Diberdayakan oleh Blogger.
 
Rabu, 23 Januari 2008

A. M. J (A). R...!!??

0 komentar
A.M. J. (A). R…!!!?
(Dalam Pijakan Bumi, 24 Januari 1001)

Dari pembaringan panjang gersang
Memburu asa dalam bisu
Sekat-sekat semu waktu
Wahai...para pemburu yang merindukan bau aroma (syurga)
Cita seluas langit-bumi, asa sedalam samudera
Tapi...!!!
Jiwa kering, ruh keropos. Tak jauh dari pohon padi yang puso?

Tuhan aku malu pada-Mu !!
Terhadap baju yang aku sandang, relawan kata masyarakat mengatakan
Ketika mata masyarakat membidikannya ke wajahku, mereka menganggap aku pahlawan penolong
Untuk orang-orang yang tertindas, atau mereka yang dianggap dunia kelas tiga...
Bagi mustahik aku dianggapnya ”robin hood” yang datang dengan setumpuk harapan?
Sekaleng kornet, sebingkus mie instan untuk mengganjal lapar.

Tuhan, aku malu pada-Mu..
Di punggungku tertulis relawan, betapa bangganya aku mengenakan panji itu
Aku kenakan setiap aksi sosial dan ketika menyambut seruan-Mu,

Setelah kulihat sepotong hati
Redup dalam kebisuan
Sampai kapan aku harus bersandiwara dengan angin semu..??
Aku menatap bayang hitam tubuhku,
Ku katakan,
”wahai diri apakah kau pantas menjadi penolong dan penyelamat ummat..??
Untuk menolong tubuhmu dari azab Allah, kau masih terseok-seok...retak!

Aku bukanlah Salman Al-Farisi, yang ikhlas melepas kenikmatan dunia,
Demi mencari cahaya kebenaran
Bukan pula barisan mujahiddin yang ikhlas,
Menjadikan hidupnya untuk izzah islam wal muslim

Aku menatap lebih dekat bayangan hitam tubuhku
Jelas tak sempurna semuanya
Yang penuh dengan lembaran-lembaran hampa
Jiwa masih dipenuhi hawa pekat kejahiliyahan
Hati diliputi kabut-kabut hitam.

Tuhan aku malu pada-Mu..
Sepanjang lorong-lorong jalan-Mu
Hitam-putih kabut sulit ku tembus
Hitam kelam pantulan cahaya-Mu
Tuhan adakah ia gambaran cinta dan keikhlasan yang tulus..??

Tuhan, haruskan aku menjadikan baju relawanku untuk di tukar dengan sepotong kebisuan sunyi?

Bukan karena kekalahan...kepencundangan
Apa artinya baju yang bikin malu, pada-Mu
Lebih baik tidur di padang gersang
Mencuci kabut hitam hatiku
Mengelap hawa pekat kejahiliyahan
Dengan air mata sunyi yang abadi..

Tuhan..tarbiyahlah tubuh ini
Dengan cinta dan kasih sayang-Mu
Sehingga tubuh ini tau makna kehidupan
Tau mengapa aku harus hidup, tau mengapa aku harus hidup di dunia ini
Sehingga aku menjadi hamba yang mensyukuri karunia-Mu,
Fabi ayyi aalaa irobbikuma tukadzibaan..
Read more...
Rabu, 09 Januari 2008

Osteoporosis Ruhiyah Relawan...?

0 komentar
Relawan Jumud...!!
Apa Kata dunia….
(Bagian ke dua)

Oleh : Koalisi Bersama Majukan Relawan (KBMR)

”Di era sekarang adanya pergeseran nilai-nilai yang dulu pernah ada di diri kita, sekarang nilai-nilai tersebut mulai luntur. Saat itu kondisi ukhuwah, ruhiyah, dan militansi yang luar biasa pernah kita miliki. Seiring dengan berjalannya waktu, kondisi itu mulai menghilang. Tapi hal itu jangan sampai mengurangi aktifitas harian kita. Intensitas yang dulu sering, sekarang mulai redup ditelan kondisi waktu yang berjalan. Tapi kondisi itu tidak mengurangi nilai-nilai ukhuwah yang dulu pernah ada dalam diri. Jangan sampai karena sibuknya aktivitas kita tidak mengurangi ruhiyah ma’nawiyah harian, baik itu dalam amalan sendiri maupun amal jama’i yang kita lakukan.”

