Kamis, 06 Maret 2008
warna-Mu
Warna-Mu…
Sesungguhnya banyak sekali kejadian alam yang bisa kita hayati , kita renungi, bahwa sibghohtallah/ celupan Allah sangat indah. hamparan gunung-gunung, pepohonan yang menghijau, bunga-bunga yang merekah memperlihatkan kindahan warnanya, burung-burung yang berterbangan. Angin sepoy-sepoy. Mereka semua berdzikir mengagungkan sang Maha Karya atas tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Mereka adalah ciptaan Allah SWT, mereka tunduk terhadap ketata-aturan-Nya. Walaupun mereka mahluk yang akalnya lebih rendah dari manusia. Tetapi nafas mereka tidak pernah berhenti berdzikir. Ketika pohon meliuk-liukkan batang dan daunnya karena hembusan angin sejatinya sedang berdzikir pada Allah SWT.
Sebagai manusia tentunya kita malu, yang katanya akalnya lebih tinggi dari mahluk ciptaan Allah SWT lainnya. Tetapi manusia sering lupa, manusia merasa sombong, merasa besar. Sehingga berhenti sejenak untuk mengingat-Nya saja terasa berat. Laksana menanggung beban gunung.
Tumbuhan, hewan, air, angin bisa menjaga keharmonisan alam raya, mereka saling menjaga keberlangsungan ekosistemnya. Tetapi kita sebagai manusia yang diamanahkan untuk menjaga, melestarikan dan mendayagunakan sarana yang diberikan gratis oleh Allah SWT malah merusaknya.
“bahwasannya kerusakan di darat dan di laut karena kecebohan ulah tangan manusia”
Tapi banyak diantara kita yang malah merusak ekosistem alam, keseimbangan alam, bumi menjadi kering, hutan menjadi gundul. akibatnya bencana alam, pemanasan global yang mengancam kehidupan manusia. Anak cucu kita terancam tidak bisa menikmati keindahan alam. Tidak bisa mewariskan pusaka keindahan alam ke anak cucu kita, karena detik-demi detik bumi dijarah keindahannya oleh tangan-tangan yang paling tinggi akalnya. Yang harusnya menjaga kelestariannya.
Sesungguhnya kita bisa menambahkan keimanan kita dengan melihat ayat-ayat kauniyahnya.
Bumi ini merindukan khlifah Allah yang siap merawat bumi ini untuk kemakmuran manusia. ketika kita naik gunung jadikan hal tersebut miniatur perjalanan kehiduapan kita. banyaknya beban, jalan licin, berliku adalah tantantangan kita untuk sampai ke tujuan...Allahu Akbar
“Seungguhnya bumi ini hanya diperuntukkan bagi hamba-hamba Allah yang sholeh”
BSD City, 7 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Saat kumandang azan Dhuhur bergema di langit Parung Bogor, seorang pria paruh baya bergegas meninggalkan perkebunan jambu biji menuju...
-
Sebanyak 11 relawan Rumah Zakat diterjunkan untuk membantu warga sekitar kali Code, tepatnya di Bawah jembatan Kewek kelurahan Tegal Pangg...
-
Wiwin (41) adalah satu dari 200 warga yang mengikuti Program Pemberdayaan Peternak Rumah Zakat di Sentra Pemberdayaan Agro Oray Tapa Mekarma...
-
KOTA TANGSEL – Sebagai jawaban atas dunia pendidikan di negeri kita yang seperti tak henti-henti dirundung duka dan prahara. Quranic ...
-
JAKARTA SELATAN (30/7). Wajah Fadlan, 7, kini terlihat sumringah karena harapan setahun lalu untuk menjadi siswa sekolahan dan merasakan dud...
Posting Komentar