islamiyah yang selalu mereka dapatkan tiap pekan.

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here