A.M. J. (A). R…!!!?
(Dalam Pijakan Bumi, 24 Januari 1001)
Dari pembaringan panjang gersang
Memburu asa dalam bisu
Sekat-sekat semu waktu
Wahai...para pemburu yang merindukan bau aroma (syurga)
Cita seluas langit-bumi, asa sedalam samudera
Tapi...!!!
Jiwa kering, ruh keropos. Tak jauh dari pohon padi yang puso?
Tuhan aku malu pada-Mu !!
Terhadap baju yang aku sandang, relawan kata masyarakat mengatakan
Ketika mata masyarakat membidikannya ke wajahku, mereka menganggap aku pahlawan penolong
Untuk orang-orang yang tertindas, atau mereka yang dianggap dunia kelas tiga...
Bagi mustahik aku dianggapnya ”robin hood” yang datang dengan setumpuk harapan?
Sekaleng kornet, sebingkus mie instan untuk mengganjal lapar.
Tuhan, aku malu pada-Mu..
Di punggungku tertulis relawan, betapa bangganya aku mengenakan panji itu
Aku kenakan setiap aksi sosial dan ketika menyambut seruan-Mu,
Setelah kulihat sepotong hati
Redup dalam kebisuan
Sampai kapan aku harus bersandiwara dengan angin semu..??
Aku menatap bayang hitam tubuhku,
Ku katakan,
”wahai diri apakah kau pantas menjadi penolong dan penyelamat ummat..??
Untuk menolong tubuhmu dari azab Allah, kau masih terseok-seok...retak!
Aku bukanlah Salman Al-Farisi, yang ikhlas melepas kenikmatan dunia,
Demi mencari cahaya kebenaran
Bukan pula barisan mujahiddin yang ikhlas,
Menjadikan hidupnya untuk izzah islam wal muslim
Aku menatap lebih dekat bayangan hitam tubuhku
Jelas tak sempurna semuanya
Yang penuh dengan lembaran-lembaran hampa
Jiwa masih dipenuhi hawa pekat kejahiliyahan
Hati diliputi kabut-kabut hitam.
Tuhan aku malu pada-Mu..
Sepanjang lorong-lorong jalan-Mu
Hitam-putih kabut sulit ku tembus
Hitam kelam pantulan cahaya-Mu
Tuhan adakah ia gambaran cinta dan keikhlasan yang tulus..??
Tuhan, haruskan aku menjadikan baju relawanku untuk di tukar dengan sepotong kebisuan sunyi?
Bukan karena kekalahan...kepencundangan
Apa artinya baju yang bikin malu, pada-Mu
Lebih baik tidur di padang gersang
Mencuci kabut hitam hatiku
Mengelap hawa pekat kejahiliyahan
Dengan air mata sunyi yang abadi..
Tuhan..tarbiyahlah tubuh ini
Dengan cinta dan kasih sayang-Mu
Sehingga tubuh ini tau makna kehidupan
Tau mengapa aku harus hidup, tau mengapa aku harus hidup di dunia ini
Sehingga aku menjadi hamba yang mensyukuri karunia-Mu,
Fabi ayyi aalaa irobbikuma tukadzibaan..
Rabu, 23 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Saat kumandang azan Dhuhur bergema di langit Parung Bogor, seorang pria paruh baya bergegas meninggalkan perkebunan jambu biji menuju...
-
Sebanyak 11 relawan Rumah Zakat diterjunkan untuk membantu warga sekitar kali Code, tepatnya di Bawah jembatan Kewek kelurahan Tegal Pangg...
-
Wiwin (41) adalah satu dari 200 warga yang mengikuti Program Pemberdayaan Peternak Rumah Zakat di Sentra Pemberdayaan Agro Oray Tapa Mekarma...
-
KOTA TANGSEL – Sebagai jawaban atas dunia pendidikan di negeri kita yang seperti tak henti-henti dirundung duka dan prahara. Quranic ...
-
JAKARTA SELATAN (30/7). Wajah Fadlan, 7, kini terlihat sumringah karena harapan setahun lalu untuk menjadi siswa sekolahan dan merasakan dud...
Posting Komentar