Diberdayakan oleh Blogger.
 
Jumat, 26 April 2013

**MENIMBANG ONGKOS POLITIK 2014***

0 komentar
Sebelum meninggal dunia, Ustadz Jefri Al-Buchori pernah menyampaikan kepada jamaah pengajian di TV One-NG, bahwa salah satu bukti cinta kita pada bangsa Indonesia adalah dengan mendatangi TPS dan mencontreng pada Pemilu mendatang. [ket. Aturan yg berlaku utk Pemilu 2014 adalah mencoblos bukan contreng gambar].

Subhanallah, begitu cintanya almarhum pada ummat dan bangsa ini, sampai-sampai dalam ceramah pun diselipkan pesan positif untuk mencintai bangsa ini. Kita doakan, semoga semau amal kebaikan beliau selama di dunia di catat sebagai amal sholeh. Dan dimaafkan segala khilaf dan salahnya. Aamiin

Namun, di sini kita tidak akan mengulas isi ceramah ustadz yang biasa disapa Uje ini. Tapi kita akan berdiskusi seputar pemilu 2014...[hehehe..sotoy banget yah aku].

Sebelumnya, media massa banyak mengulas soal banyaknya wajah lama dan wajah artis menghiasi DCS. Tentu kita sepakat, merupakan hak politik siapapun untuk menjadi caleg, asal memenuhi ketentuan yang ada.

Hari ini, media massa menyoroti ongkos politik yang cukup besar untuk bertarung dalam Pemilu 2014 nanti. Semalam (Kamis, 25/4) Metro TV mengundang tiga artis dalam acara perang pengaruh caleg artis, hadir sebagai nara sumber Farhat Abas, caleg Partai Demokrat, Jerremy Thomas, caleg PAN, dan Tantowi Yahya Caleg Partai Golkar.

Dari obrolan ini, ketiga narasumber mengaku, untuk maju sebagai caleg mereka harus mengantongi modal minimal Rp 1 miliar untuk bertarung di Dapil Jakarta 3. “Wooow” bagi kita angka ini adalah angka yang sangat besaaaar.

Namun bagi mereka angka ini termasuk sedikit untuk bertarung di daerah Jakarta yang begitu luas, karena uang tersebut akan digunakan untuk membuat tools atau alat peraga [spanduk, pamflet, stiker, baliho dll] dalam pemilu nanti.

Sebelumnya, Koran Tempo mengulas BIAYA MASUK DPR SAMPAI 6 MILIAR, Senin (22/4).
Koran Kompas juga menyoroti tentang biaya menjadi Caleg makin mahal, Selasa (23/4).

Nampaknya, biaya yang harus dikeluarkan setiap calon anggota legislatif pada Pemilu 2014 diyakini akan lebih membengkak dibandingkan pada Pemilu 2009. Hal ini juga tak jauh berbeda dengan caleg yang akan bertarung di daerah tingkat I dan 2.

MODAL SAJA TAK CUKUP
Mengapa caleg harus mengeluarkan uang banyak? Salah satu sebabnya karena sistem pemilihan langsung dengan suara terbanyak dan masa kampanye yang panjang membuat setiap caleg yang serius harus menyiapkan minimal Rp 1 miliar.

Bagi caleg yang bermodal besar, mungkin punya kesempatan lebih untuk meringkas jalan menuju kemenangan. Tetapi, dan ini biasa dikatakan oleh para pakar pemasaran politik, modal uang yang besar saja tidak cukup menjamin keterpilihan caleg, kecuali KECANGGIHAN STRATEGINYA, betapapun kecanggihan strategi itu sering “tidak wajar” dan “kurang etis”.

Dengan adanya sebuah strategi yang baik, diharapkan proses pemasaran (kampanye) tidak monoton dengan satu gaya marketing saja. Karena itu, perlu upaya sedemikian rupa agar masyarakat tidak bosan dengan gaya-gaya jualan caleg/parpol saat kampanye nanti. Maka, jangan sepelekan strategi pemasaran.

Lalu, strategi apa yang akan digunakan oleh caleg/ parpol dalam meraih simpati massa dalam pemilu 2014 medatang? yuuuks kita saksikan bersama.

Yang penting, ketika musim caleg tiba, publik harus hati-hati dalam memilah dan memilih, dan yang tak kalah penting tentu saja melindungi akal sehat kita dari serangan-serangan gencar yang meninabobokan dari POLITISI HITAM.***

Wallahu a’lam.

Klo bermanfaat silahkan like and share.
@mbari nongkrong di warung sunda abis Jumatan.
Read more...
Selasa, 16 April 2013

BONGKAR KEMARAHAN DENGAN CINTA

0 komentar

Mungkin, kita pernah membaca di koran atau melihat di televisi  berita tentang tawuran antar pelajar, tawuran antar kampung hingga antar gang-gang.