Wahai Relawan yang kami cintai karena Allah...
Jangan sampai osteoporosis ruhiyah menghinggapi para aktivis relawan, karena jika hal tersebut terjadi maka perjalanan organisasi relawan ke depan semakin suram? Kita tahu saudaraku, bahwa kekuatan ruhiyah adalah modal besar setiap individu muslim khususnya para relawan untuk bisa berbuat lebih banyak di muka bumi ini. Mampu tampil dengan istimewa dan menampilkan hal-hal yang istimewa. Mampu hadir sebagai rahmat bagi semesta alam. Dan mampu melaksanakan tugas besar yang telah kita terima dari Allah sebagai khalifah di muka bumi ini.

Para aktivis relawan yang merupakan satu kesatuan dalam beramal jama’i, ia merupakan kesatuan tubuh. Dinamisasi relawan akan banyak terhambat karena osteoporosis ruhiyah. Penyakit yang satu ini sungguh sangat serius. Lebih serius dari gigi yang terasa nyeri atau kepala yang terbentur dinding. Rasa nyeri, dan tidak nyaman pada dakwah sosial akan dirasakan oleh semua aktivis relawan. Akhirnya dakwah sosial ini terhuyung-huyung jalannya.

Karena ruhiyah adalah tulangnya. Penopang tegaknya tubuh dakwah ini. Tubuh ini tidak akan bisa tegak berdiri untuk beraktifitas jika hanya tumpukan daging. Pergerakan relawan ini tidak akan bisa mencapai cita-citanya jika para aktivisnya dihinggapi penyakit kerapuhan ruhiyah. Tak mungkin tegak dakwah ini tanpa ruhiyah.

Saudaraku..
Banyak komponen/ organisasi yang mandul karena tidak bisa difungsikan. Padahal bisa jadi, komponen itu masih bagus dan seharusnya bisa menghasilkan. Tetapi karena tulang dalam organisasi ini telah keropos, tangan tak mampu mencengkeram, kaki terasa sangat berat untuk dilangkahkan, mata tak sanggup memandang jauh ke depan, bahu sulit untuk diangkat apalagi harus memikul beban berat.

Masalahnya adalah bahwa osteoporosis pada tulang tidak diketahui kedatangannya. Seiring dengan perjalanan waktu, ia datang. Osteoporosis ruhiyah pun tak beda jauh. Tahu-tahu organisasi ini di tinggalkan pendukungnya. Tiba-tiba organisasi ini loyo tak bersemangat. Hubungan qiyadah wal jundiyah sudah tidak harmonis lagi.

Jika seperti itu adanya, maka usia muda pun sudah seperti renta. Biasanya osteoporosis tulang terjadi pada usia tua 51-75 tahun. Dan usia dakwah sosial ini haruslah sangat panjang melampoi beberapa generasi. Organisasi ini sudah terlihat bongkok, tak berdaya.

BSD City, 9 Januari 2008. dalam keprihatinan yang mendalam.....
Disarikan majalah tastqif.
Read more...
Senin, 07 Januari 2008

Relawan Jumud...!!! Apakata Dunia...

0 komentar
Relawan Jumud…!!!
Apa Kata Dunia…
(bagian pertama)
Oleh : Koalisi Bersama Majukan Relawan (KBMR)

Salam Ukhuwah untukmu wahai para Relawan...
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk istiqomah di jalan-Nya, sabar dalam berbagai ujian yang menghadang, sehingga kita termasuk dalam golongan shodiqun, mushlihun, dan mujahidun.

Beberapa waktu yang lalu kami berinisiatif untuk menghimpun kembali para ’dedengkot’ relawan, sekedar untuk silaturahmi yang memang sudah lama tidak mendapat perhatian dari pada aktivisnya. Sehingga terkesan nilai-nilai ukhuwah tidak terpancar lagi pada para aktivisnya. Ruh ukhwah yang dulu ada berangsur mengering. Sebenarnya agenda utama dari silaturahmi adalah kami ingin tabayyun (konfirmasi) terkait ’isu’ yang berkembang dan laporan dari sebagian aktivis relawan lainnya. Secara garis besar isu yang meresahkan tersebut adalah : 1. terjadi kubu antara ikhwan dan akhwat, dan ikhwan dengan ikhwan. Sehingga muncul pertanyaan mendasar : 1. Apakah benar terjadi perpecahan di kalangan relawan, dan apa penyebabnya?, 2. Jika benar, apa sebenarnya yang dikehendaki dari perpecahan ini? Sejujurnya kami tidak tertarik untuk membahas atau berdiskusi tentang seputar perpecahan, karena buang-buang energi saja. Alangkah baiknya jika kita berbicara untuk perfikir bagaimana membahas masa depan relawan, memajukan organisasi relawan kedepan agar lebih profesional, lebih militan, sehingga kinerja para relawan lebih mendapat manfaat yang besar untuk para masyarakat yang termarjinalkan.

