Diberdayakan oleh Blogger.
 
Selasa, 19 Juni 2012

Hikmah Isra Mi’raj

0 komentar

 Banyak yang bilang peristiwa itu Nabi saw menerima perintah sholat, benarkah?

Peristiwa Isra' Mi'raj terjadi tahun ke-11 kenabian. Rasulullah saw saat itu berumur 51 tahun. Apakah sebelumnya Beliau saw tidak sholat?

Jawabannya: Nabi saw sudah sholat sebelumnya, jadi apa dong hikmah Isra' Mi'raj? Baiknya lihat latar belakang sebelum dan sesudahnya.

Tahun ketujuh hingga ke-10 Kenabian, Beliau saw beserta Bani Hasyim diboikot oleh kaum Quraisy di Syi'ib Abd Muthalib. Tidak ditegur dan disapa. Tidak boleh ada yang berjual beli dg keluarga Nabi saw. Tidak boleh dibantu, tidak boleh bermu'amalah. Keluarga Nabi saw sangat menderita.

Pernah dapur beliau saw tidak mengepulkan asap selama tiga hari. Terpaksa memakan kulit kayu, daun-daun, bahkan kulit sepatu bekas yg di iris-iris dan direbus. Khadijah ra pernah menangis melihat putrinya Fathimah, balita ini sdh ikut merasakan kelaparan. "Aku nggak apa-apa ya Ummi", ucap Fathimah.

Shahabat pernah bilang "maa fiihi khalats"(tak ada lagi campurannya). "Kami makan seperti hewan-hewan makan, kami makan daun dan keluar juga daun."

Boikot berakhir pada tahun ke-10 Kenabian, naskahnya dimakan rayap. Rasulullah saw sekeluarga mulai bernapas lega. Kenapa diboikot? Karena Islam. Namun ujian dari Allah swt belum usai, tiba-tiba Khadijah wafat, isteri tercinta tiada lagi. Tak ada pelabuhan hati, pemberi semangat dan canda.

Ketika pergi tak ada yang mengantar ke pintu, ketika pulang ke rumah tak ada kekasih yang menanti. Hari-hari pun tidak secerah dulu, mendung. Rasulullah saw terlahir sebagai yatim, saat usia 6 tahun ibu Beliau wafat. Dan  usia 8 tahun, kakeknya wafat. Lalu tinggal dengan pamannya Abu Thalib. Sangat kurang kasih sayang, yang baru ditemukan saat menikah Khadijah. Saat itu Nabi saw berusia 25 tahun, Khadijah sudah 40 tahun.

Sebagai isteri yang setia, Khadijah selalu memberi semangat kepada Nabi saw, memanggil suami dengan sebutan, "Ya Habibi" (duhai kekasihku). Tidak lama setelah Khadijah wafat, menyusul pula Abu Thalib wafat. Kafir Quraisy kian meraja lela menganiaya Rasulullah saw.

Suatu hari beliau saw mengajak Zaid bin Haritsah pergi ke Thaif untuk berdakwah. Thaif berjarak 60 km dari Makkah, daerah hijau dan sering hujan. Mungkin penduduknya lebih ramah. Namun baru saja memasuki kota Thaif, sekelompok pemuda melempari beliau saw dengan batu, hingga berdarah-darah.

Nabi saw berlari, pucat dengan tubuh yang luka-luka. Beliau saw sadar, Allah swt masih menguji kesetiaan kekasihNya yang bernama Muhammad saw. Curhat Nabi saw, "Ya Allah kepada Engkaulah kucurahkan segala kelemahanku, kehinaanku, sedikit upayaku. Ya Arhamar Rahimin.

Engkau adalah Rabb orang-orang yang lemah. Kepada siapa aku ini Engkau serahkan. Kepada musuh yang akan memusnahkanku atau pada teman yang menolongku. "Apapun yang Engkau timpakan padaku, asalkan Engkau tidak murka padaku Ya Allah, aku tak akan peduli...."

Tidak lama dari Thaif, turunlah surat Yusuf. Allah swt bercerita, ada nabi lain yang lebih menderita. Saat usia dua tahu Yusuf dibuang saudaranya. Dipungut, diperjual belikan, saat remaja ganteng, kena fitnah oleh Zulaikha, masuk penjara. Puluhan tahun berpisah dengan ayahanda Ya'kub.

Barulah pada tahun ke-11 Kenabian terjadi peristiwa Isra' Mi'raj. Diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, lalu ke langit ketujuh. Dari langit ketujuh beliau saw naik ke Shidratul Muntaha, berjumpa dengan Allah swt. Cahaya diatas cahaya. Tapi sempat berdialog dengan Allah swt.

Memang terjadi, atas usul Nabi Mus as, minta keringanan, hingga sholat yg tadinya 50 kali, menjadi 5 kali sehari semalam. Namun hikmah lain ada, yaitu dukungan moril, setelah didera ujian yang bertubi-tubi sebelumnya. Tentunya persiapan dakwah setelah hijrah ke kota Madinah.

Demikian sekilas hikmah Isra' Mi'raj, semoga berkenan.

Kultwit : @tifsembiring

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here