Biasanya,  penyebab tawuran ini disebabkan oleh hal-hal sepele yang bukan prinsip, namun harus dibayar dengan korban jiwa yang semestinya tidak perlu terjadi.

Tawuran sudah hampir menjadi epidemic yang mewabah ke gang-gang kampung yang notabene dihuni orang-orang baik. 

Dahulu, istilah tawuran hanya dikenal oleh komunitas gank-gank, dan konotasi kata gank sangat buruk artinya. Namun sekarang bahasa kekerasan itu juga dilakukan orang-orang baik yang tinggal di gang-gang kampung itu. 

Tawuran menjadi bahasa kekerasan yang seolah lumrah untuk mengejowantahkan emosi, ketersinggungan, kemarahan, dan solidaritas yang tidak pada tempatnya.

Benarkah masyarakat kita mudah tersingguh dan tersulut emosinya? Apa yang menyebabkan mereka menjadi brutal, bahkan tak merasa bersalah ketika  berhasil melukai lawan mereka. Seolah CINTA sudah tercerabut dalam hati-hati mereka. Dan tergantikan dengan kebengisan, kebencian dan dendam kesumat.

ADA APA INI?
Orang tua dahulu sering mengungkapkan istilah kalau ada anak nakal atau susah diatur itu karena “SALAH KASIH MAKAN.”

Istilah “Salah kasih makan” itu bukan berarti ketika anak minta nasi malah dikasih batu, tapi hal itu sebagai ungkapan bahwa ada unsur HARAM yang dikonsumsi anak itu.

Karena itu, khalifah Umar bin Khoththob sangat marah kepada anaknya Abdullah bin Umar saat mendengar ia menjual ternak untanya.

Apa yang menyebabkan khalifah ke-3 ini sampai-sampai  mengucapakan “Celakalah kamu” hingga 3 kali?

Ceritanya kurang lebih begini, saat itu Abdullah bin Umar membeli unta-unta dalam keadaan kurus untuk diternakkan, kemudian Abdullah bin Umar melepaskan unta-unta tersebut untuk mencari makan sendiri, hingga beberapa tahun kemudian, setelah unta-unta itu terlihat gemuk lalu Abdullah bin Umar menjualnya ke pasar.

Khalifah Umar marah besar mendengar hal ini, karena menurut khalifah ke-3 ini seharusnya Abdullah bin Umar harus menjual unta-unta itu dengan harga saat UNTA ITU KURUS bukan HARGA saat UNTA ITU GEMUK, karena saat unta-unta itu digembakalan bisa jadi makan rumput, dedauan milik orang lain.

Sebagai misal, kalau harga unta kurus saat beli seharga Rp2 juta, dan unta saat gemuk dijual dengan harga Rp10 juta. Maka yang menjadi hak miliknya adalah Rp2 juta dan Rp8 juta harus diserahkan ke Baitul Maal.
Subhanallah, begitu hati-hatinya sikap khalifah ke-3 itu mengenai sumber makanan.

Dikisahkan juga, saat Khalifah Umar sedang bekerja di ruangannya, datanglah salah satu anaknya. Melihat anaknya yang datang sang Khalifah langsung mematikan lampu. Melihat hal ini sang anak heran dan bertanya.
“Mengapa ayah mematikan lampu ini,”? 

Sang khalifah menjawab dengan tegas, “Karena lampu ini milik negara, dan pembicaraan kita untuk keperluan keluarga,”

Lagi-lagi mari kita ucapkan Subhanallah.

Kemudian, coba kita tengok pejabat pemerintah kita, tengoklah fasilitas yang digunakan mereka dari kendaraan motor, mobil hingga fasilitas mewah lainnya. Sudah seberapa teliti membedakan nama KEPENTINGAN KELUARGA dan mana KEPENTINGAN  NEGARA?

BONGKAR DENGAN BUDAYA CINTA
Bagi kepala rumah tangga, jika mengaku CINTA pada anak, istri dan keluarga, carilah sumber rezeki dengan cara-cara yang HALAL. Karena perilaku buruk anak, istri bisa jadi karena mengkonsumsi makanan HARAM.

Bagi pejabat pemerintah, jika mengaku MENCINTAI rakyat, apakah sudah bisa membedakan mana kepentingan keluarga dan mana kepentingan negara.

#Keingetan Khutbah Jumat jilid 2 kemarin.

@Mbari sarapan bubur ayam dan minum obat, recovery efek demam kemarin.
Read more...
Rabu, 10 April 2013

PKS Daftarkan 44 DCS

0 komentar

CIPUTAT – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Tangsel merupakan partai politik pertama yang mendaftarkan Daftar Calon Sementara (DCS) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel, Selasa (9/4).