Kami berpendapat mendahulukan harmonisasi di kalangan internal adalah lebih prioritas dari pada membicarakan program kerja tetapi aktivisnya tidak kompak, tidak satu visi, tidak bersinergi. Berjalan sendiri-sendiri.

Kami berinisiatif untuk pertemuan silaturahmi atau islah tersebut diadakan di Rumah Makan Bambu Kuning, kami sudah telepon ke semua relawan ’ashabiqunal awwalun’, mereka bisa dan mereka sanggup. Tetapi Allah berkehendak lain, wamakaruu wamakarallahu wallahu khairul makiriina, ”dan mereka membuat makar, dan Allah membuat makar, dan Allah sebaik-baik pembuat makar. bukankah Allah SWT sang pembuat makar? kita merencanakan dan Allah SWT yang berkuasa. Ini bukan pengkambinghitaman rencana, tetapi kita wajib mengimani qadar-Nya.

Alhamdulillah, dengan adanya forum ishlah tersebut terurailah benang kusut yang selama ini mengganggu kinerja dan perjalanan organisasi relawan. Mereka yang mewakili suara ikhwan dan akhwat saling mengungkapkan duduk permasalahan, mengungkapkan letupan yang masih terpendam di sanubari. Saling membeberkan kesalahpahaman,semua ungkapan-ungkapan dari masing-masing perwakilan. Ending dari semua itu, kami berkesimpulan bahwa pendugaan telah terjadi perpecahan antar relawan ikhwan dan akhwat tertolak atau isu tersebut tidak benar adanya. Kerenggangan ukhuwah terjadi karena su’uzhon atau negative thingking yang dibangun dalam mensikapi permasalahan kecil, sehingga dari su’uzhan tersebut terlahir sikap pandang bahwa ”ada kebencian atau permusuhan diantara kita”, atau ungkapan, ”sepertinya kita sudah berbeda”. Perasaan tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa adanya tabayyun untuk menjelaskan persoalan yang sebenarnya, sehingga seolah-olah relawan benar-benar terpecah, saling membuat kubu padahal..???.

Yah kita sebagai orang mukmin yang cerdas harus banyak mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Kami yakin forum tersebut tidak seratus persen menyelesaikan masalah yang terjadi, minimal forum tersebut dapat mensinergikan kembali perasaan yang tercerai berai, dapat menghilangkan zhon (syak wasangka), dan merekonstruksi pemikiran yang salah sehingga ukhuwah kita bisa semakin kokoh dan terpancar dalam wajah-wajah teduh para aktivisnya. Kami berharap pasca forum silaturahmi tersebut tidak ada lagi cerita tentang ketidak harmonisan hubungan antar aktivis relawan, dan biarkanlah isu perpecahan tersebut kita pahami sebagai bumbu penyedap dalam dinamika organisasi kita, yang dapat memacu semangat kita untuk terus memperbaiki kinerja kita,anda sepakat wahai saudaraku?

Wahai saudaraku yang kami cintai karena Allah...
Kami melihat untuk saat sekarang kondisi dinamika pergerakan relawan sedang jumud, berjalan monoton, para aktivisnya kehilangan semangat untuk berharokah, pemikiran kreatif seakan tercerabut dari para aktivisnya. Menyebabkan para aktivis relawan jenuh dan bosan menjalankan gerbong organisasi relawan, akibatnya gerbong ini berjalan ditempat, ibarat kereta gerobak besar yang beroda segi empat berisi muatan roda-roda berbentuk bulat, di dorong oleh segelintir orang dengan tali pedati diikat di leher sang pengendali gerobak. Akibatnya gerobak tersebut berjalan di tempat, para pendorong dan pengendali sudah mengeluarkan semua tenaga tetapi tetap saja susah bergerak, karena seharusnya roda bulat berfungsi sebagai roda digerobak tersebut supaya berjalan lancar malah diposisikan sebagai beban bagi gerobak tersebut.

Mungkin gambaran kondisi organisasi relawan seperti gerobak besar tersebut, dan posisi kita mungkin seperti roda bulat yang menjadi beban gerobak, menjadi beban diorganisasi ini, bisakah kita mengubah kondisi kita dari beban organisasi menjadi roda penggerak organisasi sehingga kejumudan dan mati kreatifitas dapat teratasi ?

(forum ini adalah sebagai forum curah gagasan dan kritik yang membangun, anda boleh mengomentarinya..sok atuh...!!!)

BSD City, 7 Januari 2008, kami masih cinta relawan...
Read more...

Entri Populer

 
News & Artikel Abu Hylmi © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here