“PKS hanya mendaftarkan 44 DCS, meskipun kuota mendaftaran di KPU maksimal 50 orang. Nama-nama itu adalah caleg hasil keputusan pusat. Mereka akan maju dalam pemilu legislatif (Pileg) tahun 2014,” papar Sekretaris Umum DPD PKS Kota Tangsel, Pujianto.

Disinggung soal kasus dugaan korupsi Luthfi Hasan Ishaaq (LHI), Pujianto mengatakan tidak berpengaruh terhadap PKS di Kota Tangsel.

“Semua kader PKS biasa dan sering aktif dalam kegiatan masyarakat, bukan hanya momentum saja, jadi kalau isu korupsi tetap dimainkan tidak akan berpengaruh,” ujarnya.

Pada pileg nanti PKS menargetkan 30 persen kursi dari 50 kursi DPRD Kota Tangsel.

“Kader yang maju nanti adalah kader terbaik PKS dan kami menargetkan 30 persen raihan kursi di DPRD,” terangnya.

Nurul Qomariah, caleg perempuan PKS menambahkan, keterwakilan caleg perempuan yang didaftarkan mencapai 36 persen. “Itu kader inti PKS yang telah berjuang bersama-sama PKS dalam berbagai kegiatan,” imbuhnya.***

Sumber : Tangsel Pos/ Halaman 4/ Rabu, 10 April 2013
Read more...
Selasa, 09 April 2013

Pecat Oknum Penarik Pungli

0 komentar

CIPUTAT – Maraknya pungutan liar (pungli) yang dilakukan Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi (Dishubkominfo) di jalur larangan truk bertonase besar Jalan Raya Serpong dikecam sejumlah pihak.

Kecaman itu datang dari gedung DPRD Kota Tangsel. Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangsel Amar menilai pungli yang dilakukan oknum Dishubkominfo merupakan perbuatan terlarang. Dan telah mencoreng nama baik Pemkot Tangsel, termasuk Walikotanya.

Perbuatan yang dilakukan oknum Dishubkominfo benar-benar telah melanggar Perwal tentang Pelarangan truk yang melintas pada jam sibuk. “Nanti Komisi IV DPRD akan menindak lanjuti masalah ini,” ungkapnya.

Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany juga menegaskan, sebelum memberikan sanksi, Pemkot akan melakukan evaluasi setiap ada permasalahan di lapangan.

“Kita akan evaluasi jika ini benar terjadi dan kami tidak segan-segan untuk memberikan sanksi terhadap oknum Dishubkominfo yang melakukan pungli,” tegas Airin.

Kepala Dishubkominfo Kota Tangsel Mursan Sobari mengatakan, setiap ada pengaduan dari masyarakat selalu dilakukan evaluasi.***

Sumber : Tangsel Pos/ Halaman 1&7/ Rabu, 10 April 2013


Read more...
Senin, 01 April 2013

Tak Ada Doktrin Politik di Garuda Keadilan

0 komentar

SERPONG – Puluhan remaja resmi bergabung dengan Garuda Keadilan, organisasi sayap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Tangsel. Namun demikian para remaja itu tidak akan didoktrin politik praktis. Demikian pernyataan Ketua Bidang Perempuan (Bidpuan) PKS Kota Tangsel, Diana Haris, Senin (1/4) siang.

“Organisasi ini tidak ada kaitannya dengan Pemilu 2014 mendatang. Organisasi sayap partai ini murni untuk mengembangkan potensi remaja di Kota Tangsel,” kata Diana.

Lebih lanjut dia menjelaskan, keberadaan Garuda Keadilan berada di bawah naungan Bidpuan. Kendati begitu, berbagai program yang akan digulirkan sepenuhnya diserahkan kepada para pengurus organisasi itu.

“Kami tidak akan mendoktrin atau mendikte para pengurus Garuda Keadilan dalam membuat kegiatan atau program-programnya,” katanya.

Ketua Garuda Keadilan Kota Tangsel, Muhamad Mugdad Robbani mengatakan, keberadaan sayap organisasi itu akan diarahkan pada kegiatan-kegiatan Islami.

“Pergaulan saat ini sangat mengerikan. Karena itu para remaja harus dibentengi dengan banyak kegiatan Islami,” ujarnya.

Mugdad menegaskan, keberadaan Garuda Keadilan tidak ada kaitan dengan momentum menyambut Pemilu 2014. “Keberadaan kami memang di bawah naungan PKS, tapi kami tidak akan terlibat dalam kegiatan politik, karena organisasi ini dibentuk untuk menaungi kreatifitas anak-anak muda di Kota Tangsel,” jelasnya.

Jenis-jenis kegiatan yang direncanakan Garuda Keadilan, menurut dia seperti kegiatan kesenian dalam bentuk festival puisi atau musik dan seminar.***

Sumber : Tangsel Pos/ Halaman 4/ Selasa, 2 April 2013.


Read more...

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here